BAB 9

23 3 0
                                    

Jackson terbangun dari tidur pulasnya. Matahari sedikit mengintip masuk ke kamar. Dia merenggangkan otot dengan mengangkat kedua tangan. Masih duduk di atas kasur, terlihat kamarnya sudah rapi dengan koper yang sudah siap dibawa pergi.

"Jackson... Apa kamu sudah bangun?" Adam bergegas memasuki kamar, takut jika Jackson masih terlelap.

Namun dia langsung merasa lega karena penyanyi itu sudah bangun dari tidurnya meski masih terduduk lemas diatas kasur.

"Cepatlah bersiap, dua puluh menit lagi kita berangkat ke Bandara. Semua barangmu sudah dikemas ke dalam koper, pakaian sponsor yang harus kamu kenakan untuk ke bandara juga sudah diletakkan di ruang wardrobe. Aku tunggu di lobby lima belas menit lagi." Jelasnya begitu cepat hingga Jackson yang nyawanya masih belum terkumpul semua bingung apa yang sedang diucapkan oleh manajernya. Setelah itu Adam bergegas pergi keluar sambil membawa koper dan barang Jackson lainnya.

Tak lama penyanyi itu pun sudah bersiap untuk ke Bandara. Saat hendak meninggalkan Hotel, dia meminta ponselnya ke Adam karena ingin menghubungi Anna.

"Hyung... Berikan ponselku, aku ingin menghubungi Anna." Pintanya.

"Anna?" Tanya Adam terlihat bingung sambil mengeluarkan ponsel yang bercasing Buzz.

Diraihnya cepat ponsel tersebut tanpa melihat. Kemudian dia baru sadar ketika menatapnya, dibolak balikkan ponsel itu sambil menggeleng.

"Hyung... Bukan yang ini tapi ponsel satu lagi yang sengaja kamu beli disini, yang hanya berisi nomor Anna dan kamu." Jelas Jackson sambil memberikan kembali ponsel itu padanya.

Mereka berjalan cepat memasuki mobil yang sudah terparkir di depan lobby yang kiri kanannya telah dipadati oleh reporter dan para penggemar. Tak lupa Jackson mengulas senyum manisnya dan melambai kepada semua orang.

"Anna siapa? Ponsel yang mana? Ini satu-satunya ponselmu yang kupegang selama ini." Adam menjawab setelah kami memasuki mobil dan mulai melaju keluar hotel.

"Hyung, jangan bercanda! Berikan ponselku, aku harus menghubungi Anna, dia pasti menungguku menghubunginya" Seru Jackson serius, dia terlihat sedang tidak ingin bermain kata dengan manajernya.

"Jackson, dengarkan aku... Aku benar-benar tidak tahu siapa itu Anna, dan aku juga tidak pernah memberikanmu ponsel yang lain." Tegas Adam mencoba meyakinkan, namun Jackson tahu dia pasti berbohong, meski Adam bukanlah tipe seorang pembohong. Setidaknya selama dia mengenalnya.

"Mungkin kamu terlalu mabuk semalam akibat After Party. Kamu minum banyak sekali tadi malam hingga mereka harus menggotongmu keluar Club." Jelasnya lagi sambil menunjuk dua bodyguard yang sedang duduk di depan.

"Hyung, semalam aku bersama Anna. Aku tidak ada di pesta itu setelah pidato sambutanku." Jackson mencoba kembali untuk meyakinkan Adam bahwa pertemuannya dengan Anna adalah nyata.

"Lalu ini apa?" Tanya Adam sambil memperlihatkan foto-foto saat After Party semalam melalui ponselnya.

Dengan terkejut Jackson mengambil ponselnya, kemudian kembali melihat dengan jelas fotonya satu persatu. Disana terlihat dia sedang berada di After Party, di atas panggung dan juga di lantai dansa. Bahkan ada juga foto saat kedua bodyguard sedang menggotongnya.

"Ini tidak mungkin" Ucapnya cepat-cepat sambil mengembalikan ponsel manajernya.

Adam melihat kegelisahan Jackson yang mengira Kembali bahwa Anna tidak nyata. Hanya gadis yang berada di mimpinya. Dia pun tersenyum mengingat Kembali skenario dadakan untuk Jackson semalam.

My Future WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang