BAB 10

21 3 0
                                    

"Kamu yakin? Jika kita sudah melupakan seseorang, seharusnya membuat pribadi kita menjadi lebih baik bukan terpuruk seperti sekarang. Bahkan sekarang kamu membiarkan banyak wanita tidur di atas kasurmu." Jawab Adam membuyarkan lamunannya mencoba membuatnya paham perbedaan antara merelakan dan terpaksa melupakan.

"Aku yakin" Jawabnya singkat, sama sekali tidak ingin membahas mengenai Anna lagi. Adam menghela nafasnya kembali.

"Tapi penggemarmu tidak melihatnya seperti itu, kamu harus membersihkan namamu kembali. Aku sudah mengatur untukmu beberapa interview di Thailand, Filipina, dan Korea. Kamu harus mulai bersikap dewasa. Mungkin kamu bisa mengatakan bahwa kamu sudah ingin menikah dan sebagainya. Ceritakan mengenai kriteria istri masa depanmu dan rencanamu kedepan jika sudah berkeluarga." Adam mencoba menjelaskan. Jackson hanya memutar bola matanya karena penjelasan Adam yang begitu panjang.

"Terserah kamu saja, Hyung." Jawabnya malas. Adam tersenyum senang.

"Baiklah kalau begitu, aku akan menjadwalkan semuanya... Dan KAU... " Lanjutnya sambil menunjuk Jackson.

"Jangan ada lagi wanita dalam hidupmu untuk saat ini. Terutama yang hanya kamu manfaatkan untuk satu malam." Perintahnya.

'Terlalu banyak perintah' pikirnya. Jackson hanya mengangguk malas.

***

Setelah kembali dari Thailand dan Filipina mencoba menjelaskan mengenai 'rencana masa depanku' tibalah saat ini di Korea. Dengan jadwal 2 interview dengan 2 sahabat Jackson, Erik dan Hanna dalam program acara mereka masing-masing. Hari ini baru saja dia selesai syuting interview di studio Erik. Besok pagi lanjut lagi ke acara live streaming Hanna. Jackson dan Adam berjalan menuju parkiran mobil untuk dapat kembali ke apartemennya di Seoul.

"Hyung, setelah jadwal interview Hanna sudah tidak ada lagi kan?" Tanya Jackson malas.

Dia memang setuju menerima sesi interview mereka karena mereka sahabatnya. Selain mereka, dia akan SANGAT menolaknya dan Adam sudah tahu itu.

"Ya, kosong." Jawabnya singkat penuh senyum.

Tapi.... " Katanya mencoba melanjutkan.

"Setelah sesi interview dengan Hanna, kamu akan makan malam dengan salah satu penggemarmu yang memberikan pertanyaan menarik saat sesi Q&A sebagai hadiah untuk mereka."

"Hyuuung... Haruskah?" Jackson terlihat malas.

Bukan berarti dia tidak suka menjadi lebih dekat dengan penggemarnya hanya saja dia agak menutup diri kali ini karena Adam menyuruhnya untuk tidak melakukan hal-hal yang membuat citranya buruk, sehingga agak mempengaruhi kesehariannya. Adam hanya mengangguk.

"Percayalah, kamu akan menyukainya. Ini semua dilakukan demi reputasimu. Aku akan menjelaskan nanti di mobil." Jawab Adam saat memasuki mobil.

Adam menjelaskan bagaimana nanti sesi makan malam ini akan diliput langsung oleh Tim kreatif Hanna sebagai bentuk lanjutan dari acara Hanna. Jackson mengangguk mencoba memahami dan berharap ini segera berakhir.

***

Keesokan paginya, Adam dan Jackson sudah berada di studio Hanna sedang bersiap untuk acara interview.

"Halo, Jackson. Selamat datang kembali di acara Talk to Me bersamaku Hanna, bagaimana kabarmu?" Sapa Hanna padanya saat mulai interview. "Hai, Hanna. Baik sekali. Aku rindu berada disini dan berbincang denganmu." Balasnya sambil senyum ke arah Hanna dan penonton.

"Benarkah? Kami juga rindu padamu, Jackson. Kamu sibuk sekali belakangan ini. Terutama dengan perilisan Album barumu, 'Magician'." Kata Hanna, kemudian Jackson mengangguk.

"Ya Hanna... " Dia mulai menjelaskan panjang lebar mengenai Album barunya dan juga rencana World Tour Amerika dan Asia yang akan diadakan beberapa bulan lagi.

"Wow... Kamu benar-benar super sibuk. Selanjutnya Saya, mewakili para gadis cantik disini ingin bertanya kepadamu. Beberapa waktu lalu kamu menceritakan mengenai masa depanmu. Mulai dari rencana untuk menikah dan memiliki anak. Apa kriteria wanita yang bisa menjadi istrimu?" Tanya Hanna yang disambut riuhan tepuk tangan dari para penonton di studio.

"Kriteria istri idamanku, Hanna?" Tanya Jackson kembali yang dijawab dengan anggukan oleh Hanna.

"Tidak ada kriteria khusus untukku. Selama dia bisa mencintaiku APA ADANYA." Jawabnya singkat sambil tersenyum. Disambut kembali dengan riuhan tepuk tangan para penonton.

"Jackson, kamu membuka peluang kepada kami semua untuk bisa memilikimu." Kata Hanna histeris. Semua penonton juga kembali ikut histeris mendengarnya. Jackson hanya tersenyum.

"Baiklah teman-teman wanitaku yang cantik, harap tenang. Sekarang kita masuk ke sesi Q&A. Untuk kali ini sangat spesial, karena... Jackson akan memilih salah satu dari penanya yang ada di studio untuk menemaninya makan malam hari ini di salah satu restoran Michelin di Seoul. Benar begitu, Jackson?" Jelas Hanna sambil bertanya padanya dan dijawab dengan anggukkan. Membuat penonton wanita menjadi semakin histeris.

"Baiklah, siapa yang ingin bertanya?" Tanya Hanna, hampir seluruh penonton wanita mengacungkan tangan untuk bertanya.

Kemudian Hanna memilih hingga 4 penonton untuk bertanya yang langsung dijawab ringan namun berhasil meluluhkan hati semua penanya. Hanna melanjutkan lagi sesi tanya jawab untuk penonton terakhir.

"Baiklah untuk penanya terakhir, silahkan wanita cantik yang berada di belakang cameramen." Info Hanna.

Semua mata dan kamera kemudian tertuju kepada seorang wanita berkulit sawo matang yang sedikit berisi dengan rambut hitam terurai dan berpenampilan sederhana tersebut.

"Halo, saya Anna, saya ingin bertanya kepada Jackson." Penanya kelima mulai memperkenalkan dirinya. Berbeda dengan empat penanya sebelumnya yang menggunakan Bahasa korea, kali ini dia menggunakan Bahasa inggris saat bertanya.

Suaranya mirip sekali dengan Anna, dan nama si penanya juga Anna? Jackson mulai mencari dan mencoba melihat lebih jelas pemilik suara tersebut. Matanya mulai membelalak, dia segera bangkit dari sofa tempatnya duduk.

'Anna?'

"Apa yang ingin anda tanyakan, Anna?" Tanya Hanna, sempat kaget karena melihat Jackson berdiri tiba-tiba, namun mencoba untuk mengambil alih perhatian para penonton lagi dengan bertanya kepada penanya kelima.

"Ya Hanna, terima kasih... Jack... Son, bagaimana kabarmu? Apa kamu baik-baik saja? Apakah kamu masih tersesat?" Tanya Anna dengan suara sedikit bergetar menahan tangis.

Perasaan Jackson tiba-tiba aneh, seharusnya Anna hanyalah gadis yang muncul dalam mimpinya, seharusnya Anna tidak nyata. Tapi melihatnya sekarang berdiri dihadapan justru membuatnya menjadi sedih dan merindukannya. Dapat dia rasakan matanya sedikit berkaca-kaca saat menatap lekat gadis itu, begitu pula sebaliknya.

'Apa tanyanya tadi? Tersesat?' Jackson tersenyum mengingat bagaimana dia tersesat di taman waktu itu dan Anna menolongnya, yang ternyata itu bukanlah mimpi melainkan nyata. Nyata kalau mereka berdua pernah bertemu. Bahwa Anna tidak hanya muncul di mimpinya melainkan di dunia nyata.

"Anna, bisa kamu naik ke atas panggung sebelum Jackson menjawab?" Tanya Hanna buru-buru karena sudah melihat interaksi yang tidak biasa dari keduanya.

Pelan-pelan Anna menaiki panggung. Mereka bertiga akhirnya duduk kembali. Jackson langsung memegang tangan Anna yang sudah duduk di sampingnya. Semua penonton terdengar histeris dengan perlakuan romantisnya. Mungkin mereka mengira ini hanya acting, namun mereka tidak tahu yang sebenarnya.

----------

Cerita ini sudah tamat loh di KaryaKarsa dengan judul sama.

Cari nama akun @wingz35 atau judul karya My Future Wife

Boleh banget nihdiklik gambar bintang di kiri bawah sebagai bentuk apresiasi... makasih 😊🙏

My Future WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang