Chapter 3 Dandelion

38 15 5
                                    

    Jadi aku memang tidak mudah. Tapi, aku juga tidak bilang bahwa jadi kalian itu mudah. Hidup tidak selamanya berjalan dengan manis. Sesekali kita juga mengecap rasa asam, pahit, kecut dan berbagai kombinasi rasa lainnya.

...

Setelah kepergian bundanya, Ara bergegas ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. sebelum ke bawah untuk mengecek kedua adiknya.

Selesai dengan kegiatan bersih bersihnya, Ara mengecek ponselnya yang menandakan ada pesan masuk.

Ternyata dari Joshua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata dari Joshua.
Ara segera membuka pesan dan membalasnya.

Ara segera membuka pesan dan membalasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara tak membalas lagi. Menyimpan ponselnya di atas nakas dan berjalan keluar menghampiri kamar David.
Sebelum memutar kenop pintu kamar David, Ara mengetuknya terlebih dulu, dan dipersilakan masuk oleh sang pemilik kamar.

"David." Panggil Ara, ketika melihat David duduk di kursi meja belajarnya.

"Ya, mba." David menoleh ke arah Ara.

"Belajar apa?." Tanya Ara menghampiri David.

"Sejarah, mba." Menunjukan apa yang ia kerjakan.

Ara mengangguk melihat tugas yang dikerjakan David.

"Ada yang bisa mba bantu?." Tanya Ara menawarkan bantuan.

"Sejauh ini, David bisa mba. Nanti kalau David kesulitan, David minta tolong mba Ara." Jawab David meyakinkan Ara, dan kembali fokus pada tugasnya.

"Yaudah kalau gitu, mba liat ila dulu ya." Pamit Ara dan berjalan ke arah luar untuk kembali ngecek keadaan adiknya yang lain.

Sampai didepan pintu kamar bertuliskan Naila, Ara mengetuk pintunya.

"Ya, mba. Masuk aja." Sahut ila didalam kamar. Sudah tau bahwa yang mengetuk pintu adalah mba nya. Karna sang bunda sudah pamit keluar rumah.

DANDELION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang