- GEMPA BUMI

55 11 0
                                    

             Karya : Arrahieqli Makhtum

Pada hari jumat tanggal 28 september tahun 2018 terjadi sebuah insiden yang sangat mengerikan yaitu gempa dan tsunami, kali ini saya akan menceritakan sedikit cerita saya tentang kejadian yang menimpa seluruh warga yang berada di Sulawesi tengah dan sekitarnya.

Pada hari jumat pagi semua berjalan dengan lancar tak ada kendala sama sekali seakan akan hari itu tak ada yang akan terjadi akan tetapi semua nya berubah ketika hari menjelang sore aku dan beberapa teman ku yang sedang duduk karena kelelahan selepas bermain bola,waktu itu suasana sangat hening tak ada satu pun hewan yang lewat dan waktu itu angin berhembus sangat kencang yang seakan akan angin itu memberi kita suatu petunjuk bahwa ada sesuatu yang buruk akan terjadi, akan tetapi aku dan teman temanku tak terlalu memikirkan hal tersebut yang di mana kami hanya menganggap bahwa angin tersebut hanyalah angin yang datang, setelah lama duduk teman ku mulai bertanya kepadaku “ eh kau sebentar pergi ke acara palu nomoni” dan aku pun menjawab’’ aih sepertinya saya kurang tau saya pergi atau tidak soalnya om ku bilang nanti di liat kita pergi atau nda’’setelah pertanyaan tersebut satu persatu teman ku mulai meninggal kan lapangan dan tidak lama dari situ aku merasa seperti ada guncangan namun aku hanya mengganggap bahwa aku sedang kecapean dan agak sedikit pusing karena itu lah mengapa aku tidak terlalu menghiraukan guncangan tersebut.Se sampainya aku di rumah, aku pun langsung bergegas mandi di karenakan waktu sholat maghrib akan segera tiba, selepas aku mandi aku pun langsung bersiap siap untuk menggunakan baju sholat ketika aku ingin menggunakan baju aku merasa sedikit malas untuk langsung memakai nya dan pada akhirnya aku pun duduk di kursi sambil bermain gadget ketika adzan hampir berkumandang aku segera mengambil baju yang ingin aku pakai sebelumnya,ketika aku ingin mengambil baju tiba tiba suara gemuruh beserta  guncangan yang sangat dahsyat terjadi, di kejadian itu aku segera menuju jalan keluar akan tetapi hal tersebut tidaklah mudah di karenakan guncangan yang sangat hebat membuatku terpontang panting akibat hal tersebut ketika sudah berada di depan pintu bahuku yang di sebelah kiri tertabrak oleh kusen pintu yang membuat bahuku sampai retak ketika sudah berada di luar rumah atau lebih tepatnya di garasi ketika aku berada dalam garasi ada sebuah motor yang terpakir dengan posisi lagi di standar dua ketika aku lewat motor tersebut lah yang menimpaku yang membuat bahuku jadi tertimpa oleh stir dari motor tersebut, hal tersebut lah yang membuat bagian area belakangku menjadi sangar nyeri hingga sekarang, ketika motor itu sudah menimpaku taka ada cara lain untuk menyelamatkan hidupku maka aku pun memilih untuk menarik paksa bahu ku dari stri motor tersebut yang mengakibatkan bahuku jadi bengkak dan terlihat turun sebelah, ketika aku sudah berhasil selamat dari motor yang jatuh menimpaku aku pun langsung bergegas lari dari rumah tersebut, akan tetapi itu tidak semudah yang kalian bayangkan setelah tertimpa dari motor aku hampir tertimpa oleh dinding yang sangat tinggi apabila aku tidak tertimpa motor mungkin saja aku sudah mati dikarenakan tertimpa oleh dinding tersebut, setelah dinding tersebut telah jatuh maka aku pun langsung lari dari rumah akan tetapi tidak lama dari aku hampir tertimpa oleh dinding tersebut pamanku memanggil nama ku dan mengatakan”naik ke motor sini kita pergi ke gunung puenjidi” dan aku pun langsung pergi bersama paman ku di saat aku berada di gunung aku dan keluarga terus menerus melakukan dzikir dan berdoa meminta perlindungan tidaak lama dari situ paman ku pun pergi sholat maghrib di sebuah pondok, setelah selesai sholat paman ku turun bersama ustad ustad yang berada di pondok itu dan mereka mengatakan sini ikut kami saja kita berlindung dan istirahat di pondok kami. Setelah mendengar ajakan tersebut ramai orang yang datang ke pondok tersebut dan aku melihat banyak sekali orang yang datang dengan berbagai keluhan aku sempat melihat seorang ibu ibu yang sedang di obati kaki nya di karenakan luka yang sangat besar,dan ada seorang ayah yang terlihat sedang menangis sambil mencari anak anak nya dan ada seorang pria yang ku lihat tidak menggunakan busana sama sekali pria tersebut hanya di tutupi menggunakan sebuah sarung, ketika aku sudah tidak mampu melihat keadaan dan merasa kondisi juga sangat parah aku memutuskan untuk tidur dan ketika keesokan hari nya kami pun pulang ke rumah akan tetapi kami tak berani untuk tidur di dalam rumah jadi kami pun mendirikan sebuah tenda yang cukup besar untuk di pakai beristirahat mengganti pakaian dll, mungkin kejadian ini adalah kejadian yang paling mengerikan, yang pernah terjadi di dalam kehidupan ku, dan dari kejadian aku mendapatkan banyak kenangan dan pembelajaran yang tak bisa aku sebutkan satu persatu.

✦ ANTOLOGI CERPEN -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang