Karya : Putri Rahmadani
Disuatu malam yang mendung disertai rintik dan angin kencang, bulan yang ditutupi awan-awan hitam, angin menerbangkan lembar-lembar daun, hawa dingin yang menyelimuti tubuh. “Tolong pergilah, wajahmu sungguh jelek dan menakutkan, aku takutt!! tolong pergilah!! huhuhu.” Lantas rina terkejut dan terbangun dari tidurnya dengan nafas yang terengah-engah. Aduhh, mimpi seperti itu lagi, aku gak suka mimpi ituuu, kenapa sih harus terulang. Dongkol rina karena mimpi yang sering ia rasakan yang dapat membuatnya mengingat kejadian yang tidak ia senangi. Ini jam berapa ya? aku masih ngantuk banget. Tangan Rina yang mengucek mata sambil meraba hp untuk melihat pukul berapa. Hp tersebut terlihat pukul 03.27 subuh. Masih jam segini sih, tapi aku ga ngantuk, ih kesel banget pasti ini karena mimpi jelek itu lagi aku jadi gak bisa tidur huhh!!. “tingg….” sebuah pesan berbunyi dari hp rina. “sayangg, kepin mau bobo dulu yaaa aku ngantuk banget abis mabar sama temen temen. babayy sayangku♡.” Pesan tersebut berisi kata kata manis dari kevin yang baru saja selesai main pubg bersama teman temannya. Ih kebiasaan banget belum tidur, pasti besok di Sekolah ketiduran lagi. Ucap rina kesal akibat perilaku kevin yang keseringan begadang. “Iya sana bobo.” Rina yang membalas pesan dengan ketikan yang singkat. Baru mau tidur tapi si Rina malah ngambek, pasti gara-gara aku begadang makanya dia ngambek. harusnya aku gak ikut ajakan temen-temen tadi sih, hedeh.. keluh Kevin sambil menghela nafas. “maaf ya sayang aku begadang lagi, nanti lain kali gak lagi deh.” Ketik kevin yang berisi permintaan maaf untuk Rina. “iya iya sana boboo, nanti bangunnya kesiangan.” ketik Rina dengan menyuruh kevin tidur. Emang ya anak jaman sekarang kerjanya main game mulu, apa gunanya sih?! rusakin mata iya, buang buang waktu iya. Mending aku siap siap aja deh siapin bekel buat Sekolah. Gini amat ya tinggal sendiri. Aku masak apa ya hari ini? mau ngecek kulkas dulu deh.. rina berjalan menuju dapur dan mengecek isi kulkas. Hmmm… lumayan sih, ada kentang, daging sapi, bawang, tomat. Aku buat semur aja deh. Rina mempersiapkan semua bahan yang akan ia gunakan lalu mencucinya dengan bersih dan memasaknya. Untung udah terbiasa masak sendiri, kalo gak aku pasti cuman makan nasi garem. Sekarang udah jam berapa ya??. Rina mengecek hp yang terlihat pukul 05.00 pagi. wah udah jam segini, aku harus siap-siap pergi ke Sekolah. lantas Rina dengan sigap untuk bersiap-siap untuk pergi ke Sekolah. Duhh, harus bangunin Kevin..
“kepin sayangg, bangunn cepett”
“kamu sih begadang semaleman, kan jam bobonya jadi dikitt”
“sayangg bangunn”
“kepiinn”
rina mencoba untuk membangunkan kevin melalui chat. Kok ga dibales sih? telpon aja deh.
“tut.. tut.. tutt.. iyaa sayang kenapa?”
“maksud kamu kenapa?
“kenapa kamu bangunin aku sayangg?”
“kamu gak lihat sekarang jam berapa?”
sontak kevin terkejut dan langsung bergegas
“ih udah jam seginii, a-a-aku siap siap dulu yaa sayangg. tunggu situu nanti aku jemput babayyy!! tut.. tut.. tut”
Kevin yang melihat jam sudah menunjukan pukul 06.30 segera bergegas dan mematikan panggilan Rina. Kevin sangat tergesa-gesa, setelah ia selesai bersiap siap dengan cepat ia menuju rumah Rina dengan motornya. Setelah sampai di rumah Rina, ia memarkirkan motornya terlebih dahulu dan mempercepat langkahnya menuju pintu depan rumah Rina. Hatinya berdebar-debar karena mereka sudah terlambat untuk pergi ke sekolah. Rina, dengan rambutnya yang tergerai, tampak gelisah menunggu di depan pintu.
"Maaf, Rina, aku terlambat.” Ucap Kevin dengan napas terengah-engah. Rina tersenyum lembut, "Tidak apa-apa, Kevin. Yang penting kita segera pergi sebelum bel sekolah berbunyi."
Mereka pun berdua bergegas keluar rumah, melintasi jalan setapak menuju motor Kevin yang sudah siap di depan pagar. Keduanya melaju cepat, mencoba mengejar waktu yang telah terlambat. Di perjalanan, Rina menyadari sesuatu. "Kevin, aku merasa ada sesuatu yang tidak biasa hari ini. Apa yang terjadi tadi?" Kevin menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab, "Tadi pagi, saat aku hendak keluar rumah, aku melihat seekor burung hitam terbang begitu rendah di depan pintu. Katanya itu pertanda buruk, tapi mungkin hanya kebetulan." Rina mengernyitkan dahi, "Tapi kita tidak boleh percaya sepenuhnya pada takhayul, kan? Mungkin ini hanya kebetulan semata." Sesampainya di sekolah, mereka memasuki kelas dengan tatapan bingung dari teman-teman sekelas yang sudah duduk rapi. Guru mereka, Pak Candra, memandang serius saat mereka masuk.
"Kevin, Rina, kalian terlambat lagi. Ini bukan perilaku yang diharapkan," tegur Pak Candra..
Rina dan Kevin saling pandang, penuh penyesalan. Mereka berjanji untuk tidak terlambat lagi dan berusaha fokus mengikuti pelajaran, meskipun kejadian tadi pagi masih membayangi pikiran mereka. Hari berlalu, dan suasana di sekolah mulai kembali normal. Namun, Rina merasa ada sesuatu yang mengganjal. Ia memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang burung hitam dan pertanda buruknya. Bersama Kevin, mereka mencari informasi dan menemukan cerita mistis terkait burung hitam dalam budaya lokal. Hingga suatu hari, mereka bertemu dengan seorang nenek bijak di pasar tradisional yang menceritakan legenda tentang burung hitam menandakan bahwa akan ada bahaya datang. Kevin dan Rina merasa gelisah setelah mendengar penjelasan tersebut, dan kekhawatiran mereka muncul. Mereka memutuskan untuk menjalani hari-hari mereka untuk tidak peduli dan tidak percaya terhadap takhayul. Kini, setiap kali melihat burung hitam, Kevin dan Rina selalu merasa terganggu dan merasa bahwa ada bahaya yang akan menghampiri mereka.
hari demi hari mereka jalani, banyak hal-hal mistis yang terjadi terhadap mereka setelah menanyakan mengenai burung hitam tersebut kepada nenek bijak yang berada di pasar tradisional. Rina merasa bahwa rahasia di balik burung hitam tersebut masih menyimpan misteri yang belum terpecahkan. Mereka berdua memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut dan meminta bantuan pada nenek bijak yang sering memberikan petunjuk dan nasihat. Setelah kembali ke pasar tradisional tempat nenek bijak itu berada, mereka menemukan nenek sedang terduduk menunggu pelanggan sambil tersenyum ramah. "Apa yang kalian cari?" tanya nenek sambil menatap Rina dan Kevin. Rina bertanya kembali dengan penuh penasaran dengan apa yang ia lihat kemarin, mengenai burung hitam tersebut. Ia juga menceritakan bahwa ia dan pacarnya sering mengalami kejadian kejadian aneh seperti mendengar bayi menangis, padahal tidak ada tetangga yang memiliki bayi di sekitaran rumah Rina. Dan juga sering melihat bayangan berlalu lalang. Nenek bijak mendengarkan dengan seksama, matanya yang penuh pengalaman mengintip ke dalam kegelapan misteri yang tersembunyi. "Nak, burung hitam bukanlah tanda keburukan semata. Di dalam kehidupan, ada titik balik yang bisa membawa kita ke arah yang berbeda. Burung hitam adalah penjaga, memberikan peringatan agar kita lebih waspada terhadap keputusan dan tindakan kita," kata nenek bijak sambil merenung. Kevin dan Rina bertanya-tanya apa arti dari peringatan tersebut. Nenek bijak tersenyum, "Burung hitam hadir untuk memberikan kalian kesempatan untuk mengubah nasib. Kalian memiliki kekuatan untuk memilih arah hidup yang kalian inginkan." Mereka diberikan amulet kecil oleh nenek bijak sebagai lambang perlindungan dari kekuatan-kekuatan gaib yang mungkin terlibat. Sambil membawa amulet tersebut, Rina dan Kevin merasa semangat baru untuk menghadapi setiap tantangan yang mungkin menghampiri. Namun, kejadian aneh lebih sering terjadi setelah pertemuan itu. Suara-suara aneh terdengar di malam hari, bayangan-bayangan melintas di sekitar mereka. Rina dan Kevin mulai merasa bahwa ada kehadiran yang tak terlihat di sekitar mereka. Mereka kembali meminta nasihat pada nenek bijak, yang kali ini menyatakan bahwa mereka harus mencari jawaban di tempat yang lebih dalam. "Ada kekuatan gelap yang ingin menguji tekad dan keberanian kalian. Kalian harus mencari jawaban di dalam diri kalian sendiri," kata nenek bijak serius. Rina dan Kevin memutuskan untuk melakukan perjalanan spiritual, mencari jawaban di tempat- tempat yang dianggap sakral. Petualangan mereka membawa mereka ke tempat-tempat yang penuh dengan rahasia dan misteri, dan di tengah perjalanan itulah mereka menemukan keberanian yang sejati untuk menghadapi kekuatan gelap yang mengancam kehidupan mereka. Rina dan Kevin memasuki hutan yang gelap dan penuh misteri. Suara desiran angin membawa pesan gaib, memandu mereka ke sebuah rumah tua yang tersembunyi di dalam pepohonan. Di dalam rumah itu, mereka menemukan buku kuno yang mengungkap kisah makhluk halus yang telah lama terperangkap di sana. Ketika matahari terbenam, bayangan makhluk itu mulai muncul, dan nenek bijak itu memberi mereka peringatan melalui pesan mistis untuk menjalani ujian agar bisa membebaskan roh tersebut. Rina dan Kevin terlibat dalam serangkaian ujian mengerikan yang menguji keberanian dan persatuan mereka. Setiap langkah mereka diikuti oleh ketakutan yang mendalam, dan makhluk halus tersebut mencoba menghentikan mereka dengan kekuatan supranatural. Dalam keputusasaan, mereka mengingat nasihat bijak nenek mereka dan menemukan cara untuk memenangkan ujian itu. Dengan kekuatan cinta dan keberanian, mereka berhasil membebaskan makhluk halus tersebut, dan hutan yang sebelumnya gelap menjadi terang. Namun, seiring matahari terbit, keberadaan makhluk itu menghilang, meninggalkan Rina dan Kevin di depan rumah tua yang kini tampak tenang. Mereka kembali kepada nenek mereka, yang tersenyum bangga sambil mengatakan bahwa cinta dan keberanian adalah kunci untuk mengatasi ketakutan yang paling dalam. Dari pengalaman itu, Rina dan Kevin menjadi lebih kuat dan bijak, membawa warisan keluarga mereka untuk mengatasi dunia yang penuh misteri dan keajaiban.