chapter 1 Dandelion

74 16 9
                                    

Aku terbiasa melihatnya, aku terbiasa dengan sapanya, aku terbiasa dengan tingkahnya yang konyol, aku terbiasa dengan kehadirannya, aku terbiasa dengan perlindungannya. Katakanlah aku bergantung pada sosoknya.

...

"

"Shua, tolong dong sekalian sprite gue di kulkas. Mumpung lu lagi di dapur." Teriak Ara dari arah ruang tv, sedang nonton drama.

Ya, laki laki itu adalah Joshua. Teman dekat laki laki satu satunya sekaligus musuh yang sedang berkunjung ke rumahnya.

"Ga usah teriak Ra, gue denger." Jawab Joshua yang sedang meletakkan gelas diatas meja.

"Ya, gue takut lu ga denger. Kuping lu kan kadang suka eror." Timpal Ara

Joshua memutar matanya jengah. Segera mengambil sprite yang dipinta Ara. Beginilah Ara, suka memancing emosi Joshua. Susah ditebak, kadang cerewet, kadang cuek, kadang aktif, tapi lebih sering mageran. Suka sekali minum sprite.

Joshua mendudukan dirinya disamping Ara yang masih memfokuskan pandangannya pada layar tv.

"Nih" ucap Joshua menyodorkan sprite ke arah Ara.

"Terima kasih Joshua yang baik hati."

"Hhhhhmmmmm, sama sama." Jawabnya. "Drakor lagi?" Lanjut Joshua bertanya.

"Menurut lu?" Jawab Ara malas. Jelas jelas ia tau apa yang sedang Ara tonton.

"Ya, kan nanya doang Ra. Ketus banget."

"Pertanyaannya terlalu basi shua. Kan lu liat gue lagi nonton apa." Tetap tidak mengalihkan pandangannya dari layar tv.

"Ra, lu udah makan belum?." Tanya Joshua belum menyerah.

"Belum" jawab singkat Ara.

"Bunda, ga masak ya Ra?" Joshua belum menyerah

"Masak. Liat aja di meja makan."

"Makan yuk, Ra." Ajak Joshua.

Tak ada jawaban dari Ara.

"Ara, makan yuk." Joshua sedikit mengguncang bahu Ara, agar Ara mengalihkan pandangannya.

"Joshua berhenti caper (cari perhatian)." Akhirnya Ara mengalah. Dan beralih sedikit menghadap Joshua yang berada di samping kanannya.
"Lu kalo mau makan, ya makan aja. Kaya biasanya. Please deh, ini bukan pertama kalinya lu ke rumah gue." Lanjut Ara

"Pengen makan ada temennya Ra. Lu kan tau, gua lebih sering makan sendiri di rumah. Gua kesini kan pengen ditemenin Ra." Ujarnya

Fakta tentang Joshua. Ia adalah anak tunggal. Ibunya meninggal sejak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 3. Dia tinggal dengan ayahnya yang super sibuk dengan pekerjaannya sebagai pengusaha. Rumahnya selalu sepi. Itulah alasannya ia sering berkunjung ke rumah Ara, mencari teman.

Menurut Ara, Joshua dalam mode anak tunggal sangatlah menyebalkan. Membuatnya merasa seperti seorang kakak untuk Joshua. Walaupun umur Ara 1 tahun lebih muda dari Joshua. Karna Ara seorang kakak dari dua adik, ia paham betul bahwa Joshua sedang meminta perhatiannya.

"Yaudah ayo adik Joshua." Ledek Ara, dan mulai beranjak dari duduknya dan menarik baju bagian pergelangan Joshua.

Joshua tersenyum penuh kemenangan. Mengikuti langkah Ara didepannya dan memperhatikan bajunya yang ditarik Ara.

Mereka makan dalam keadaan hening. Baik Ara maupun Joshua terbiasa makan tanpa suara. Hanya terdengar dentingan garpu dan sendok.

Selesai makan, Ara mencuci piring yang dipakainya dan Joshua.

DANDELION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang