▪︎ 𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐟𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 ▪︎
𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐀𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰, 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐧𝐲𝐚.
𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🤍▪︎▪︎▪︎
Seharian ini Ziva hanya berbaring di tempat tidur, rasa pusing pada kepalanya membuat gadis itu tidak masuk sekolah dan tidak bisa ke mana-mana.
Membosankan memang, tapi ada rasa tenang selama dirinya tidak masuk sekolah, seolah ia tengah terbebas dari sesuatu yang selalu membuatnya naik darah.
Pagi tadi mamahnya sudah menjaganya, membuatkannya bubur hingga memberinya obat. Ziva menyukai itu, apa yang sedari dulu tidak pernah ia rasakan akhirnya Ziva rasakan—kasih sayang dari mamahnya saat dirinya sakit.
Sedari dulu mamahnya tidak pernah peduli padanya, bahkan terkesan acuh. Mamahnya hanya akan menyuruhnya untuk minum obat saja jika ia mengadu tengah sakit, tapi sekarang tidak lagi, mamahnya memberikan perhatian, menjaganya bahkan menghawatirnya.
"Ziv!"
Ziva yang tidak sepenuhnya tertidur itu kini kembali membuka matanya, menatap pada Raka yang baru saja masuk dan berbaring di sampingnya.
"Lo beneran sakit atau—"
"Gua gampar, mau?" Ziva menyela cepat ucapan Raka dengan nada sewotnya.
Raka tertawa pelan sembari memiringkan tubuhnya menjadi menghadap pada Ziva, "lo tuh emang bener-bener ganas yah, lagi sakit aja masih bisa ngegas." Tawa Raka semakin kencang saat Ziva memberinya cubitan. Bukannya merasa sakit, Raka malah membawa Ziva ke dalam pelukanya.
"Lo napa sih? Gua yang sakit malah lo yang manja," Heran Ziva, pemuda itu terus saja mencium puncak kepalanya.
"Harusnya lo seneng gua kaya gini ke lo, jarang-jarang 'kan gua perhatian kaya gini," kata Raka yang membuat Ziva memutar malas bola matanya.
"Cari pacar sana! Geli banget gua sama lo yang kek begini, serem anjing." Ziva mendorong kasar tubuh Raka agar menjauh darinya.
"Kapan-kapan aja gua punya pacarnya, soalnya masih ada lo yang belum sepenuhnya gua kasih bahagia," sahut Raka sambil mengubah posisinya menjadi duduk, mengambil gelas berisi air dan beberapa obat yang berada di atas meja, kemudian memberikannya pada Ziva.
"Mamah tadi telepon gua, dia minta gua buat nyuruh lo minum obat."
Tanpa banyak bicara, Ziva mengambil obat dan gelas yang diberikan oleh Raka, memasukkan obat ke dalam mulutnya bersama dengan air yang Ziva minum, kemudian memberikan kembali gelas pada Raka.
"Azka tau lo sakit?" tanya Raka yang dibalas anggukan oleh Ziva.
"Terus kenapa dia gak ke sini?" tanyanya lagi yang kini dibalas gelengan pelan oleh Ziva.
"Yaudah lah. Balik tidur gih, istirahat yang banyak biar cepet sembut," titah Raka sambil membantu menyelimuti Ziva, turun dari kasur dan berlalu pergi—membiarkan adiknya itu beristirahat.
•
•
•Ziva terbangun saat tubuhnya terasa begitu berat—seolah ada yang menindihnya. Perlahan kedua matanya terbuka dan ternyata Azka yang tengah memeluknya, pantas saja tubuhnya terasa berat dan juga sesak.
"Udah mendingan atau masih pusing?" Ziva mengerjapkan matanya saat Azka bertanya tanpa mengalihkan pandangan pemuda itu dari ponsel.
"Dari kapan di sini?" tanya Ziva sambil berusaha menjauhkan diri, tetapi Azka malah mengeratkan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐟𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧.✔
Teen Fiction• 𝐁𝐞𝐫𝐭𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧𝐦𝐮 𝐩𝐚𝐝𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫-𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐬𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢. • • • Ziva dan Azka adalah sepasang kekasih yang telah menjalin hubungan untuk waktu yang cukup lama. Hubungan keduanya juga tak serta-merta s...