- WAKTU YANG SALAH

118 19 10
                                    

Karya : Rizqa Khairunnisa

Dingin angin malam menerpa wajah manis seorang gadis yang tengah duduk sembari menunggu seseorang. Berkali kali ia melihat jam yang melingkar di tangannya. Sudah sekiranya 1 jam ia menunggu di sini.



Di tengah keramaian di tempat itu yang tiada lain adalah pasar malam. Dirinya hanya bisa merenung memikirkan seseorang yang sudah mengisi hatinya selama dua tahun ini. Iris matanya sudah tak bersinar seperti biasanya setelah mengetahui fakta tentang seseorang itu yang tak lain berstatus sebagai kekasihnya.



Kekasihnya berpacaran dengan orang lain. Tanpa sepengetahuannya tentu saja. Bagaimana ia bisa tahu akan hal itu? Karena ia juga seorang manusia yang mempunyai rasa ingin tahu. Kekasihnya berubah semenjak beberapa bulan ini. Lebih sering mengacuhkannya, mengingkari janji, menolak ajakannya, dan membentaknya. Padahal sebelumnya kekasihnya itu sangatlah baik padanya.



Nara, Gadis manis itu mulai mencari tahu tentang perubahan sikap kekasihnya, la secara diam-diam memantau dari jauh. Mengikuti kekasihnya tanpa sepengetahuan. Dan dari situ, Nara mengetahui sesuatu. Kekasihnya sudah membuka hati untuk orang lain. Orang lain yang katanya adalah teman baik kekasihnya.



Nara tentu saja sedih, la bahkan menangis semalaman setelah melihat hal itu. Nara berpikir, mungkin kekasihnya itu sudah bosan dengannya. Karena Nara orangnya kaku, Tak banyak bicara dan tak pernah membantah.



Hari demi hari Nara lalui seperti biasa, la berpura-pura bodoh dihadapan sang kekasih seakan ia tak mengetahui apa yang dilakukan kekasihnya di belakangnya. Nara membiarkan kekasihnya lebih dekat dengan teman baiknya itu.



Mungkin temannya itu bisa membuat kekasihnya bahagia dibanding dengan dirinya. Nara juga sempat berpikir jika dirinya adalah penghalang hubungan mereka. Nara tetap bersikap baik pada kekasihnya. Bahkan saat kekasihnya berulang tahun Nara tetap memberikan kekasihnya kejutan dan hadiah.



Nara ingin tahu, apakah kekasihnya benar-benar mencintainya atau tidak. Apakah kekasihnya memang sudah berpaling atau belum. Nara memang terlihat tegar dihadapan sang kekasih. Namun ia selalu menangis setelahnya. Menumpahkan air mata kesedihan yang selama ini la pendam. Nara memang memendam semuanya sendiri. Tak ingin merepotkan orang lain.



Sekarang kita kembali pada Nara yang masih menunggu kekasihnya datang. Nara menunduk dalam sambil meremas ujung bajunya.



"Apakah kau tidak akan datang?" gumamnya sangat pelan.



Nara menghembuskan nafasnya kasar dan mendongak. Matanya menangkap sosok yang sendari tadi ia tunggu. Siapa lagi kalau bukan kekasihnya, Faka. Senyuman terukir diwajah manisnya. Nara pun berdiri dari duduknya saat Faka sudah berada dihadapannya.



"Maaf terlambat, Tadi temanku meminta untuk mengantarnya ke toko baju" ucap Faka.


Nara mengangguk dengan senyuman masih terlihat jelas diwajahnya.



"Tidak apa-apa. Aku tidak menunggu lama kok." balas Nara dusta, Faka menatap Nara lekat. la merasa seperti ada yang berbeda dengan tatapan Nara. Namun sikap tak pedulinya membuat dirinya tak ingin mengetahui lebih, la memilih menyilangkan tangannya didepan dadanya.



"Lalu. Kenapa kau mengajakku kemari?" tanya Faka dengan suara beratnya.



"Aku hanya ingin bertemu denganmu dan mengajakmu bermain disini." jawab Nara.



Bukannya senang, Faka malah memasang wajah masam dan berkata. "Hanya itu?" Melihat ekspresi dan pertanyaan Faka barusan membuat Nara sakit hati dan merasa hanya dia yang senang jika bertemu kekasihnya, Sedangkan kekasihnya tidak.

✦ ANTOLOGI CERPEN -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang