Setelah melakukan rangkaian pemeriksaan,kini perempuan yang sebentar lagi akan menjadi seorang ibu itu sedang duduk disebuah kursi malas ,dikursi itu pula dirinya akan melahirkan nanti.
Dibelakangnya terdapat Ashana yang sedang memijat serta mengusap ngusap punggungnya yang terasa remuk, sedangkan didepannya terdapat Zefan yang sedang menyuapinya makan.
Sesekali wanita hamil itu meringis kala merasakan kontraksi yang kembali datang.Tadi Dokter bilang ia baru memasuki pembukaan ke 2, itu artinya Caitlyne harus menunggu tujuh pembukaan lagi,untuk bisa mengejan. Sebenernya Caitlyne telah belajar proses melahirkan dengan metode tiup tiup yaitu metode pernafasan dengan meniup niup secara perlahan saat melahirkan, sehingga tidak perlu mengejan terlalu kuat.
Di kedua tangannya sudah terpasang infus, untuk memperkuat paru paru dan jantung bayi juga ibunya, karna mereka akan lahir di usia 34 minggu, sedangkan bayi normal siap lahir di usia 37-42 minggu. Itu artinya bayi Caitlyne akan lahir sebelum waktunya.
"Sshh...huft..." Ringisan itu selalu terdengar, membuat semua orang yang mendengarnya khawatir. Zefan selaku suami serta ayah dari bayi bayinya Caitlyne,tak tega melihat istrinya harus menahan sakit selama berjam jam.
Zefan terus mengecup istri dan juga perutnya, tangannya juga tak berhenti mengelus tempat tinggal sementara sang bayi.
" Di ajak jalan Zef, istrinya" ucap Ashana.
Zefan menyelipkan anak rambut yang mencuat ke belakang telinga Caitlyne sambil menatapnya lekat. "Jalan jalan bentar yuk!" Ajak Zefan pada istrinya.
Caitlyne menggeleng dengan wajah menahan sakit. Membuat suaminya mengerenyit "kenapa?" Tanyanya.
"S-sakith...gak kuat!" jawab Caitlyne lirih.
"Kita coba dulu, nanti kalo kontraksinya datang lagi,kita berhenti sebentar "
Caitlyne menatap suaminya sebelum melanjutkan ucapannya " bentar masih kontraksi " yang mendapat anggukan dari Zefan yang masih setia mengusap perut istrinya
"Eh gimana mau jalan kan perut aku gini?" Tanya Caitlyne lemah .
KAMU SEDANG MEMBACA
ქ & V
Aléatoire~𝙍𝙚𝙣𝙘𝙖𝙣𝙖 𝙃𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙒𝙖𝙘𝙖𝙣𝙖, 𝘽𝙪𝙠𝙖𝙣 𝘽𝙚𝙣𝙘𝙖𝙣𝙖! Bagaimana bisa sejak awal seluruh keluarga telah sepakat untuk menunda kehamilan demi menjaga mental kedua anaknya yang baru saja menikah karena perjodohan antar keluarga diusianya...