BAB 17

23 2 0
                                    

"Hyung, hingga saat ini kamu masih belum memberitahukanku mengenai keberadaan Anna. Bahkan Jun juga ikut tutup mulut saat kutanya mengenai Anna. Kamu sembunyikan dimana dia?" Jackson tiba-tiba membahas mengenai Anna. Hal yang sangat sulit ditanyakan seharian ini kepada Adam karena kesibukan persiapan World Tour Amerika mereka.

"Untuk apa aku melakukan itu? Aku tidak menyembunyikannya, dia yang tidak mau bertemu denganmu. Dia akan muncul dengan sendirinya nanti... Mudah-mudahan... " Jawab Adam sambil menepuk bahu dan berlalu melewati penyanyi itu.

Lagi-lagi pencariannya menemui jalan buntu. Tapi dia tidak bisa diam begitu saja. Besok harus mencarinya. Meski terlihat dari sikap biasa Adam yang menandakan kalau Anna saat ini berada di tempat yang AMAN.

Mereka semua tiba di Resto daerah dekat Hongdae untuk makan malam team. Semua senang dan bersemangat karena persiapan berjalan lancar dan sudah siap untuk memulai World Tour Albumku.

Ketika semua minum, Jackson hanya minum satu gelas saja malam ini, agar masih sadar hingga besok dan langsung mencari Anna. Seluruh team ribut untuk melanjutkan ronde kedua ditempat berbeda. Namun Jackson menolak dan hanya memberikan kartu kreditnya kepada Leader Tour Project Team J untuk ronde kedua mereka. Semua team yang kesadarannya sudah hampir hilang bersorak dan berhambur keluar resto.

Sedangkan Jackson langsung pulang ke apartemen dengan mobil yang dikendarai Jun.

"Jun, kamu tidak ikut berpesta dengan yang lain?" Tanyanya. Sejak semula Jackson mengajaknya pun dia menolak.

"Maaf, saya tidak bisa minum banyak, Tuan. " Jawab Jun singkat.

Ketika mobil sudah melaju melewati sungai Han, tiba-tiba Jackson melihat Kai dari kejauhan bersama seorang gadis sedang berjalan dekat taman. Begitu pria itu melewati mereka dari sudut jalan berbeda, terlihat jelas sosok gadis yang sedang bersama Kai.

"ANNA?" Jackson langsung berteriak di dalam mobil membuat Jun tersentak.

Mobil terhenti seketika dipinggir jalan yang tidak banyak dilalui kendaraan. Dia keluar dari mobil dan menyebrang jalan menghampiri mereka berdua yang sedang berjalan sambil tertawa lepas seperti sepasang kekasih yang sedang berbahagia. Jun pun berusaha untuk mengejar.

"KAI!" Tanpa berpikir panjang Jackson memukul pipi Kai dengan sangat keras hingga dia terjatuh dan Anna berteriak.

Ketika ingin memukulnya kembali, Jun sudah lebih dulu menahan tubuh Jackson. Terlihat Anna menghampiri Kai untuk melihat luka yang didapatnya.

"Kai, kamu tidak apa?" Anna bertanya dengan penuh perhatian, membuat Jackson semakin cemburu dan ingin kembali memukul Kai.

Kai hanya mengangguk singkat dan melihat Jackson kembali dengan ketakutan. Anna yang melihat itu langsung menghampiri dan menampar pria yang sudah menganggu malam tenangnya.

Plaakk

Sebuah tamparan yang lumayan keras mengenai pipi kiri Jackson, tamparan yang tidak dapat dipercaya didapatkan dari Anna.

"Apa yang merasukimu, JACK?"

"Mengapa kamu memukulnya sekeras itu? Tidakkah kamu lihat siapa yang kamu pukul?" Tanya Anna langsung terisak.

"Dia mencoba MEREBUTMU dariku, Anna. Aku tidak bisa membiarkannya, meskipun dia adalah sepupuku. Kau hanya milikku seorang." Jawab Jackson kesal masih ingin memukul Kai bertubi-tubi. Namun kedua tangannya masih ditahan dengan sekuat tenaga oleh Jun.

"Apa maksudmu? Tidak ada yang mencoba merebutku darimu. Seharusnya kamu tahu itu."

"Kai menemaniku karena disuruh oleh Adam untuk menjagaku setelah aku bertengkar denganmu." Dia mulai menangis sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Seketika Jackson terdiam mendengar penjelasan dan tangisnya. Jun melepaskan tangannya. Pria itu menghampiri Anna dan memeluknya, masih terisak dalam pelukan.

"Maaf Anna, aku sangat cemburu melihat kamu dengan pria lain meskipun dia masih keluargaku." Bisiknya.

Anna mendorong tubuh Jackson agar bisa lepas dari pelukannya dan perlahan menatap kesal sambil mengusap wajahnya kasar yang masih penuh dengan air mata.

"Bukan aku yang harus kamu mintakan maaf, tetapi Kai." Suruhnya kesal sambil menunjuk kepada Kai yang ternyata pipinya sudah membiru akibat pukulan dengan pinggir bibirnya yang sedikit lecet dan gigi yang berdarah.

Okay, memang cukup parah. Sepertinya Jackson terlalu banyak memakai tenaga saat memukulnya.

"Maafkan Aku, Kai. Aku gelap mata karena cemburu. Kupikir kamu sedang mencoba merebut Anna dariku." Jackson mencoba menjabat tangannya. Dengan takut-takut Kai menerima jabatan tangan tersebut.

"Dan terima kasih karena sudah menjaga, Annaku." Lanjutnya sambil menjabat tangan dan tersenyum. Kai hanya mengangguk.

"Kai, maafkan aku... Karena aku, kamu dipukul oleh Jack." Kata Anna penuh penyesalan.

"Tidak apa, Kak Anna, itu artinya Ko Jackson sangat menyayangimu." Ucap Kai mencoba untuk tersenyum sambil meringis karena rasa nyeri pada bibirnya yang lecet.

Jackson mengusap lembut pipi Anna yang masih dipenuhi airmata meski dia sudah tidak menangis lagi, kembali memeluknya dan berbisik padanya.

"Pulang ke apartemenku ya?" Anna yang masih marah bermaksud menolak.

"Untuk malam ini saja... please, I need you." Pinta Jackson.

Anna memalingkan mukanya kearah lain agak lama, kemudian mengangguk pelan. Mereka semua langsung masuk ke mobil. Jun dan Kai duduk di kursi depan sedangkan Jackson dan Anna di kursi belakang. Setelah mengantar Kai ke penginapan, mobil kembali melaju ke apartemen pria itu.

Selama perjalanan, Jackson sama sekali tidak melepaskan tatapan dan genggamannya pada Anna. Takut sewaktu-waktu dia berubah pikiran dan pergi lagi. Anna yang semula diam masih melihat keluar jendela terlihat mulai risih dengan tatapan Jackson yang terlalu dalam padanya.

"Jack." panggilnya pelan tanpa menatap.

"Ya?" Tanya Jackson singkat masih terus menatap dan mengusap jemarinya lembut.

"Bisakah kamu hentikan itu?" Jackson mengangkat kedua alisnya tidak mengerti.

"Kamu tidak perlu menatapku seperti itu. Aku sudah berjanji akan ikut ke apartemenmu malam ini. Aku tidak akan kemana-mana." Lanjutnya sambil sebentar melirik pria itu kemudian memalingkan kembali wajahnya ke arah jendela.

'Bagaimana dia bisa tahu? Anna seperti menjawab pertanyaan yang kupikirkan sejak tadi.'

"Aku tahu... aku hanya ingin lebih lama melihatmu. Boleh?" Samar-samar terlihat pipinya memerah meski wajahnya masih tak melihat dilanjut dengan anggukan kecil yang membuat pria itu tersenyum senang.

"Anna."

"Hemm"

"Apakah kamu melihat sesuatu yang menarik melalui jendela itu?" Anna akhirnya menoleh kepadaku.

"Tidak ada, kenapa?"

"Karena kamu terus menatap ke jendela itu dan menghiraukanku."

"Kalau tidak ada yang menarik, mengapa tidak melihatku saja?" Tanya Jackson sambil senyum.

Anna mengernyitkan dahi tidak menjawab dan memalingkan kembali wajahnya ke arah jendela mobil.

"Apa kau masih marah padaku?" Anna hanya mengangguk tanpa berpaling.

----------

Cerita ini sudah tamat loh di KaryaKarsa dengan judul sama.

Cari nama akun @wingz35 atau judul karya My Future Wife

Boleh banget nih diklik gambar bintang di kiri bawah sebagai bentuk apresiasi... makasih 😊🙏

My Future WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang