Karya : Nurul Aulia Sumardin
Dedaunan jatuh ke tanah bersamaan dengan angin yang menyibak rambut. Hari yang cerah untuk masuk hari pertama sebagai kelas 12 akhir. Risa, Kirana, Caca dan Elina bersekolah di tempat yang sama, yaitu SMAN 20 Bandung. Mereka berempat sangat dekat sejak mereka sekelas di kelas 10.
Kringgg...
Bel berbunyi dan Bu nina, walikelas baru mereka masuk, dibelakangnya ada seseorang yang mengikuti dari belakang. Anehnya, anak lelaki tersebut tak pernah ia lihat ataupun jumpai sebelumnya. Bu nina menyuruh anak itu untuk perkenalan kepada anak-anak lain. "Perkenalkan nama saya Arka dari SMA 13 Jakarta. Salam kenal semuanya" ujar anak lelaki tersebut. Setelah perkenalan Bu nina menyuruhnya untuk duduk di kursi kosong tepat di depan Risa.
─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──
Beberapa bulan kemudian
Risa selalu menghabiskan waktu bersama Elina, Caca dan Kirana. Begitu pun dengan Ardito yang mulai bergaul dengan anak laki-laki lain. Postur tubuhnya yang tinggi dan atletik ditambah dengan wajahnya yang tampan membuat banyak gadis-gadis lain tertarik. Tetapi menurut Risa, Arka sangat cuek dan biasa saja.
Hari itu pelajaran olahraga, materi mereka adalah basket. Saat latihan, bola yang di lempar Risa tak ada yang masuk ke ring. Sudah 10 kali ia mencoba dan sudah 10 kali juga ia mengeluh tidak bisa, akhirnya guru olahraga memanggil Arka untuk mengajari Risa. Risa pikir Arka pasti menolak tetapi ternyata tidak.
Ardito menghampiri Risa dan mulai mengajarinya mulai dari posisi tangan dan cara melempar bola. Risa mengamati semua penjelasana Arka dan mempraktikkannya. Betapa senangnya ia saat melihat bola yang ia lempar masuk ke dalam ring. "Huwaa... kau lihat itu? Lemparanku masuk!!" Katanya dengan tertawa riang sambil menjingkrak. Arka pun tersenyum. Tak lupa, Risa berterima kasih kepada Arka “Terima kasih yah” “Iya, sama-sama” balas Arka.
Kringgg….
Bel berbunyi dan jam olahraga berakhir. Siswa dan siswi kelas 12-2 bergegas untuk mengganti seragam. Untuk mata pelajaran selanjutnya, yaitu kimia mereka dibagi atas beberapa kelompok untuk membuat sebuah proyek. Kali ini, Ia, Kirana dan Arka disatukan dalam kelompok yang sama. Ini adalah pertama kalinya bagi mereka untuk berada dalam tim yang sama. Tugas yang diberikan mereka akan dikumpulkan dalam 3 hari lagi. “Kita kerjaiin ini dimana?” Tanya Risa. “Di kafe jalan kartini mau gak?” Tanya balik Arka. “boleh” jawab Kirana. “Ya sudah, sebentar malam jam 9 yah” sahut Risa.
Malamnya, mereka pun bertemu di tempat yang mereka sudah sepakati tadi. Mereka segera masuk ke dalam kafe, duduk saling berhadapan dan mengerjakan tugas kelompok mereka. Saat tugas mereka selesai, mereka beristirahat dan Risa memasang AirPods-nya untuk mendengarkan lagu dari band kesukaanya, The smiths. Tak sengaja, suara lagunya menjangkau telinga Arka.“aku juga suka The smiths” ucap Arka.“Hah?” Karena tak jelas ia bertanya sambil melepas Airpods-nya.“Aku bilang aku suka The Smiths” ulang Arka. “Oh ya? Kenapa kau tahu? Itukan band lama" ”Orang tuaku suka memutarnya waktu aku kecil" Jawab Arka.
Di saat itulah, Risa mengetahui ada perasaan aneh yang muncul ketika ia berada di dekat Arka. Tetapi, pikirannya selalu menolak untuk menerima perasaan itu.
Sesampainya dirumah, ia berlari ke dalam kamar dan menceritakan semua yang terjadi hari ini ke Caca lewat telepon. Awalnya ia ingin memberi tahu Elina tetapi dia masih terlalu mali untuk menceritakannya ke Elina. Risa menyuruh Caca untuk menjaga rahasianya terbesarnya itu.
─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──
Di pagi hari ketika Risa dan Elina sampai di kelas, Kiel adalah orang pertama yang menyapa mereka. “Pagi” Kiel melempar sapaan dengan melambaikan tangannya.“Pagi juga” balas Risa yang suasana hatinya sangat senang, begitu pun dengan Elina yang ikut melemparkan senyuman manis.
Saat melihat ekspresi Risa yang tersenyum manis, muncul pertanyaan aneh di kepala Elina "jangan-jangan Risa suka Kiel?" Bagaimana tidak, menurut Elina, Risa orang yang sangat jarang tersenyum ke anak laki-laki.
Saat jam istirahat hanya ada Risa, Kirana dan Elina, tiba-tiba Elina bertanya ke Risa,"Sebenarnya kamu suka sama Kiel kan?" Matanya berbinar dan bibirnya tersenyum. Risa yang mendengar pertanyaan itu sedikit terkejut, "gak tahuu" jawabnya sambil tersenyum meledek."Jujur aja, kamu pasti suka dia kan?" Kirana juga ikut melempar pertanyaan ke Risa. Karena pertanyaan tanpa henti dari mereka berdua, Risa menjawab "Sebenarnya orang yang kusukai memang anak kelas ini" "bukan Kiel, tetapi anak baru di kelas kita" lanjutnya. Saat mendengar jawaban itu, Elina dan Kirana sempat terkejut dengan jawaban dari Risa.
Esok harinya, Elina mengejek dan menggoda Risa ketika Arka ada di dekat mereka. Saat jam pulang dan tinggal Elina, Risa, Kirana dan Arka di dalam kelas, "gimana nih, Dir? Kamu mau pulang tetapi kendaraan gak ada" Elina menggoda Risa."El, udah! Cukup ih!!" Risa meminta Elina untuk berhenti tetapi Elina tetap menggodanya dengan terus mengatakan hal yang sama. Hingga akhirnya, Kirana menyuruh Elina untuk berhenti dan mengajak Elina dan Risa untuk pulang. Esok hari pun sama, Elina terus-terusan mengejek Risa ketika ada Arka di dekatnya.
Saat libur, Kiel mengajak Caca untuk pergi bermain golf, tetapi saat itu Kirana dan Risa tak bisa datang karena kesibukkan masing-masing, jadi hanya Elina dan Caca yang datang memenuhi undangan Niel.
─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──
Sebulan kemudian
Di hari sebelum mereka libur musim panas, siswa-siswi kelas 12-2 memutuskan untuk membuat acara pesta. Sayangnya, Risa sempat merasa sakit perut dan menyuruh Elina untuk pergi terlebih dahulu. Setelah 30 menit dan sakit perutnya hilang ia menyusul ke tempat acara, begitu sampai di depan gerbang ia melihat bahwa Arka dan Elina berboncengan pergi. Melihat itu sekujur badannya gemetar, keringat dingin membasahi wajahnya dan ada rasa sesak di dada. Matanya berkaca dan tak ada satupun yang kata yang bisa keluar dari mulutnya. Di pojok ruangan ia melihat Kirana dan Caca yang sedang berbicara, ia berjalan menghampiri mereka tetapi mereka malah berjalan menjauh. Tak ada satupun yang ingin mereka sampaikan kepada Risa karena rasa bersalah.
Esoknya, Risa menanyakan kejadian tadi malam kepada Caca dan Kirana "sebenarnya kalian tahu sejak kapan?" Tanyanya. "Maaf Dir, sebenarnya aku sudah tahu sejak kita pergi main golf waktu itu, aku gak ada niatan untuk sembunyiin ini dari kamu" Jawabnya. "Aku takut kamu jadi sedih makanya aku gak kasih tahu sejak awal, maaf ya Dir" lanjut Kirana. Sebenarnya, yang membuat Risa sedih adalah fakta bahwa teman-temannya tidak berkata jujur dan perasaanya membuatnya merasa seperti orang bodoh karena menyukai pacar dari sahabatnya sendiri tanpa tahu apa pun.