25.Permohonan

200 25 3
                                    


"Patricia ke mana?" Mia memperhatikan keadaan sekeliling villa mewahnya. Ia baru tiba di Bali untuk memantau sejauh mana perkembangan projek barunya yang ditangani Josh dan Patricia.

"Patricia ke Jakarta, menghadiri nikahan sepupunya."

Josh merasa bosan meski baru ditinggal sehari. Sudah sebulan ini mereka kembali ke Bali untuk projek baru sang mama, Lovey Dovey Coffee Shop yang akan membuka cabang pertama di Kuta.

Senyum di bibir Mia tiba-tiba merekah, duduk di samping putranya dengan mata berbinar. "Ngomong-ngomong soal menikah, apa kamu ga ada niat cepat nikah, Josh?"

"Jangan latah deh, Ma." Josh meneguk bir dingin kalengan yang sudah diminum separuhnya, mendengar pertanyaan sang mama tenggorokannya mendadak kering. "Siapa yang ga mau. Impian Josh sejak lama ingin nikah usia akhir 20-an. Apalagi sekarang sudah dapat yang cocok."

"Kalau begitu, tunggu apa lagi?"

"Mbak Amber, gimana?"

"Ckk, Mama ga bisa berharap banyak dari Amber tentang masalah ini." Mia menghela napas berat, atas semua polah putri sulungnya. "Kamu tahu sendiri, kan, bagaimana sifat kakakmu, masih suka hura-hura, tidak mau diatur. Untuk bantu bisnis Mama saja malas-malasan. Hanya tahan tiga bulan, sudah kabur lagi. Ujung-ujungnya, Mama lagi yang harus turun tangan."

Masih ada keraguan di hati Josh untuk berterus terang tentang hubungannya dengan Patricia yang terhalang restu. Sampai akhirnya terbersit, ada baiknya diceritakan, siapa tahu dapat solusi.

"Ada masalah cukup berat merintangi hubungan kami."

"Masalah apa? Bukannya hubungan Patricia dan dokter Steven sudah berakhir?"

"Bukan itu. Ini mengenai Papanya Patricia, dia tidak setuju anaknya berhubungan sama Josh."

"Siapa yang berani menolak anak Mama? Memangnya dia siapa?" Emosi Mia sedikit terpancing, tidak terima putra kebanggaannya diremehkan.

"Bukan begitu. Mama tau kan, pemberitaan buruk di media tentang Josh masih belum reda. Bahkan sampai sekarang. Yang disesalkan, Papa Patricia terpengaruh, khawatir dengan latar belakang Josh, memiliki ayah yang terlibat banyak sekali skandal. Pikirannya terlalu konservatif. Dia khawatir Josh akan mengecewakan Patricia karena berpikir, buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya."

Mia berdecak, tak habis pikir. "Kenapa masih ada orang berpikir seperti itu di jaman sekarang. Ini tidak adil buat kamu Josh. Berikan alamat rumah Patricia, biar Mama bicarakan sama mereka."

"Untuk saat ini, Josh rasa belum perlu. Alangkah lebih baik bila Josh sendiri yang datang langsung untuk membuktikan keseriusan Josh meminang putri mereka. Tapi ... kami masih memikirkan waktu yang tepat. Mama doakan saja, semoga Josh berhasil meyakinkan calon mertua."

"Tentu. Bagi seorang ibu, meskipun tidak dipinta, akan selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya." Mia menggenggam tangan Josh, menatapnya penuh haru, bangga anaknya sudah berpikir dewasa.

****

Pulang dari pernikahan Jill dan Leon, emosi Hans kembali tersulut. Pasalnya ada beberapa dari keluarga besar mereka yang kasak-kusuk membicarakan skandal perselingkuhan Patricia dan Josh Bastian. Bahkan ada yang sampai bertanya terang-terangan.

Malu. Hans tidak bisa menyembunyikan mukanya saat sang anak jadi bahan pergunjingan keluarga besarnya saat berkumpul.

Semenjak kembali ke rumah tadi malam, Hans masih belum bicara dengan Patricia. Membuat hatinya kembali dirundung gelisah. Sementara salah satu tujuan kepulangannya ke rumah untuk berterus terang tentang hubungannya dengan Josh. Kalau begini, Patricia jadi semakin bimbang, harus dengan cara apa mengatakan pada ayahnya.

Time After Time (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang