extra part

29.8K 1.3K 175
                                    

Happy reading 😺



Disalah satu ruang rawat terdapat seorang gadis yang tengah terbaring lemah dengan beberapa alat medis penompang hidupnya.

Ditemani sang Abang yang selalu disamping gadis itu yang tak lain adalah adiknya.

"Mau sampe kapan lo terus tidur? Udah 1 tahun lo tidur, ayo bangun freya!" Abi selaku Abang dari gadis itu menatap tubuh adiknya yang terbaring lemah dengan mata yang berkaca-kaca.

Tak lama bunyi dering telepon terdengar nyaring, Abi segera mengangkat telepon itu.

"Kenapa?"

"ini di bengkel ada customer marah marah kata nya pengen ketemu Lo bang"

Abi menghela nafasnya, "10 menit gue sampe"

Setelah mengatakan itu Abi menutup panggilan telpon itu dan kembali memandang wajah sang adik.

"Abang pergi dulu ya" Abi mencium lembut kening sang adik lalu berjalan keluar dari ruangan rawat.

Tak lama setelah Abi pergi perlahan jari jemari Freya bergerak dengan matanya yang sedikit demi sedikit membuka.

Freya mengerjap-ngerjabkan matanya mengingat apa yang terjadi padanya mustahil dia bisa selamat.

Freya melihat sekelilingnya, kamar rawat. Apakah dirinya selamat?. Kemudian dia mengarahkan pandangan nya pada kedua kakinya yang nampak bisa digerakkan.

Dengan tangan yang bergetar Freya mencoba menyentuh kakinya. Betapa senangnya dia saat kakinya bisa digerakkan.

"Ini gak mimpi kan?" Freya menepuk nepuk pipinya.

Tak lama senyum nya mengembang sempurna bahkan dia tertawa kecil.

"Hahaha gak mimpi! Gue gak mimpi!" Freya dengan nekat turun dari bangkarnya dan mencoba berjalan sedikit demi sedikit.

"Gue bisa jalan" Freya mengusap air mata nya terharu.

"Apa gue balik ke raga gue yang dulu? Tapi bukannya waktu itu gue mati?" Freya mengerucutkan keningnya bingung.

Tiba tiba pintu dibuka oleh perawat. Freya bertatapan dengan perawat itu.

Terlihat perawat itu terkejut, "nona? Astaga akhirnya!" Seru perawat itu menghampiri Freya dengan binar mata yang bahagia.

"Mari nona istirahat dahulu, saya akan memanggil dokter" perawat itu menuntun Freya untuk kembali terbaring di bangkarnya.

Freya mengangguk.

Setelah perawat itu pergi Freya kembali turun dari bangkarnya dan berjalan menuju toilet, ia harus memastikan sesuatu.

"Lagi?" Gumam Freya saat dirinya bercermin.

"Setelah bulan sekarang gue jadi siapa?" Tatapan matanya tiba tiba kosong.

Namun pandangan nya turun pada salah satu benda yang menarik perhatian nya.

"Kalung ini" Freya memegang kalung itu.

"Gak mungkin! Jelas jelas gue transmigrasi lagi tapi kenapa kalung ini masih sama gue?!"

Sibuk bergelut dengan pikirannya Freya tak sadar jika pintu toiletnya dibuka paksa.

"Adek!" Seru orang yang baru saja membuka paksa pintu toiletnya.

Freya membalikkan tubuhnya dan betapa terkejutnya dia ketika melihat pria yang berada didepannya itu.

"Abi" lirih Freya saat pria itu memeluk erat tubuhnya.

Transmigrasi Syafira ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang