part 21

39.3K 1.6K 151
                                    

Happy reading 😺
Tandai kalo ada typo


Disebuah kamar dengan kondisi yang hanya menggunakan penerangan dari Cahaya rembulan. terdapat seorang pemuda yang sedang terduduk dengan beberapa alkohol di samping nya.

"Papah Regan harus gimana!" Lirih Regan memandang pigura foto yang menampilkan laki laki yang gagah dengan ekspresi wajah yang datar.

"Regan benci diri Regan yang lemah kayak gini!" Racaunya kembali menenggak alkoholnya.

"Kenapa Regan harus nurunin sifat bajingan kalian! Kenapa!" Regan memukul tembok disampingnya  hingga retak.

"Gue benci jadi keturunan Alvarendra! Gue benci!" Mata elangnya menatap tajam darah yang mulai mengucur dari tangan nya.

Tidak ada ringisan ataupun raut kesakitan, dia seakan menikmati rasa sakit akibat pukulannya.

"Kenapa belum ketemu juga sialan!" Desisnya melempar satu botol alkohol nya.

"Kerahkan beberapa orang lagi untuk mencari dia. Bila perlu sewa detektif yang terbaik buat temuin dia!" Setelah mengatakan itu Regan melempar ponselnya asal.

"Gue benci ngakuin ini, tapi gue mohon kembali bulan" lirih Regan dengan mata yang berkaca-kaca.

Untuk pertama kalinya Regan kalah dengan perasaan nya sendiri.

"Lo dimana" Racau Regan sebelum alam mimpi menjemput dirinya.

•••

Hari mulai gelap dengan angin yang berhembus kencang. Namun itu tak membuat niat bulan goyah, dia dengan setia menunggu seseorang yang bisa membantunya untuk mengatasi masalah yang dia dihadapi sekarang.

Hingga akhirnya orang yang ditunggu tunggu nya pulang.

Melihat itu senyuman bulan mengembang sempurna. Dia bangkit dari duduknya dan langsung menghampiri Mita.

"Kak gue-" belum selesai bulan berbicara, tiba tiba saja Mita memeluknya erat. Bahkan sekarang bahunya terasa basah. Mita menangis?

"Kak are you okay?" Bulan mengelus punggung Mita menenangkan.

"Kita masuk ya"

Bulan menuntun Mita memasuki rumahnya.

"Minum dulu kak" bulan memberikan segelas air putih kepada Mita yang sesenggukan.

"Thanks" Mita meminum air itu hingga habis.

"Lo kenapa sebenarnya?" Tanya bulan penasaran.

Mita menggeleng geleng kan kepalanya dengan mata yang kembali berkaca kaca.

"Aih Lo kenapa sih. Tumben cengeng banget" bulan menatap aneh Mita.

"Kalo Lo gak mau cerita biar gue aja yang cerita!" Lanjut bulan.

"Percaya gak kak, gue anak pungut tau!" Seru bulan heboh.

Mita yang mendengar itu terkejut sekaligus senang, karna feeling nya tidak salah lagi. Perempuan didepannya ini adalah keponakannya!.

"Tega banget ya ibu gue buang gue" lirih bulan menundukkan kepalanya dengan perasaan yang sesak kembali melingkupi dirinya.

Mita menggelengkan kepalanya ribut. Ingin sekali dia katakan jika asumsi bulan itu salah.

Bulan mendongakkan kepalanya kembali kemudian dia menatap Mita serius, "gue mohon kak, bantu gue. gue mau cari keluarga kandung gue. Gue pengen tanya alasan ibu gue buang gue apa, apa karna gue anak pembawa sial-" bulan menjeda ucapan nya.

"Atau gue anak yang gak diinginkan. Anak haram mungkin kali ya, makanya ibu ngebuang gue" Lanjutnya terkekeh dengan air matanya yang lolos begitu saja.

Belum sempat Mita menyela ucapan bulan, dia kembali dikejutkan dengan fakta yang ngebuat dirinya membeku sesaat.

Transmigrasi Syafira ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang