30.Papa Muda

452 24 7
                                    

"Pru, ayo bilang Pa-Pa." Josh membuka mulutnya lebar dengan memperjelas artikulasinya, sangat bersemangat mengajari bayi berusia dua belas bulan yang menatapnya, sambil duduk di lantai ruangan bermain.

Bayi cantik buah cinta Josh dan Patricia diberi nama Prudencia Viorentina, nama yang diberikan Patricia karena ingin inisial putrinya sama dengan dirinya.

"Ma-Ma." Bayi yang menatap wajah ayahnya itu malah menggumamkan kata yang tidak sesuai dengan yang diajarkan.

"Papa, Sayang. Ini lho Papamu yang ganteng." Josh menepuk dadanya sendiri, masih berusaha untuk sabar.

"Ma-Ma," ulangnya dengan kekehan khas bayinya, seolah sengaja ingin membuat sang papa yang kesabarannya setipis tisu itu kesal.

"Kenapa tertawa? Papa lucu, ya? Ayo Papa ajari lagi. Pa-Pa."

"Da da!" Bayi itu mulai merengek.

"Ga mau?"

"Daa daaa!" Karena kesal permainan menyusun ring donat warna-warninya diganggu, Pru pun menangis kencang karena ulah papanya. "Huaaaaaa."

Patricia yang baru saja selesai mandi, turun dari kamarnya di lantai atas, dengan handuk yang tergulung di rambutnya yang basah.

"Kenapa menangis, Sayang?"

Josh malah cemberut tidak menjawab pertanyaan Patricia.

"Pru kenapa?" Patricia menggendong putrinya, mengecupi pipi mungilnya yang selembut mochi.

"Barusan aku mengajari Pru bilang Papa. Tapi, dia bilangnya Mama Mama terus," adunya kesal. "Apa kamu cuma mengajari Pru bilang Mama saja?"

"Aku ajari semuanya, kok. Ayo Pru bilang Pa-Pa. Papa ngambek tuh." Kali ini ibunya yang mengajari. "Pa-pa."

Dan ajaibnya Pru mengucapkan sesuai yang diajarkan ibunya. "Pa-pa."

"Tuh, dengar sendiri, kan? Memangnya kamu mengajarinya seperti apa?"

Josh pun tertawa lebar begitu putrinya bilang papa. Lekas mengambil alih putrinya dari pangkuan Patricia. Menghujani pipi si kecil dengan kecupan. "Begitu kan pintar. Ini baru anak Papa."

"Makanya ngajarin anak itu yang sabar. Jangan cepat bosan, jangan baperan."

****

Di usia putrinyanya yang genap satu tahun, Patricia baru menyadari belum membuat foto studio keluarga kecil mereka. Dan Minggu sore itu mereka pergi ke studio foto yang kebetulan milik teman lama Josh yang membuka usahanya di Bali.

"Sayang, kita kedatangan tamu spesial," kata Wilson sang fotografer sekaligus pemilik studio foto tersebut kepada istrinya yang tampak semringah melihat Josh Bastian. Meskipun sudah tidak lagi berkecimpung di dunia entertainment, aura bintangnya tidak pernah meredup.

"Josh Bastian, ya?" Ellen masih belum mengedipkan mata saat Josh melepas sebelah tangannya yang sedang memangku si kecil, terulur untuk bersalaman.

"Apa kabar?" sapa papa muda berlesung pipi itu ramah.

Ellen menyambut uluran tangan Josh, dengan senyum yang tak pernah lepas. "Baik, baik."

"Istriku penggemar beratmu, makanya syok begini," jelas Wilson menggoda istrinya.

Ellen menggeplak lengan suaminya, tersipu malu.

"Wil, kenalin ini istriku Patricia, dan ini anakku Prudence."

Patricia menyalami Ellen dan Wilson.

"Hallo, Pru. Lucu banget. Mirip siapa ya?" Wilson mengamati wajah si kecil.

Time After Time (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang