Chapter 20 Dandelion

11 2 0
                                    

Aku tidak tau akhir cerita seperti apa
Yang ku tau, senja akan selalu datang kembali, meski gelap malam merenggutnya
Dia tau caranya pergi tanpa menyakiti.
Memberikan kenangan indah tanpa meninggalkan luka
Dan dia, tau aku selalu menunggunya untuk datang lagi dan lagi

.*. *. *.

Bunda menatap keduanya sendu, "semoga kalian berdua mendapatkan kebahagiaan tanpa rasa sakit ataupun takut kehilangan." Ucap bunda dalam hati. Lantas berlalu meninggalkan keduanya menuju dapur. Tadinya, bunda ingin mengecek keadaan, Ara, tapi terhalang olej tangan Joshua.

Tak lama setelah bunda berlalu, Joshua terbangun. Kepalanya sedikit pegal, karna posisi tidurnya yang duduk bersandar. Menyadari keberadaan Ara, Joshua segera menempelkan telapak tangannya pada kening ara, untuk mengecek suhu badan, Ara. Ia bersyukur, demam Ara tidak berlanjut, pipinya juga sudah tidak Semerah tadi malam, hanya bibirnya yang sedikit robek agak membiru. Joshua ingin membangunkan Ara, tapi ia tak tega. Ia ingin memindahkan posisi kepala Ara, tapi ia takut Ara terbangun. Yang ia lakukan, mengecek ponselnya. Ternyata ada pesan dari papah, dan 2 panggilan tak terjawab.

Joshua melihat pesan dari papahnya, setelah itu, ia segera menghubungi sang papah.

"Hallo, morning, Joshua."
Suara dari sebrang
telpon menyapa.

"Hhhmm, morning too, pah.
Papah udah dijalan?"
Balas joshua dan bertanya.

"Papah menuju bandara.
Kamu jaga diri baik-baik"

"Iya, pah"

"Papah udah titip mba Ike beli
Cemilan untuk stok kamu dirumah.
Papah juga transfer uang ke rekening
Kamu untuk makan"

"Iya, Joshua udah baca
Pesan papah."

"Jangan sakit, papah titip salam
Untuk Ara. Kamu jangan
Ngerepotin, Ara."

"Iya iya, ok. Aku gak ngerepotin, ya."

"Yaudah, kalau gitu papah matiin
Telponnya, ya."

"Hhhhmmm, papah hati-hati.
Cepet pulang."

"Selesai kerjaan, papah langsung pulang"

"Oke"

Sambungan telpon pun terputus.
Johua mendengus ketika mendengar papah mengucapkan jangan ngerepotin, Ara katanya. "Emang, papah tau apa?" Gumamnya, yang tak menyadari bahwa Ara sudah membuka matanya, sedang memperhatikan Joshua.

"Kenapa pagi-pagi bete? Kenapa bawa-bawa nama gue?" Tanya Ara yang mengejutkan Joshua.

"Ara! Ngagetin, lu." Kesal Joshua pada, Ara.

"Lagian serius banget, kenapa?" Tanyanya sambil bangun dari tidurannya.

"Bokap gue ke Batam, seminggu" jawab Joshua masih terlihat kesal. Entah kesal karna papah, atau juga karna Ara yang mengejutkannya. Sepertinya, keduanya.

"Ya, terus. Bukannya udah biasa, ya? Heran Ara. Joshua ini sudah sering ditinggal keluar kota, bahkan keluar negeri sama papahnya, tapi kenapa sekarang bete gini? Pikir Ara.

DANDELION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang