BAB 15

22 3 0
                                    

"Jangan biarkan dia masuk, aku tidak ingin menemuinya." Pinta Anna cepat.

Adam mencoba menenangkannya dengan menjawab OK kemudian dia keluar apartemennya dan hanya menyambut Jackson di depan pintu tanpa mempersilahkannya masuk ke dalam.

Anna mendengarnya memohon kepada Adam untuk menemuinya berkali-kali dan mengatakan samar-samar mengenai salah paham. Namun akhirnya Adam kembali masuk dan menutup rapat pintu unitnya kembali. Masih terdengar suara ketukan dan bel yang ditekan berkali-kali oleh pria itu dari luar namun diabaikan oleh Adam.

"Anna... Mungkin ada baiknya jika Aku menceritakan semuanya tentang Jackson setelah empat tahun lalu kamu meninggalkannya." Adam mencoba menjelaskan secara perlahan mengenai kondisi Jackson yang mulai berubah, dari yang sering minum alkohol saat konser, mengundang teman-teman wanitanya ke apartemen, dan masih ada beberapa hal lain lagi yang dibahas. Dia diam mendengarkan.

"Makanya orang tua Jackson meminta bantuanku untuk mengembalikan Jackson yang dulu dan aku menceritakan tentangmu. Awalnya orang tua Jackson ragu untuk memintamu, tapi aku mengatakan bahwa Jackson menemukanmu melalui mimpi jauh sebelum Jackson bertemu denganmu. Akhirnya mereka yakin untuk menemui dan meminta bantuanmu. Menurut mereka, kau seperti pasangan Jackson dari masa lalu yang sudah reinkarnasi" Kata Adam panjang lebar.

"Kemanapun kamu pergi dan berusaha menjauhkan dirimu dari Jackson, kamu PASTI akan kembali lagi kepadanya karena memang sudah menjadi takdir kalian untuk bersatu. Itulah anggapan orang tuanya." Lanjutnya lagi. Anna mencoba memahami penjelasan yang diberikan Adam.

"Jadi, sekarang aku harus menerima perlakukan Jack yang sudah menyakitiku karena aku ditakdirkan tidak bisa jauh darinya?" Tanyanya bingung mencoba menarik kesimpulan. Adam yang ternyata juga ikut bingung akhirnya menjawab.

"Pertanyaanmu ada benarnya juga tapi... Mungkin maksudnya hanya kamu yang bisa memperbaikinya. " Kata Adam sambil mengangguk cepat.

"Setidaknya cobalah dulu, lagipula... Menurut cerita yang aku dapat dari beberapa wanita yang diajaknya ke apartemen, ternyata mereka tidak melakukan itu. Mereka...... " Adam mencoba membisikkan kata-kata terakhir padanya yang didengarkan dengan seksama. Masih bingung dengan yang dikatakannya, Anna bertanya kembali.

"Memang apa bedanya?" Tanyanya. Adam yang mendengar pertanyaan itu justru menjadi gemas.

"Anna, mungkin kamu diciptakan dari kain sutra putih tak bermotif sehingga pikiranmu begitu halus dan polos." Jawab Adam sambil menggelengkan kepalanya. mengakhiri perbincangan dewasa yang masih membuat gadis itu bingung.

***

Waktu sudah menunjukkan jam lima pagi waktu Seoul. Anna pergi dari apartemen Adam dan Kembali ke unit apartemen Jackson untuk mengambil barang-barangnya yang masih tertinggal. Setelah tiba dilantai 35, dia mengendap-endap memasuki apartemennya. Terlihat Jackson tertidur pulas di sofa ruang santai tempat mereka berbincang semalam.

Sesaat terpikirkan olehnya bahwa mungkin badan Jackson akan sakit dan nyeri karena tidur dengan posisi tidak nyaman. Sehingga dia mengambil bantal dan selimut dari kamar mencoba menutupi dan membaringkannya. Jackson sedikit terusik dengan perlakuannya, namun kembali terlelap.

Dengan gerak cepat, Anna membereskan semua barang-barang dan memasukkannya ke dalam beberapa paperbag yang semalam diberikan Jackson dan pergi dari sana menuju ke penginapan diantar oleh Jun.

"Terima kasih Jun, kamu selalu baik padaku." Ucap Anna sambil keluar mobil setelah mereka tiba di penginapan.

"Beruntung semalam kamu tidak jadi ambil koperku dari penginapan, sehingga aku tidak perlu membawa banyak barang saat ini" Lanjutnya.

"Nona Anna." Panggil Jun.

Anna menoleh kembali padanya. Agak lama Jun terdiam kemudian melanjutkan lagi bicaranya.

"Kami semua mendukung anda... tolong pikirkan kembali mengenai Tuan Jackson." Katanya penuh harap.

"Aku... Masih perlu sendiri dulu, Jun. Mencoba memahami hal yang sedang terjadi. Jika sudah tiba waktunya, aku akan membuat keputusan. Lagi pula aku masih punya beberapa hari disini sebelum aku pulang. Aku ingin berkeliling dulu." Jelas Anna tenang. Jun tersenyum mendengarnya.

"Syukurlah kalau begitu nona... Semoga keputusan yang anda buat adalah yang terbaik bagi kami semua." Jawab Jun, Anna mengangguk.

"Ohya, kalau nona ingin jalan-jalan... nona bisa minta kepada Kai, salah satu anggota Team J yang membantumu saat syuting kemarin untuk menemani. Sebenarnya Kai sudah ditunjuk oleh Tuan Adam, tanpa sepengetahuan Tuan Jackson untuk membantu nona selama disini. Bahkan dia pun menginap disini untuk menjaga nona." Jelasnya.

"Benarkah? Baiklah kalau begitu. Terima kasih Jun. Sampai jumpa lagi." Anna Pamit sambil masuk ke dalam penginapan.

Dia masuk ke dalam kamar dan membereskan semua pakaian baik yang masih di dalam koper maupun di dalam paperbag. Tak lama setelah selesai membereskan pakaian dan mandi, seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Halo, KAKAK IPAR." Sapa seseorang penuh semangat yang tadi mengetuk pintu kamar dan tak lama dibuka oleh Anna. Dia mengerutkan dahi mencoba menerka orang yang bertamu ke kamarnya.

"Kai?" Tanya Anna mencoba menerka.

"Ya benar ini aku, Kakak Ipar." Senyumnya makin melebar.

Penampilan Kai pagi ini jauh berbeda dengan kemarin. Kemarin dia terlihat eksentrik dengan make up gotik dan seragam Team J yang serba hitam. Saat ini dia terlihat begitu muda dan bersahabat dengan baju rajut warna coklat yang senada dengan celana panjangnya dan tanpa make up. Atau make up no make up?

"Siapa yang kamu maksud dengan kakak ipar?" Tanya Anna heran.

Dia takut Kai salah mengenali dengan orang lain yang dimaksud.

"Tentu saja kamu, kakak ipar" Kai masih terlihat begitu senang dan bersemangat pagi ini, sejak awal tersenyum terus, apa dia tidak lelah?

"Aku tidak mengerti maksudmu."

"Kamu adalah kekasih kakak kami, Ko Jackson, maka kamu adalah kakak ipar kami." Jawabnya.

Anna langsung membungkam mulut Kai dengan satu tangannya, sementara tangan satunya lagi menutupi bibir dengan jari telunjuknya.

"Ssttttt, Kai. Jangan menyebut namanya keras-keras. Nanti orang-orang berpikir yang tidak-tidak." Kai menjawab OK dengan melingkarkan ibu jari dan telunjuknya karena mulutnya masih ditutupi. Anna menarik kembali tangannya dari Kai.

"Panggil saja Aku Anna tanpa sebutan Kakak Ipar, aku bukan kekasih Kakakmu." Kai heran.

Mengapa pernyataan Anna berbeda dengan pernyataan Ko Jackson kemarin? Tapi akan masih tetap kurang sopan jika dia hanya memanggil namanya saja karena perbedaan umur.

"Kalau begitu, boleh aku panggil Kak Anna?" Tanya Kai. Anna mengangguk tanda setuju. Kai tersenyum kembali.

"Ayo kita sarapan, kak Anna. Aku akan mengajakmu sarapan khas Korea." Ajaknya.

Sambil memegangi perut, Anna baru ingat bahwa terakhir kali dia makan adalah tadi malam saat shooting acara makan malam romantis dengan Jack. Itu pun dia makan terlalu sedikit. Anna mengangguk tanda setuju. Mereka keluar dari penginapan.

----------

Cerita ini sudah tamat loh di KaryaKarsa dengan judul sama.

Cari nama akun @wingz35 atau judul karya My Future Wife

Boleh banget nihdiklik gambar bintang di kiri bawah sebagai bentuk apresiasi... makasih 😊🙏

My Future WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang