12.Lembaran Baru

233 30 12
                                    

Bangun dengan badan jauh lebih segar, untungnya Patricia bukan tipe orang yang akan mengalami insomnia ketika tidur di tempat baru.

Prioritasnya sekarang adalah pekerjaan. Mencoba membuka hati, berdamai dengan diri untuk melupakan yang telah lalu. Pada akhirnya ia menyadari, memelihara dendam hanya akan menyiksa batin, sedangkan pekerjaannya menuntut konsentrasi dan kreativitas tinggi. Suasana hatinya harus senantiasa terjaga.

Hari baru, lembaran hidup yang baru.

Duduk di tepi ranjang, barang yang pertama diambil adalah kacamata.
Tangannya terulur mengambil ponsel di atas nakas. Ada pesan dari sang kekasih yang membuat bibirnya melengkungkan senyum.

Pagi, Sayang....

Kamu jangan salah paham bila beberapa hari ini, Mas tidak akan sering-sering menelpon. Mas ingin kamu fokus dengan pekerjaan. Mas cuma mau mengingatkan, suplemen kesehatannya diminum setiap hari.

Selesai mandi, Patricia keluar kamar. Villa itu sangat mewah dan indah. Tak jauh dari kolam renang, langsung disuguhi panorama pantai yang sangat memanjakan mata, menariknya lebih dekat menikmati keindahan. Menghirup udara segar dalam-dalam. Namun, Patricia dikagetkan dengan sesosok manusia yang tiba-tiba keluar dari air.
Patricia menjerit, mundur selangkah dari tepi kolam.

Josh mengusap air di wajah, disapukan ke belakang sampai ujung rambut, mengibas-ngibaskan dengan rahang menengadah. Gerakan itu tampak sangat seksi.

Sejenak Patricia terpana, betapa sempurna raga sang Adam. Jangan ditanya tentang parasnya yang tampan. Kulit putih, garis rahang tegas, batang leher kokoh, bahu tegap, dan dada bidang dengan garis tengah yang tampak jelas, makin memesona saat dibasahi air.

Patricia tidak pernah menyangka getaran itu akan kembali secepat ini. Sekujur tubuhnya meremang, diiringi degup jantung tak beraturan.

Tubuh kekar itu yang pernah menjamah raganya dua tahun silam.

Belum sempat bernapas lega, Josh keluar dari kolam. Bukan melalui tangga, akan tetapi melompat dari pinggiran kolam.

Celana renangnya yang ketat, basah, mencetak yang ada di dalamnya. Susah payah menelan liur, Patricia memalingkan pandangan dari apa yang tak seharusnya ia lihat.

"Mau berenang?" tawar Josh pada Patricia yang berusaha menghindari kontak mata.

"Aku tidak bisa berenang."

Patricia tidak pandai menyembunyikan gelagat gugup, Josh memanfaatkan celah itu untuk menggodanya.

"Mau kuajari?" Josh mengulurkan tangan di depan Patricia.

"Tidak perlu! Aku datang ke sini untuk bekerja, bukan untuk les renang," jawabnya ketus, mengabaikan uluran tangan Josh, memilih pergi dari hadapannya.

Josh tersenyum simpul. Merasa kejutekan wanita berkacamata itu malah semakin membuatnya tertantang.

Patricia berjalan cepat menghindari Josh. Namun, hal buruk pun terjadi tanpa diduga, kakinya terpleset, tubuhnya terpelanting nyebur kolam.

Byurrr!

Air kolam menenggelamkan tubuh mungil Patricia. Kakinya tidak sampai menapak di dasar kolam. Karena posisinya jatuh tepat di titik terdalam kolam.

Josh langsung menceburkan diri menolong Patricia. Menyelam ke dasar kolam, meraih tubuh Patricia yang panik mencari pegangan, Josh secepatnya menarik Patricia ke permukaan.

Patricia sibuk mengambil napas begitu kepalanya keluar dari air. Ia pun terbatuk-batuk karena ada air yang terminum dan terhirup ke hidungnya.

Patricia berpegangan erat, merapat di dada Josh yang membawanya berenang menuju tepi. Josh bisa merasakan tubuh Patricia gemetar seperti ketakutan.

Time After Time (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang