part 8

58.8K 2.9K 14
                                    

Happy reading 😺


Sudah Dua Minggu berlalu dari kejadian pasar malam itu, entah kenapa dia merasa sikap Regan terlalu mengekang dirinya, contohnya setiap kali dirinya jalan dengan teman cowoknya, bahkan hanya untuk membahas kerkom, Regan akan menghampiri nya dan menarik dirinya dari sana dengan wajah yang memerah padam.

Lalu setelah sampai di apartemen milik laki laki itu dia akan dimarahi habis habisan dengan ucapan pedasnya.

Sebenarnya dia ingin melawan namun baru saja dia menatap wajah sangar milik Regan keberanian yang sudah terkumpul itu hilang begitu saja.

"Hah, capek banget sama dunia yang penuh drama ini!" Syafira menghembuskan nafasnya.

"Kalo aja bulan temuin gue di alam bawah sadar kayak di novel novel yang gue baca" monolog nya menatap langit langit.

"PENGEN PUTUS!!" Seru Syafira mengguling gulingkan badannya.

"Pengen putus tapi nanti gue dihantuin lagi sama si bulan" Syafira bergidik ngeri.

"Bul gue tau Lo liat gue dari atas sana, gue mohon Lo Dateng ke ke mimpi gue jelasin semuanya. Gue pusing tau!" Dumel Syafira menatap langit langit kamarnya.

"Haish mending tidur dari pada lama lama gila!" Perlahan Syafira memejamkan matanya menjemput mimpi yang sudah siap menyambut nya.

•••

Saat ini Regan beserta ke tiga temannya tengah berada di markas mereka.

"Lo tau! Ternyata yang nyerang anak anak hari itu kelakuannya anak buah dari si tua Bangka Alex" seru Abi memulai ceritanya.

"Tau dari mana Lo" tanya deka

"Lo tau Ali? Yang masuk rumah sakit duaminggu yang lalu, dia bilang yang nyerang dia sama yang laen anak buahnya si tua Bangka itu" jelas Abi

"Wahh ga beres nih bos, ga kapok kapok tuh tua Bangka!" Geram Deka

"Serang balik ganih?" Saut Abi

"Ga usah buru buru" Regan menjawab dengan santai disertai senyuman yang misterius.

Seolah paham Abi mengangguk paham, "gue suka nih yang kayak gini, diem diem tapi menghanyutkan" seru Abi menyeringai.

"Maaf tuan muda, orang yang kemarin sudah ada di ruangan eksekusi" ujar salah satu bawahan Regan.

Regan mengangguk dengan gerakan tangan bawahan itu menunduk hormat sebelum pergi dari sana.

"Lagi?" Celetuk jidan menatap datar Regan yang mulai beranjak dari duduknya.

Regan menatap dingin ke arah jidan seolah tak paham dengan apa yang jidan katakan.

Jidan menghembuskan nafasnya "10 orang mati dengan kurun waktu dua Minggu, yang lo bunuh karna alesan sepele Regan!" Papar jidan menatap tajam Regan.

Regan tersenyum menyeringai, "bukannya ini kemauan kalian?" Sindir Regan menatap remeh jidan.

Jidan mengusap wajahnya prustasi, "Bukan berarti Lo bunuh mereka juga regan!" Geram jidan

"Cuma gara gara mereka ga sengaja buat bulan luka kecil, bukan berarti Lo langsung bunuh mereka!" Lanjut jidan menjeda ucapannya

"Kalo Lo cinta dia! Jangan kayak gini caranya!"

"Enggak!" Sanggah Regan menatap tajam jidan.

"Lo cinta sama dia!" Tekan jidan tersenyum menyeringai "Lo! Nelen ludah Lo sendiri Regan Alvarendra!" Lanjut jidan mengejek Regan.

"ENGGAK!!" Elak Regan dengan wajah yang memerah padam.

"Pengecut!" Umpat jidan tersenyum remeh kearah regan, "bahkan remaja yang baru puber bisa nebak dengan mudah kalo lo lagi jatuh cinta!"

Transmigrasi Syafira ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang