Part 30

19.5K 1K 104
                                    

Happy reading 😺



Pagi pun tiba dengan membawa rasa hangat yang menyinari setiap makhluk yang ada dibumi.

Namun alih alih merasa hangat dan bersemangat seperti burung burung yang berkicau merdu bulan terbangun dari tidurnya dengan perasaan tidak karuan, entahlah bahkan dia tidak bisa merasakan emosi yang ada pada dirinya.

"Kenapa gue harus kejebak kelubang yang sama?" Bulan berbicara sendiri dengan tatapan mata yang kosong.

"Berarti selama ini gue kabur sia sia?" Masih dengan tatapan kosongnya bulan terkekeh miris.

Bulan mencoba kembali menggerak gerakkan kaki serta tangannya, namun saat dia mencoba menggerakkan kakinya kenapa dia tidak bisa merasakan apa apa?.

Perasaan panik melanda bulan, dia terus menggerak gerakkan kakinya. seingatnya dia tidak terluka seperti dulu, kenapa kakinya tidak bisa digerakkan?.

Bulan mengalihkan pandangannya kearah sampingnya.

"Setelah ngebuat gue menderita sekarang Lo bikin lumpuh gue?!" Desis bulan dengan suara yang rendah disertai tatapan yang tajam.

Dengan tangan yang masih terikat oleh rantai bulan menggapai lampu tidur dan langsung memukulkan nya pada Regan yang masih lelap.

Namun belum sempat rencananya itu berhasil Regan lebih dahulu merebut lampu tidur itu dan langsung membuang nya dengan santai.

Mengabaikan raut wajah bulan yang masih terkejut, Regan mengusap halus wajah bulan dengan senyum santainya.

"Kenapa laper ya?" Tanyanya.

Bulan mengubah raut wajahnya menjadi datar dan mengabaikan pertanyaan Regan.

"Lo jahat Regan! Kenapa Lo bikin kaki gue lumpuh!" Dengan kuat bulan mencekram bahu Regan dengan tatapan mata yang mengisyaratkan bahwa dia benar benar emosi.

"Aku takut kamu kabur, tadinya aku mau potong aja kaki kamu tapi takut nanti kamu gak suka" balas Regan dengan santainya seolah tidak terjadi apa apa

Bulan menatap tak percaya kearah Regan, dia menggeleng geleng kan kepalanya tak habis pikir dengan jalan pikiran manusia didepannya ini.

"Dengan Lo kayak gini makin ngebuat rasa benci gue ke Lo semakin besar tau ga"

"Bukannya ada pepatah jangan terlalu benci nanti malah jadi cinta. Jadi gak papa kamu benci aku yang penting kamu ada disisi aku, itu aja udah cukup" lagi lagi Regan membalas ucapan bulan dengan santai.

Bulan semakin dibuat tercengang oleh jawaban yang diberikan Regan. "Lo gak cinta gue Regan. Lo cuma obsesi bukan cinta!"

"Aku cinta kamu!"

"Kalo Lo cinta gue seharusnya Lo ikhlasin gue pergi, biarin gue hidup bahagia walaupun gak sama Lo! Itu yang namanya cinta!" Sarkas bulan.

Regan terkekeh sinis sebelum dia menjawab perkataan bulan, "hanya orang bodoh yang mengikhlaskan cintanya demi kebahagiaan orang yang dicintainya. Titik tertinggi dalam mencintai adalah mengikhlaskan? Cih bullshit nyatanya dia sendiri yang mengikhlaskan dia sendiri yang menderita!"

" Dan Aku gak mau kamu bahagia sama orang lain" Lanjut Regan menatap lamat mata bulan dengan lembut.

"Sinting" umpat bulan pada Regan yang hanya tersenyum.

"Lepasin!" Lanjut bulan menunjukkan tangannya yang dirantai.

Regan menggeleng pertanda dia tidak setuju.

"Aku siapin sarapan kamu dulu" setelah mengatakan itu Regan pergi dari sana mengabaikan bulan yang mencaci makinya.

"Gue kebelet brengsek!" Teriak bulan emosi.

Transmigrasi Syafira ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang