Chapter 19 Dandelion

7 2 0
                                    

Jika sakit ku, juga sakit mu
Maka biarkan bahagia mu, menjadi sumber bahagia ku pula
Senyum mu adalah senyum ku juga
Mari saling berbagi untuk waktu yang lama. Berbagi tawa, berbagi bahagia maupun berbagi duka.

.*. *. *.


"Pelik banget ya, rumah tangga orang tua gue." Katanya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tuhan menguji seseorang, sesua dengan kesanggupannya, Ra." Kata Joshua mencoba menefnangkan, Ara.

"Tapi, ini keterlaluan, shua."

"Gue tau. Kadang gue bersyukur karna gue gak ada diposisi, lu. Kadang juga, gue berfikir, lu hebat BANGET. Tuhan memilih lu untuk jadi yang paling kuat diantara yang kuat, Ra." Imbuhnya.

Ara merasa, hari ini sangatlah panjang untuk dilalui. "Sakit banget, saat cinta pertama seorang anak perempuan, ia malah menghancurkan sekaligus mengecewakannya. Rasanya, gue mau protes sama Tuhan, kenapa skenario yang Tuhan buat, untuk hidup gue gini banget jalannya". Ara menangis, "gak ekspek banget akan kaya gini jadinya." Tambah Ara.

Joshua masih tetap setia mengusap lembut pucuk kepala, Ara. Menyalurkan rasa kasih sayang yang ia miliki untuk gadis tangguh ini.

"Gue berharap setelah ini, lu bahagia, Ra. Gue rasa, masalah ayah kandung lu, selesai, Ra. Mungkin emang jodoh bunda sama ayah berakhir dari 5 tahun yang lalu. Namun, belum disadari. Baru hari ini, semuanya benar-benar berakhir." Kata Joshua.

Ara menghapus air matanya. Benar apa yang dikatakan oleh, Joshua. Sekarang, Ara harus menenangkan bunda, serta memberi pengertian kepada ila. Mungkin, David sudah mengerti apa yang terjadi. Ia berharap setelah ini, semua akan baik-baik saja, termasuk permasalahannya dengan sang ayah tiri yang belum memiliki titik terang. Bahkan, ia tidak tau dimana ayah tirinya berada sejak tiga tahun yang lalu.

"Gue ngerepotin lu, ya shua?" Tanya Ara tiba-tiba.

Joshua menempelkan telapak tangannya pada kening, Ara. "Lu akan semakin ngerepotin kalo lu tetep gak mau minum obat, lu." Jawab Joshua.

Ara menatap Joshua, ia bangun dari posisinya, segera minum obatnya, dibantu Joshua. Seperti anak kecil, Joshua menyuapin obatnya dan Ara menggenggam minumnya. Ini bukanlah pertama kalinya bagi Joshua. Dia tau betul, bagaimana Ara saat minum obat. Setelah membantu ara meminum obatnya, Joshua berdiri dari duduknya, beranjak dari sana menuju lemari, tempat dimana cemilan berada. Mungkin, berjaga-jaga ketika ia tidak bisa tidur, dan membutuhkan cemilan.

Joshua akan menemani Ara sejauh dan semampu yang ia bisa. Apapun akan ia lakukan untuk, Ara. Ia berharap, Tuhan akan mengabulkan segala permohonan baiknua untuk, Ara.

Joshua kembali, ia mihat Ara yang masih duduk. "Kenapa belum tidur?" Tanyanya.

Ara menoleh pada Joshua yang menghampirinya, "bantal gue belum balik" jawabnya santai.

Joshua mendudukan dirinya ditempat semula, "uuuu, cup cup cup, sini sini." Meletakan 2 toples cemilan diatas meja. Ia sedikit meledek Ara. Untuk mencairkan suasana.

Ara menatapnya malas, tapi tetap saja berbaring diatas aja Joshua. Joshua yang melihatnya pun tersenyum. Ia mengusap kepala Ara pelan. Selalu memberikam rasa nyaman, yang membuat Ara malah merasa ngantuk. Ia memejamkan matanya, menikmati usapan demi usapan yang Joshua berikan. Joshua selalu dan selalu berharap, setelah ini tak akan ada lagi masalah besar untuk Ara, juga keluarga kecilnya. Ia ingin, Ara melanjutkan hidupnya dengan rasa bahagia tanpa tekanan yang memberatkannya. Enjoy dalam menghadapi hidupnya dengan kebebasan.

Bunda bangun pada jam rutin seperti biasa. Karna harus menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya. Melihat sebentar ke ruang tamu, ternyata Ara masih tertidur lelap dalam posisi yang bunda lihat sebelum ke kamar tadi malam. Joshua yang bersandar pada sandaran sofa, dengan tangannya yang menumpu diatas kening, Ara. Sungguh manis sekali perlakuan Joshua pada, Ara.

Bunda menatap keduanya sendu, "semoga kalian berdua mendapatkan kebahagiaan tanpa rasa sakit ataupun takut kehilangan." Ucap bunda dalam hati. Lantas berlalu meninggalkan keduanya menuju dapur. Tadinya, bunda ingin mengetahui keadaan Ara, apakah masih demam atau sudah lebih baik, tapi terhalang oleh tangan Joshua.

.

.

.

Waaaahhhh, nona up lagi nih readers kesayangan nona. Selamat menikmati bacaannya readers.

Maaf ya, nona up agak pendek dari biasanya. Lagi error hp nona xixixii

Jangan lupa tinggalkan vote dan comment ya...

Semoga selalu bahagia untuk para readers kesayangan nona. Berbahagialah menghabiskan tahun ini. Mari menata harapan untuk tahun yang akan datang beberapa hari yang akan datang.

Semoga segala harap dan do'a terkabul ...

~ to be continue ~

~ to be continue ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DANDELION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang