19.Maafkan Aku

227 24 20
                                    

Steven punya alasan kenapa begitu yakin menyerang Josh Bastian, padahal tidak sampai memergoki keduanya berselingkuh, kondisi TKP sudah lebih dari cukup menjelaskan segalanya. Jauh sebelum yang ia dapati sekarang, Steven sebenarnya tidak menutup mata, akan kecurigaan kedekatan Patricia dan Josh semenjak mereka menjadi partner kerja di Bali. Patricia yang berbohong tentang partner kerjanya (seorang perempuan) dan yang lebih fatal ketika Patricia menyebut nama Josh saat ia memeluknya, secara tidak langsung sudah menegaskan ada sesuatu di antara mereka.

"Apa semenjak di Bali?" Steven semakin geram dengan kebisuan Josh, seolah meremehkannya.

Josh menyunggingkan senyum, sama sekali tidak gentar dengan amarah Steven. "Asal lo tau, jauh sebelum di Bali, kita sudah saling kenal. Meski ga pernah ada status, selagi tau hatinya untuk siapa, akan gue kejar sampai ke mana pun...."

"Yang jelas hati Patricia buat gue, yang jelas-jelas tunangannya!"

"Yakin? Waktu di Bali, gue sering lihat Patricia ngelepas cincin tunangannya. Cinta Patricia cuma buat gue. Dan dia sudah mengakuinya. Ga mungkin kita sampai berkali-kali berhubungan intim, kalau tidak saling mencintai, bukan? Apalagi semalam...."

Persetan dengan perasaan Steven, Josh terus memanasinya.

Dada Steven semakin terbakar hebat, tidak menyangka Patricia yang selama ini ia kenal sebagai wanita baik-baik, tega menghkianatinya sekejam ini. Giginya merapat geram, tinju yang sedari tadi ditahan semakin mengencang.

__

Setelah membayar di kasir, Patricia cukup kerepotan membawa dua kantong penuh belanjaan.

Belum ada firasat apa pun, sampai akhirnya matanya membeliak, baru sadar setiap Minggu pagi Steven akan datang untuk jogging bersama. Meski masih terlalu pagi, tetap saja perasaannya tidak tenang. Bagaimana kalau tunangannya itu datang lebih pagi dari biasanya?

Perasaannya sudah tak karu-karuan, berjalan secepat yang ia bisa dengan belanjaan di kedua tangan. Tak henti menggumamkan doa, semoga Steven belum datang, masih ada waktu untuk mengusir Josh Bastian.

"Pet!"

Sedang buru-buru, di belakang malah ada yang memanggil. Patricia menghentikan langkah, menoleh ke belakang.

"Lo kenapa jalan buru-buru gitu? Mana belanjaan lo banyak banget. Sini! Pindahin ke gue satu." Patricia memindahkan satu kantong belanjaannya ke tangan Jill.

"Gak ada waktu lagi Jill, gue mesti cepet balik ke apartemen," jelas Patricia dengan napas ngos-ngosan. "Yon, pegangin belanjaan gue!" Patricia pun kembali menitipkan kantong belanjaan satu lagi pada Leon, agar langkah paniknya lebih ringan bila tidak membawa barang apa pun.

Pria berambut blonde itu menyeringai, seperti memendam sesuatu di benaknya.

Tanpa banyak tanya, Jill dan Leon membuntuti langkah Patricia.

Begitu membuka pintu, Patricia langsung disuguhi pemandangan mengejutkan, dua pria sedang baku hantam. Yang ditakutkan malah kejadian. Firasat buruk yang dirasakannya menjadi kenyataan.

"Mas! Sudah!" Patricia mencoba menghentikan Steven yang sedang bertubi-tubi menghantamkan tinju pada wajah Josh yang sudah terkapar di lantai.

"Yon! Ayo bantu pisahin!" Jill yang baru datang, menyuruh pacarnya melerai perkelahian Josh dan Steven.

Leon harus mengerahkan segenap tenaga sampai berhasil memisahkan dua pria yang sedang terbakar amarah tersebut.

"Mas, kamu ga apa-apa?" Patricia menghampiri Steven, menggenggam tangannya, namun Steven langsung menepisnya.

Time After Time (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang