Hari ini Caitlyne berencana akan mendatangi tempat yang sudah di booking nya untuk acara ulangtahun si kembar dan juga gender reveal bayi yang masih ada didalam perut.
Acara akan dimulai besok. Tentu saja perempuan hamil itu sangat sibuk karena dirinya memaksa ingin ikut andil dalam pembuatan konsep untuk acaranya nanti. Sedangkan suaminya—Zefan mewanti wanti padanya untuk diam saja dan membiarkan semua konsep diserahkan pada yang bertugas, namun bukan Caitlyne namanya jika tidak bisa mebujuk suaminya yang sangat overprotektif itu.
"Tumben Zeline beliin baju layak pake, biasanya ngasih baju kurang bahan mulu" monolog Caitlyne sambil terus memutar tubuhnya untuk melihat Ootd nya yang terbilang bagus.
Ia mendapatkan pakaian itu dari Zeline yang memaksa untuk menemaninya berbelanja di mall seharian, sebenarnya Caitlyne sudah sangat susah sekali untuk bergerak bebas dan mudah lelah, tapi ia juga tak tega melihat Adik iparnya yang merengek seperti Anak Kembarnya dulu meminta ASI padanya.
Dengan perlahan perempuan hamil itu menuruni satu persatu anak tangga dengan tangan yang senantiasa menyangga perut bagian bawahnya.
"Cait, lo mau kemana?" Saat baru saja sampai diundakan tangga terakhir sosok Zeline tiba tiba datang dan bertanya kepadanya .
"Mau liat tempat buat party besok"
"Gue ikut dong. Bosen banget dirumah" Ujarnya memelas.
"Bosen ya? Mendingan lo bantu mbak cia sama mbak feli ngurus si kembar gih sekalian ajak mereka jalan jalan juga!"
Zeline mendelik menatap datar perempuan hamil dihadapan nya "Gue sih mau mau aja, tapi masalah nya anak anak lo itu kalo sama gue nakalnya minta ampun gue ampe kewalahan tau gak!"
Caitlyne terkekeh mendengar penuturan Zeline, dirinya juga sering kali merasa heran saat melihat kelakuan anak anaknya yang kerap kali mengusili tantenya itu dengan segala tingkah nakalnya.
"Kan ada mbak nya, jadi gak terlalu kewalahan juga, udah gih sana. Dari kemaren mereka kepengen main sama aunty nya!"
Walaupun sedikit berdecak dan ogah ogahan gadis itu tetap menuruti ucapan Caitlyne untuk segera menemui ketiga keponakannya yang sedang bermain di taman belakang rumah.
Setelah melihat perkembangan kondisi tempat untuk acara besok perempuan hamil itu kini sedang perjalanan menuju kantor suaminya. Karena tiba tiba tadi Zeline menghubungi jika anak anaknya menangis tantrum ingin segera menumui sang ayah. Akhirnya Zeline harus mengantarkan ketiga anak piyik itu dengan sangat terpaksa.
Benar saja ketika memasuki ruangan suaminya, Caitlyne melihat ketiga anak kembarnya sedang mengerumuni Zefan yang sedang fokus bekerja.
"Sayang..... hei itu Daddy nya lagi kerja loh, jangan digangguin terus! sini!!..."Ketiga anak itu mengalihkan perhatian nya pada suara ibunya yang baru saja datang. "Bun...nana..bunn...huaaaa!"
"Heh... apa si? Bunda gak ngerti!" Caitlyne mulai berjongkok dengan kesusahan, menyamakan tinggi badannya dengan anak anaknya.
Perempuan itu semakin kebingungan kala anak anaknya menjawab dengan bahasa yang sama sekali tak ia mengerti. Kini mereka pun sudah berguling-guling kesana kemari, geregetan karena tidak ada yang menuruti kemauan nya.
"Hey... Zio Zeo Zea coba tenang dulu ! Jangan nangis jangan tantrum, yang tenang oke? Bunda gak ngerti kalian mau apa!"
Anak anaknya masih belum tenang, membuat Caitlyne menghela nafas sembari melihat suaminya "Zef, ini anak kamu kenapa?" Tanyanya jengah.
"Mau jalan jalan mungkin?" Zefan menjawab dengan atensi yang masih terus fokus pada layar komputer.
"Terus?"
"Bentar dulu, nanggung ini harus dikirim sekarang juga"
Perempuan hamil itu kembali menghembuskan nafasnya, sebelum kembali melihat anak anaknya yang masih nangis tantrum. "Ayok sama bunda yuk jalan jalannya"
Ketiga anak itu semakin mengamuk, menghentak hentakan kakinya semakin keras pada lantai tak lupa suara tangisan yang kian mengeras "Daddy.....huhuhu..."
Caitlyne mengelus perutnya yang terus bergelombang, sebenarnya dari tadi ia menahan rasa sakit akibat tendangan dan gerakan anak didalam perutnya yang sangat kencang. Hari ini semua anaknya rewel termasuk bayi didalam perutnya juga.
"Kita duduk dulu ya!"
Caitlyne memeluk ketiga anaknya berharap luluh, namun mereka malah berontak hingga sedikit mengenai perutnya.
"Ssshhh....""Udah ayok!" Zefan tiba tiba berseru menghampiri istri dan anaknya. "Loh? Bunda kenapa?" Lanjut nya panik.
Perempuan itu mendonggak menatap suaminya lalu meminta bantuan suaminya untuk berdiri "Gak papa tadi kesenggol dikit sama anak anak eh dibales tendangan juga dari dalam jadi rasanya kaya double kill gitu"
"Beneran?" Caitlyne mengangguk sebagai jawaban.
"Yaudah.... Oke boy girl ayok kita jalan jalan, mau kemana emang?" Ketiga anaknya malah menggeleng dengan keadaan masih menangis.
"Loh kok gitu sih? Daddy minta maaf deh lama, kita ke kebun binatang aja gimana? tapi harus berhenti dulu nangisnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ქ & V
Random~𝙍𝙚𝙣𝙘𝙖𝙣𝙖 𝙃𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙒𝙖𝙘𝙖𝙣𝙖, 𝘽𝙪𝙠𝙖𝙣 𝘽𝙚𝙣𝙘𝙖𝙣𝙖! Bagaimana bisa sejak awal seluruh keluarga telah sepakat untuk menunda kehamilan demi menjaga mental kedua anaknya yang baru saja menikah karena perjodohan antar keluarga diusianya...