Perpisahan bukanlah suatu hal yang dapat dipersiapkan. Mau tak mau, rela tak rela, hukum alam itu akan tetap ada. Tidak juga menjadikan perpisahan akhir dari sebuah cerita. Bisa jadi, dengan perpisahan, kita dapat membuat kisah baru dengan bumbu pelajaran didalamnya.
...
Joshua tak menggubris Ara. Dia malah meninggalkan Ara menuju tempat camping. Berbincang sekaligus menyewa tempat pada pengurus tempat sekitar.
Ara menyusul Joshua yang sedang mengeluarkan tenda. Memasangnya bersama. Memasuki tempat mendaki bukanlah sesuatu yang baru untuk keduanya. Jadi, hanya sekedar memasang tenda, bukanlah hal yang sulit.Tenda berdiri mereka menggelar matras sebagai alas. Duduk berdua didalam tenda, membiarkan pintu tenda terbuka.
"Mau kemana?" Tanya Ara yang melihat Joshua bangkit dari duduknya.
"Beli cemilan, beli kopi, lu mau nitip apa?" Tanya Joshua menawarkan.
"Mau cokelat seduh. Tapi es, ya." Jawab Ara mengundang tatapan tajam dari Joshua.
"Oke" Joshua meninggalkan Ara dengan wajah datarnya.
Ara diam didalam tenda. Menyalakan ponselnya, memotret sekitar. Selesai dengan aplikasi kamera, Ara mengetikan sesuatu. Yang pastinya akan ia salin dalam buku catatan miliknya. Untuk bahan karya tulisnya.
.
Joshua kembali dengan menenteng beberapa macam camilan dan dua gelas minuman. Satu untuknya, dan satu lagi pesanan Ara.
Joshua menyerahkan minuman milik Ara."Joshua, kok panas. Gue kan pesennya es." Protes Ara karna pesanannya tidak sesuai.
"Gue tau ini siang. Tapi, siangnya Bogor sama Bekasi itu beda Ra. Apalagi di dataran tinggi gini."
"Yaudahlah" pasrah Ara
Joshua duduk berhadapan dengan Ara. Ditengah tengah mereka, ada camilan yang dibeli Joshua tadi.
15 menit berlalu, masih saling diam menikmati udara serta pemandangan sekitar."Joshua, kira-kira kalau ayah gue rujuk sama bunda, gimana ya?" Tanya Ara tiba-tiba.
"Bagus dong" jawab Joshua serlah menyeruput kopi miliknya.
"Gue takut ayah ngelakuin hal yang sama." Ungkap Ara, menyampaikan apa yang selama ini mengganggu pikirannya.
"Gue yakin, ayah lu ga gitu."
Flashback on
15 Oktober 2018, malam hari.Ketika sang ayah sedang bekerja, ternyata ayahnya jatuh sakit dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Saat itu, bundanya tidak mengetahui keadaan sang suami. Bunda yang dirumah mendapat telpon dari rekan kerja sang suami di kantor. Yang mengatakan bahwa suaminya dibawa ke rumah sakit. Mendengar itu, bunda bergegas menyambar tas dan kunci mobilnya menuju rumah sakit yang diberitahu oleh rekannya itu."Ara pulang!" Pekik Ara memasuki area rumahnya.
Tak ada jawaban. Ara bingung, kemana bundanya pergi. Tumben sekali pikirnya.
Ara mengambil handphone dari dalam tas dan segera menghubungi sang bunda. Untuk menanyakan dimana keberadaan sang bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION
Teen FictionAra menyembunyikan semuanya. sedih, marah, kecewa menjadi satu. Dia ingin marah pada takdir, tapi itu percuma! Ara tau, "yang digariskan untuknya tak akan pernah dia lewati. Sedangkan yang tidak digariskan untuknya, perjuangan sebesar apapun tak aka...