part 17

47.3K 2.4K 90
                                    

Happy reading 😺


"kenapa gak bisa dibuka sih!" Sudah Dengan segala cara bulan membuka gembok yang ada di rantai tangannya. Tapi apa? Hasilnya tetap nihil.

"Arghhh! Padahal ini kesempatan yang bagus!!!" Teriak bulan prustasi.

"Firasat gue ga enak" lanjut bulan lirih menatap nanar tangannya yang terluka.

•••

"Kenapa bos?" Tanya Abi tersenyum mengejek ketika melihat reaksi tubuh Regan.

"Sialan!" Umpat Regan menatap Abi seperti predator yang sudah siap membunuh mangsanya.

Abi yang ditatap seperti itu merinding sendiri, dengan sempoyongan dia berjalan menjauhi Regan yang sudah siap meledak.

"Abi!" Desis Regan saat merasakan hawa panas ditubuh semakin menjadi.

"Alah Cemen Lo, yang waktu itu aja Lo bisa tahan masa kali ini Lo gak bisa!" Sindir deka mengejek Regan yang asik mengipasi tubuhnya.

Regan melabuhkan pukulan nya kepada deka.

"Akhh anjay sakit Cok" deka mengaduh kesakitan ketika rasa sakit menjalar pada pipinya.

"Mau kemana Lo! Serius ga mau nyewa jalang disini?" Seru deka melihat Regan pergi.

"Najis, adik gue gak semurah punya Lo!" Saut Regan mengacungkan jari tengah nya.

Sedangkan deka terkikik geli, "alah bilang aja adik Lo itu ga bisa bangun!!" Ujar deka meledek Regan.

Tak menanggapi ledekan deka, Regan segera keluar dari club itu.

"Sial kenapa muka jalang itu terus ada di otak gue!" Regan memukul kepala prustasi.

"Sialan panas!"

Regan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi menuju tempat yang dia yakin bisa membuat rasa panas ditubuhnya terlepas.

•••

Sesampainya Regan didepan pintu kamarnya dia langsung membuka nya kasar.

Dan terlihatlah pemandangan yang membuat tubuhnya semakin tersiksa dengan rasa panas.

"Sial!"

Regan langsung melempar jaket nya ke sembarang arah, kemudian dia berjalan menuju bulan yang tertidur pulas.

"Tugasnya bitch melayani bukan?" Regan menyunggingkan senyum semiriknya menatap Bulan.

Dia menaiki kasurnya dengan menindih tubuh bulan.

Sontak membuat mata bulan yang semula tertutup menjadi terbuka.

"Lo ngapain sialan!" Umpat bulan berusaha menyingkirkan tubuh Regan.

"Playing fun games?" Bisik Regan dengan sesekali dia mencium telinga bulan.

"Lo mabok ya!" Seru bulan menahan nafasnya karna bau alkohol yang menyengat di indra penciuman nya.

"Hm" gumam Regan menduselkan kepala di leher bulan.

"Lepas Regan!"

"Panas" lirih Regan yang dapat didengar jelas bulan.

Mata bulan membulat sempurna, dia bukan anak polos yang tidak mengerti situasi yang sekarang dia alami.

"Regan! Lo dengerin gue. Sekarang Lo berendam ke dalam air dingin Regan!" Teriak bulan panik ketika Regan semakin kurang ajar.

"Hm? Kenapa harus pake cara itu. Bukannya ada Lo" Regan menatap manik mata bulan dalam.

"Jangan gini Regan!" Air mata bulan luruh ketika Regan mencium bibirnya paksa. Menolak? Bagaimana dia bisa menolak jika tangan serta wajahnya Regan cengkram.

Transmigrasi Syafira ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang