BTP|29🕊

457 53 0
                                    

▪︎ 𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐟𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 ▪︎
𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐀𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰, 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐧𝐲𝐚.
𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🤍

▪︎▪︎▪︎

Saat tengah asik-asiknya Ziva melamun, tempat kosong di sebelahnya mendadak terisi dengan botol minuman yang berada tepat di depan wajahnya.

Ziva menoleh ke samping, tersenyum kecil saat tau siapa orang yang mendadak menganggunya itu—Kenaka.

"Ngapain di sini?" tanya Ziva sambil menerima minuman yang di sodorkan oleh Ken.

"Gak sengaja liat lo, yaudah gua temenin aja—eh? Lo sendiri, kan?" Ken menatap ke sekeliling, takut Kakak kelasnya ini bersama orang lain.

"Santai aja, gua sendiri kok," ujar Ziva yang kembali tersenyum pada Ken.

"Jadi ... sekarang gua yang nanya, lo lagi ngapain di sini, Kak?"

"Lagi ngedinginin otak yang berasa abis kebakar," sahut Ziva sambil tertawa pelan. Tak lama tawanya terhenti saat ia mengingat sesuatu, "oh iya, Ken. Lo sering nanyain gua ke Tasya?"

"Ah, tentang itu—" Ken menegakkan tubuhnya, mengubah posisinya menghadap Ziva dengan raut wajah yang berubah bersalah, "gua minta maaf tentang itu, Kak. Pasti Tasya ngamuk ke lo, yah?"

Ziva menggeleng pelan, "gak usah minta maaf, gua gapapa. Tapi lain kali gak usah nanyain gua ke dia, kasian pacar lo—"

"Temen, Kak! Gua gak pacaran sama Tasya. Bahkan gua sama sekali gak suka sama dia."

Ziva tertawa saat Ken menyela ucapannya dengan penuh ketegasan, seakan tengah memberi tahu padanya agar ia tidak berpikir yang tidak-tidak.

"Jadi, tuh bocah yang ngarep sendiri?" tanya Ziva.

Ken mengusap belakang lehernya, ia tidak tau harus mengatakan apa pada Ziva, ia takut salah bicara dan membuat Kakak kelasnya ini marah padanya.

"Kak, gu-gua gak bermaksud—"

"Bukan masalah buat gua. Persetan dengan apa yang mau lo lakuin ke dia, gua gak masalah. Bahkan gua bakal ngerasa seneng kalo lo mainin dia."

"Kak?" Ken menatap binggung sekaligus tak percaya pada Ziva yang saat ini malah tertawa. Pasalnya Tasya adalah adik dari gadis di sampingnya ini—bukan orang asing.

"Kenapa? Keliatan banget yah gua jahatnya? Gapapa, Ken. Lo boleh mikir gua kaya gitu, karna itu emang kenyataanya. Tasya—temen lo itu, gua benci banget! Pengen banget gua liat dia nangis karna disakitin—kalo perlu dibuat hancur! Entah sama siapa pun." Penjelasan Ziva itu semakin membuat Ken merasa tak percaya. Apa yang baru saja dikatakan oleh Ziva membuat semua yang ia kira tentang kakak kelasnya ini ternyata salah besar. Ziva tidak seperti yang dirinya pikirkan.

"Tunggu!" Raut wajah Ziva berubah serius saat ia kembali mengingat sesuatu. Kedua tangannya terangkat, menangkub wajah Ken dengan sorot mata menyelidik.

"Ke-kenapa, Kak?" tanya Ken, gugup.

"Ah, tepat! Lo cowok yang dulu gua liat di pinggir toilet lagi ciuman." Ziva menjauhkan kedua tangannya dengan membulatkan matanya. Ziva merasa bahagia karna kini ia tau alasan di balik wajah tidak asing Ken di matanya, pemuda itu yang dulu tak sengaja ia pergoki meski hanya sesaat.

"Berani juga lo, De." Ziva kembali tertawa sambil menggeleng pelan.

"Kak, serius?" Ken bertanya dengan wajah blanknya. Ia merasa malu sekaligus terkejut.

𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐟𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang