Kuat sekali tokoh utamanya. Berkali-kali dibuat patah oleh realita, tapi tetap bangkit untuk tokoh pendampingnya.
Baginya, ditemani sang penjaga hati adalah kekuatan terbesarnya. Nafasnya, hidupnya, bahkan jiwa dan raganya akan bahagia jika bersama tokoh pendamping.Ia akan tetap bertahan pada ruang yang hanya diisi olehnya dan pujaan hatinya.
.*. *. *.
Joshua menghela napas pelan. Sepertinya, Ara mempunyai hobi baru. Ya, ninggalin Joshua.
Sebenarnya, Joshua tau, siapa yang sedang Ara amati. Ia sudah berdiri dibelakang Ara, saat ara sedang merekam sang ayah. Joshua memilih diam, menunggu Ara bercerita kepadanya. Dan dapat Joshua pastikan, bahwa Ara akan menyimpannya sampai ia benar-benar siap bercerita, atau bahkan sampai ia tak bisa menyimpannya seorang diri.Joshua itu tipe yang pengertian. Ia akan menghargai privasi Ara, sampai Ara sendiri yang akan berbagi padanya.
Mereka makan dalam keadaan hening. Setelah selesai, Joshua bertanya pada Ara, "Ra, ada tempat yang mau lu tuju?"
Ara yang ditanya menoleh pada Joshua yang berada didepannya. "Hhhhmmm, enggak. Kan, lu yang ngajak" jawabnya
"Iya juga" batin Joshua
Sebenarnya, Joshua tidak tau mau kemana. Ia merasa sedikit rindu pada, Ara. Ingat ya, hanya sedikit. Pasalnya, selama dua hari ini mereka tidak bertemu. Bahkan, chattingan aja, enggak!. Seperti ada yang kosong, pikir Joshua.
"Ke mall, mau?" Tanya Joshua lagi. Bangkit dari duduknya, jalan ke arah dimana mobilnya terparkir.
"Kan, lu tau, gue gak suka jalan-jalan ke mall." Jawab Ara mengikuti Joshua.
"Ancol, mau?"
"Jauh lebih baik daripada mall," Semangat Ara.
Jadilah mereka pergi ke pantai Ancol.
Joshua mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.
Hening selalu tercipta saat didalam mobil. Joshua mencoba untuk memutar lagi KPop kesukaan, Ara.Jinaganeun dal Wiro
Saat lirik terdengar, Ara menoleh cepat ke arah Joshua. Terkejut. Kenapa harus lagi yawn - seventeen yang diputarnya. Ini terlalu sendu untuk suasana hati Ara yang sedang kacau.
Ara mematikan musik itu cepat, "yang lain aja, ya." Kata Ara menatap, Joshua.
"O-oke" Joshua terkejut dengan reaksi Ara.
Joshua memutuskan untuk tidak memutar lagi apapun. Ia lupa, kalau Ara sedang berada dalam situasi yang tidak bisa dimengerti.
Keadaan kembali hening, sampai ke tempat tujuan.
Sesampainya merek ditepi pantai, Ara dan Joshua melihat sekitar. Tidak terlu ramai pengunjung. Karna hari ini adalah hari Rabu, Bukan hari libur.
Sekarang pukul 16:14. Tadi, mereka sempat keliling sebentar untuk beli camilan. Ara sangat suka suasana ini. Semakin mendekati senja, semakin suasana hatinya merasa tenang. Tapi, tak menutup kemungkinan dalam pikirannya juga tenang. Tidak. Banyak suara yang berkecamuk dalam otaknya.
Joshua pun termenung, menikmati langit yang sebentar lagi akan berubah warna menjadi jingga. Dengan sinarnya yang memantul di laut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION
Teen FictionAra menyembunyikan semuanya. sedih, marah, kecewa menjadi satu. Dia ingin marah pada takdir, tapi itu percuma! Ara tau, "yang digariskan untuknya tak akan pernah dia lewati. Sedangkan yang tidak digariskan untuknya, perjuangan sebesar apapun tak aka...