part 1

95.4K 4.1K 77
                                    

Happy reading 🦊



Disalah satu bangkar rumah sakit, terdapat seorang gadis yang tengah berbaring dengan mata yang tertutup, hingga tiba tiba mata yang semula menutup itu terbuka perlahan, kemudian gadis itu tampak mengerjap-ngerjabkan matanya dengan melihat lihat sekeliling ruangan dengan bau obat-obatan yang menyengat di Indra penciuman nya.

"Ini gw masih hidup?" Monolog gadis itu dengan suara yang lirih, namun ia mengernyitkan dahinya bingung menyadari keanehan yang terjadi pada dirinya. Bagaimana bisa suara cempreng nya berubah menjadi halus seperti pantat bayi.

Tiba tiba pintu ruang rawatnya dibuka dan terlihatlah seorang wanita paruh baya yang melihatnya terkejut "Alhamdulillah non. Non sudah sadar! " seru wanita baya itu dengan raut wajah yang senang.

"Minum" ujar gadis tersebut dengan lirih

Wanita paruh baya yang mendengar itupun dengan segera ia mengambil air yang sudah di sediakan di nakas, dan membantu gadis itu minum.

"Anda siapa?" Tanya gadis tersebut dengan raut wajah yang terlihat kebingungan.

"Non, non bulan ga inget bibi?, Ini bi Iyah non" terlihat wanita paruh baya tersebut atau BI Iyah, itu kebingungan melihat anak majikannya tidak mengingat dirinya.

"Non? Bulan? Bi Iyah? Saya tidak kenal anda maaf dan lagipun siapa bulan" ucap gadis tersebut mengernyitkan kening nya bingung, pasalnya ia tidak mengenal wanita paruh baya yang ada di depannya.

"Bulan, rembulan itu nama enon, sebentar Bibi panggil dokter dulu ya non" jelas bi iyah, setelah itu bi Iyah keluar dari ruang rawatnya

"Rembulan?, Nama gw kan syafira." Monolog syafira dengan kebingungan

"ASTAGA ini gw ga lagi mimpi kan? Gw transmigrasi gitu? Aaaaa seneng banget gw!!" Syafira tersenyum bahagia

"Eh tapi ini gw transmigrasi nya di tubuh orkay ga ya?" Ujar Syafira bingung, lalu ia melihat sekeliling ruang rawatnya.

"Ruangannya luas, ada tv sama sofa juga, ada AC nya, toilet juga nyatu sama ni ruangan" ucap Syafira, lalu ia menutup mulutnya terkejut "udah fixs ini mah gw transmigrasi ke tubuh orang kaya! Hahaha" Lanjutnya dengan tertawa bahagia

Tiba tiba pintu ruangan nya di buka dan memperlihatkan bi Iyah datang bersama dokter wanita menuju bangkarnya.

Setelah pemeriksaan dokter tersebut bertanya kepada Syafira "apa kamu ingat siapa namamu?"

"Tidak tau" jawab Syafira jujur, toh memang dirinya tidak tau siapa nama tubuhnya yang sekarang.

"Apa kamu ingat, bibi ini siapa?" Tanya kembali dokter tersebut

"Kalo ga salah tadi namanya.. bi Iyah kan bi?" Syafira menatap bi Iyah dengan raut tanya.

"Iya non betul" dengan mengangguk bi Iyah membetulkan ucapan Syafira

Dokter tersebut menghembuskan nafasnya lalu berkata "sepertinya nona bulan amnesia atau kehilangan memori otaknya, di sebabkan benturan keras di kepalanya yang nona bulan dapatkan, amnesia ini bisa bersifat sementara bisa juga permanen. Dan mungkin kasus yang didapat nona bulan, amnesianya hanya sementara" jelas dokter tersebut kepada bi Iyah yang memperhatikannya dengan serius. Sedangkan Syafira hanya memperhatikannya dengan santai, lagi pula ia tidak amnesia. Ia masih ingat siapa nama asli dirinya dan dari mana asalnya.

"Saya akan menuliskan resep obatnya. Tolong bibi ikut saya ya biar nanti langsung di tebus obatnya" ujar dokter tersebut kepada bi Iyah

"Baik dok" jawab bi Iyah dan langsung mengikuti dokter tersebut keluar dari ruang rawat Syafira.

Melihat dokter serta bi Iyah pergi pun Syafira mencoba turun dari bangkarnya lalu berjalan ke arah toilet dan masuk kedalamnya.

Syafira bercermin dan setelah melihat dirinya yang sekarang. Lebih tepatnya ia terkagum kagum dengan paras yang dimiliki tubuh yang ia tempati.

Bagaimana tidak, kulit yang putih lembut serta kenyal, hidung yang kecil namun mancung, alis yang terukir sempurna, mata coklatnya yang tajam, bulu mata yang lentik, tinggi badan yang hanya 150cm,dan jangan lupakan bibir yang mungil, menambah kesan tegas namun juga cute secara bersamaan.

"Ini mah gw bisa daftar jadi model!" Seru Syafira dengan semangat

"Eh tapi gw masuk ke tubuh siapa ya?"gumamnya bingung "alah bodo amat yang penting gw jadi orkay"

"Tapi kasian sama cila, pasti dia disana sendiri ga ada temen" ujar Syafira memikirkan nasib sahabatnya "semoga Lo dapet sahabat yang lebih daripada gw cil" lanjutnya menghembuskan nafasnya.

•••

Disebuah ruangan yang luas terdapat empat pemuda yang sedang duduk-duduk santai.

"ga jenguk pacar Lo bos" tanya seorang pemuda kepada orang yang dia panggil 'bos' itu.

"Buat apa, pacar pura pura ikih" Bukan, yang menjawab bukan pemuda yang dia panggil 'bos' melainkan salah satu temannya yang memegang gitar disana.

"exactly right" singkat pemuda yang mereka panggil 'bos', dengan mengepulkan asap rokok yang dia hisap.

"Jangan sampe nelen ludah sendiri bos" celetuk pemuda yang ada disana yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.

"I won't" balas si bos

"Terserah lo lah"

•••

Setelah tiga hari Syafira mendekam diruangan yang penuh dengan obat-obatan akhirnya ia bisa keluar dari ruangan itu.

Saat ini Syafira sedang menuju rumah milik 'bulan' nama tubuhnya yang sekarang. Syafira duduk anteng didalam mobilnya bersama bi Iyah dan supir pribadinya, kenapa tidak ada orang tuanya? Yang Syafira ketahui kedua orang tua 'bulan' sangat gila kerja dan mereka saat ini sedang ada di luar negri mengurus pekerjaan nya, jadi mereka hanya mengirimkan uang untuk pengobatan 'bulan'. Syafira sih bodoamat justru ia senang karna dengan begitu uang terus mengalir di ATM nya. Aduh senangnya menjadi orang kaya.

"Non sudah sampai" ujar bi Iyah mengagetkan Syafira

"Ah iya bi" balas Syafira tersenyum canggung.

Syafira turun dari mobilnya dan melihat rumah yang ada didepannya dengan mata membulat sempurna.

"Gila Gede banget rumahnya" batin Syafira terkagum-kagum.

"Ayok non"

"Iya bi" Syafira pun mengikuti bi Iyah memasuki rumah mewah didepannya.

"Ini pasti mahal, kira kira kalo dijual dapet berapa ya" batin Syafira menatap guci guci mewah yang ada disana.

"Nah non ini kamar nya non" ujar bi Iyah tepat di depan sebuah pintu dengan bercat putih dan ada pertanda di pintu itu

'Rembulan bedroom' bagitulah tulisan yang terpampang tertempel di pintu kamar itu.

"Silahkan masuk non" bi Iyah membukakan pintu kamar itu dan mempersilahkan Syafira masuk.

"Kalo ada apa apa panggil bi Iyah aja ya non" lanjut bi Iyah tersenyum ramah

"Iya bi" jawab Syafira membalas senyuman bi Iyah

"Bibi ke dapur ya non, permisi" setelah mengatakan itu bi iya pergi dari sana.

Syafira menutup pintu kamar bulan yang sekarang sudah menjadi miliknya, lalu dia membaringkan tubuhnya di atas kasur yang ada disana.

"Ya Allah nikmat mana lagi yang aku dustakan" seru Syafira menatap langit langit kamarnya.

•tbc•
Jgn lupa vote and comment yaw🦊

Transmigrasi Syafira ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang