Happy reading 😺
•
•
•Belum reda rasa sakit yang diderita oleh bulan akibat tembakan tadi bulan kembali harus merasa rasa sakit pada kakinya. Namun kali ini berlipat-lipat ganda rasa sakitnya.
"Jahat banget mau ninggalin aku" Regan berekpresi sedih.
"Lo gila bangsat!" Teriak bulan tepat didepan Regan.
"Hm, dan aku bakal ngelakuin hal yang lebih gila" Regan menyunggingkan senyum semiriknya.
Bulan yang melihat senyum itu mengepalkan tangannya emosi. Melawan? Bagaimana bisa dia melawan jika tangan serta kakinya saat ini diikat.
"Mulai dari mana" Regan melihat kedua kaki bulan yang masih mengeluarkan darahnya.
"Berhubung kamu suka kabur kita potong aja ya kaki kamu" riang Regan menatap bulan dengan senyum manisnya seolah perkataannya itu adalah hal yang ringan.
"Lo gila Regan! Gila!" Teriak bulan emosi namun juga panik. Dia menjauhkan kakinya dari manusia didepannya ini.
Regan tidak menggubris perkataan bulan dia fokus untuk mengambil alat yang dia maksud.
"Karna kamu pemberani jadi kita gak perlu obat bius"
Setelah mendapatkan apa yang dia mau Regan membalikkan badannya dan berjalan mendekati bulan dengan membawa sebuah palu.
Bulan yang melihat Regan semakin dekat dengannya dia bergerak mundur.
Regan semakin dekat dengan bulan. Aura disekitar pria itu menunjukkan bahwa dirinya sedang emosi.
"Kenapa kabur hm?" Regan mengambil ancang ancang dan tepat setelah dia menanyakan pertanyaan itu palu yang ada ditangannya dia pukulkan pada kaki bulan yang masih terluka akibat tembakan nya.
"Akhh" erangan kesakitan bulan terdengar memilukan bagi siapapun yang mendengar nya. namun siapa yang berani menolongnya?.
Sekuat tenaga bulan menahan air matanya yang ingin terjatuh. Tidak, dia tidak mau dianggap lemah.
"Aku tanya kenapa diem?" Sekali lagi Regan memukul kaki bulan dengan palunya. Kali ini bahkan bulan sudah merasa jika tulang pada kakinya remuk.
Erangan kesakitan itu kembali terdengar, kali ini diiringi dengan Isak tangis yang terdengar pilu.
"Ibu sakit" lirih bulan.
Erangan demi erangan kesakitan itu terus terdengar, sampai dimana dengan wajah yang sedikit terciprat darah Regan menghentikan aktivitas nya.
Dengan wajah yang penuh oleh air mata Bulan melihat kedua kakinya yang dalam kondisi tidak baik baik saja.
Bulan pikir Regan menghentikan pukulan palunya berarti selesai sudah hukuman nya namun rupanya pemikiran bulan salah.
Karna nyatanya tepat ketika Regan membalikkan badannya dan berjalan mendekati bulan, dia kembali membawa benda yang membuat bulan menahan nafasnya.
Disisi lain, karna tidak puas dengan palunya Regan kembali mengambil gergaji nya dan berjalan kearah bulan yang sudah tergeletak lemas dengan darah yang disekitar kakinya itu.
Bulan yang melihat apa yang dibawa Regan menggelengkan kepalanya lirih.
"Jangan" lirih bulan menatap Regan dengan tatapan memohon nya.
"Kamu nakal jadi harus dihukum" Regan mendekati bulan lalu menghapus air matanya.
"Lagi pula kalo kamu gak ada kaki kamu gak bakal kabur lagi kan?" Regan menyungging senyum riangnya tanpa memikirkan perasaan bulan yang semakin kalut.
![](https://img.wattpad.com/cover/356923793-288-k526854.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Syafira END
FantasyKisah perjalanan Syafira yang berpindah jiwa ketubuh seorang figuran yang akan mati ditangan antagonis pria. 🦊 Syafira hanya itu namanya tidak ada nama panjang apalagi marga. Sama seperti para remaja yang lainnya, Syafira juga begitu menyukai novel...