part 19

39.5K 2K 118
                                    

Happy reading 😺


Saat ini Bulan serta Mita berada dikamar bulan. Sebut saja mereka sedang melakukan girl time.

"Eh lanjut dong cerita Lo yang tadi siang ketunda" ujar bulan mengolesi masker kewajah Mita.

"Kepo bener Lo!" Saut Mita dengan mata tertutup, menikmati sensasi dingin diwajahnya.

"Ah Lo mah, gw penasaran tauuuuu!"

"Iya deh gw lanjutin ceritanya tapi Lo tolong pijit tangan gw nih" dengan wajah mengejek Mita mengulurkan tangannya.

Bulan mulai memijit tangan Mita dengan perasaan dongkol.

"Kakak gw namanya Arunika, sesuai sama namanya, dia tuh orangnya sehangat dan secerah matahari pagi. Waktu itu pas dia lulus SMA dia keterima di universitas kota yang dia pengen banget, gw masih inget wajah bahagia kak Aru pas tau dia keterima di universitas yang dia damba dambakan." Mita tersenyum menatap Bulan.

"Kebetulan pacar kak Aru juga keterima di universitas yang sama kayak kak Aru, makanya ayah ngizinin kak Aru ke kota, karna ayah percaya banget sama pacar kak Aru. nama pacar kak Aru itu kak Aksa" lanjut Mita menghentikan ceritanya.

"Terus terus" bulan menatap Mita penasaran.

"Ck, minum dulu lah. Aus nih aus"

"Nih" bulan menyodorkan segelas air putih kearah Mita.

"Makasih"

"Ayok cepet lanjut"

Mita mengangguk lalu melanjutkan ceritanya. "5 bulan berlalu semuanya baik baik aja, hingga tiba tiba kak Aru ngabarin kalo kak Aksa meninggal. Awalnya kita cuma ngira kak Aksa meninggal karna penyakitnya karna memang kak Aksa punya riwayat penyakit asma. Tapi selang satu bulan kak Aksa meninggal tiba tiba kak Aru pulang kerumah dengan pakaiannya yang memperhatikan-" entah kenapa dada Mita sesak mengingat wajah menyedihkan kakaknya.

"Kalo gak sanggup gak usah dilanjut kak" bulan mengelus punggung Mita.

"tumben pake kak" dengan mata yang berkaca-kaca Mita menatap bulan.

"Ck, lagi suasana melow Lo malah becanda!" Kesal bulan.

Mita terkekeh kecil, "gw inget banget pas itu gw yang ngebukain pintu buat kak Aru, kak Aru meluk gw erat banget dengan wajahnya yang basah karna air mata yang kecampur sama air hujan. Kak Aru bilang, dia takut, sama kak Aru sering nyebut nama Aldrich. Selama satu bulan penuh kak Aru kayak mayat yang idup, kita udah coba tanya ke kak Aru, apa yang buat dia takut. Tapi kak Aru gak mau jawab."

"Gw inget banget tubuh kak Aru yang kurus, kantung mata yang keliatan banget kalo dia tidurnya gak nyenyak" air mata Mita luruh seketika.

"Sampe kita bisa bujuk kak Aru ke RS tapi pas tau kenyataannya bak di samber petir disiang bolong, ayah marah besar ke kak Aru. Tapi untungnya ibu cegah ayah yang waktu itu mau mukul kak Aru, ibu coba bujuk kak Aru buat cerita hingga akhirnya kak Aru mau cerita."

"Kak Aru bilang dia hamil anak pacarnya, kak Aksa. Mereka ngelakuin hubungan badan karna terpaksa, kak Aru waktu itu dalam pengaruh obat perangsang yang diberikan laki laki yang memang udah ngincer kak Aru dari pertama dia masuk ke universitas. Tapi beruntung nya kak Aru bisa berhasil lolos dan dia pergi ke kos kosan kak Aksa untuk meminta bantuan, dan yah tragedi itupun terjadi. Gw tau kakak gw emang bodoh!" Mita terkekeh  miris.

"Kak Aru juga cerita kalo kak Aksa meninggal bukan karna penyakit nya, tapi karna dibunuh sama laki laki itu.Tragedi kak Aksa meninggal yaitu setelah dua hari mereka melakukan itu kak Aksa tiba tiba ditemukan terbunuh dirumah kosong. Kenapa kak Aru tau? Karna laki laki itu sendiri yang ngaku didepan kak Aru. Nama laki laki itu adalah Aldrich"

Transmigrasi Syafira ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang