▪︎ 𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐟𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 ▪︎
𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐀𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰, 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐧𝐲𝐚.
𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🤍▪︎▪︎▪︎
Pagi ini terasa begitu berbeda, tidak ada candaan atau pun sesuatu yang membuat hangat suasana. Diamnya antara Ziva dan Azka sangat jelas terasa dari pada diamnya Geri dan Siska.
Mereka tidak ada yang berani untuk mencairkan suasana, terlalu takut dan berakhir semakin memperburuk keadaan. Jadi lebih baik memilih acuh dan menikmati sarapan yang berada di hadapan mereka.
"Gua sama Maura mau ke pantai, ada yang mau ikut?" tanya Geri, mulutnya begitu gatal untuk berbicara.
"Gua sama Ken ikut!" sahut Vino sambil merangkul Ken yang duduk di sampingnya.
"Kak, lo ikut?" Ken bertanya pada Ziva, membuat mereka seketika diam. Namun tidak dengan Azka, pemuda itu kini tengah mengeram kesal sambil menatap tajam pada Ken.
"Ikut, kayanya seru berenang di sana," kata Ziva yang kini menujukan raut wajah senangnya, padahal Ziva sangat sadar dengan tatapan tajam dari pemuda yang duduk di sebrang sana.
"Ziv—"
"Gua ke kamar dulu, mau ganti baju." Ziva menyela ucapan Vino, bahkan dirinya berucap sambil beranjak dari kursinya.
"Sarapan dulu," kata Vino yang sama sekali tidak digubris oleh Ziva. Gadis itu malah langsung berlari menaiki tangga, berlalu pergi menuju kamarnya.
Tak lama setelah kepergian Ziva, Azka ikut beranjak dari tempatnya—berlalu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Azka benar-benar merasa muak berada satu meja dengan bocah sialan itu—Ken. Apalagi pandangan pemuda itu pada Ziva yang terlihat berbeda, membuatnya ingin sekali memberi pelajaran hingga bocah sialan itu tak lagi berani menatap pada Ziva.
"Sialan!"
Azka tersentak saat sadar jika ia menerobos masuk ke dalam kamar Ziva. Demi tuhan, dirinya tidak sadar, Azka terlalu hanyut dalam rasa kesalnya tanpa menyadari tujuannya.
Kembali dalam kesadarannya, saat Azka tau jika Ziva tengah berganti baju—dengan cepat ia menutup pintu.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Ziva dengan judes.
"Ganti baju!"
"Ini kamar gua, bukan kamar lo."
"Baju gua ada di koper lo!"
Ziva diam, ia tak lagi membalas ucapan Azka.
"Apa tujuan lo ngelakuin itu? Kalo sebatas permainan, seharusnya lo tau kalo yang lo lakuin itu berlebihan! Lo gila, Zivanya!" sentak Azka dengan penuh kekesalan.
Ziva yang semula hendak keluar, kini kembali berbalik, mendekat pada Azka.
"Ngapain harus semarah ini? Biasa aja kali, lo berdua 'kan gak sampai ciuman," kata Ziva sambil tertawa.
"Zivanya! Gua benci lo yang kaya gini!" bentak Azka.
"Kaya gini yang kaya gimana maksudnya?" tanya Ziva dengan satu tangan terangkat, mengusap bibir tebal Azka yang kini begetar menahan marah.
"Kayanya ciuman kita gak terlalu parah sampe bikin bibir lo luka." Ziva kembali tertawa saat Azka menepis kasar tangannya.
"Apa yang lo sembunyiin dari gua?" tanya Azka yang membuat Ziva menatap bingung padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐟𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧.✔
Teen Fiction• 𝐁𝐞𝐫𝐭𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧𝐦𝐮 𝐩𝐚𝐝𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫-𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐬𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢. • • • Ziva dan Azka adalah sepasang kekasih yang telah menjalin hubungan untuk waktu yang cukup lama. Hubungan keduanya juga tak serta-merta s...