Chapter 16 Dandelion

7 3 0
                                    

Tidak bisakah semesta bersahabat dengan ku, kali ini saja?
Tolong jangan permainkan perasaan seperti ini. Takdir begitu kejam pada hati yang terlalu rapuh tanpa pegangan.
Semua misteri seakan tetap menjadi minteri, tidak membiarkan ku menerka sesuatu yang bahagia.
Setelah ini, tolong berpihak pada ku, ya.

.*. *. *.

Dan lagi, siapa anak kecil itu?. Terlalu banyak yang harus diluruskan disini. Kebetulan yang sangat diluar ekspektasi, bunda. Sejak awal, bunda berharap bahwa, Ara bisa menerima kembali kehadiran sang ayah. Tapi nyatanya, cinta pertama yang seharusnya Ara dapatkan dari sang ayah malah justru sebaliknya.

Sepertinya, feeling Ara tidak salah. Dan pemikiran Ara pun, tidak salah bahwa "kesalahan apapun dalam berumah bisa tangga bisa dimaafkan, kecuali perselingkuhan." Memang faktanya seperti itu.

Pada bingung, siapa Dandi?
Beliau adalah teman dekat ayah. Sangat dekat. Bahkan sebelum ayah dan bunda memutuskan untuk berpisah, om Dandi sering sekali main ke rumah. Sudah punya istri dan juga 3 orang anak. Saking dekatnya dengan ayah, secara otomatis beliau juga dekat dengan bunda. Namun, kedekatan bunda dan om Dandi seringkali disalah artikan oleh ayah. Padahal kalau dilihat kembal, ayah juga dekat dengan istri juga anak-anak om Dandi. Tapi, bunda tidak pernah berpikir yang aneh-aneh, toh, mereka sudah berkeluarga. Dekat pun hanya sebatas teman. Apakah karna itu, awal mula kejadia 5 tahun lalu terjadi? Atau memang alasan ayah aja?.

"Aku dan anak-anak baik-baik aja setelah ditinggal mas Agus. Tapi, tiba-tiba kamu kembali seolah-olah memberikan selimut ditengah cuaca yang aku kira dingin, tapi ternyata cuaca sedang panas." Kata bunda memberikan perumpamaan.

Dari yang Ara lihat, sepertinya bunda mencoba untuk tetap terlihat kuat tanpa mengeluarkan air mata. Walaupun sebenarnya, mungkin bunda akan meraung di kamar setelah ini.

"Setelah aku amati, kemunculan kamu membuat tawa Ara luntur, kak. Aku kira, kamu menyadari kesalahan kamu dan berniat untuk memperbaikinya. Ternyata hanya dijadikan ajang balas dendam, ya. Dan kamu tau? Dendam kamu itu karna diri kamu sendiri. Aku berani bersumpah kalau aku gak ada hubungan lebih dari sekedar teman sama Dandi." Tambah bunda panjang lebar.

Ara menatap bunda dan ayah bergantian. Tatapannya semakin lama makin kosong. Joshua menyadari itu, ia mendekat ke arah Ara, menyentuh pundaknya pelan. Ara terkejut, mendapati Joshua disebelahnya. Tangan Joshua mengusap lembut pundak Ara, memberikan kekuatan yang ia bisa.

Ayah tetap diam, "maaf" gumamnya.

Bunda tertawa sinis, "MAAF KAMU BILANG!" sepertinya, emosi bunda sedang berada di ujung. Ara terkejut, mereka serempak menoleh pada bunda. Ara melihat pintu kamar bunda, ila dan David. Ia takut adiknya terganggu, meskipun agak jauh dari ruang tamu, tetap saja pekikan bunda bisa terdengar.

"5 tahun lalu kamu bilang maaf, tapi kamu ninggalin rumah, kak. Terus, kamu kembali mengulang semua kejadian lampau itu? TEGA KAMU, KAK! kamu gak pikirin 2 anak perempuan kamu? Dampak apa yang akan mereka dapat? Terlebih, Ara sudah dua kali menjadi saksi mata atas perbuatan kamu!. Mainan yang sedikir rusak, harusnya kamu perbaiki untuk membuat hatinya senang, tapi malah kamu banting sampai hancur, kak. Aku gak tau dimana jalan pikiran kamu!."

Kali ini, bunda meneteskan air matanya. Mungkin, karna rasa yang sangat sesak.
Tanpa sadar, Ara pun menangis dalam diam dengan tatapan kosongnya setelah mendengar penuturan bunda diakhir.

DANDELION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang