13. The Snipper

82 5 0
                                    

Setelah sampai di Rumah Sakit Harapan, Jake langsung menuju meja resepsionis dan menanyakan korban luka tembak. Setelah menjawab beberapa pertanyaan dari sang perawat, ia mengantarkan Jake menuju ruang ICU.

Jake melihat Steve yang sedang terbaring lemah dengan perban di tubuhnya. Jake terduduk lemas, pikirannya mendadak kosong. Jake tidak sanggup untuk kehilangan Steve, lebih baik ia yang berada di atas ranjang ini.

Terdengar suara isak tangis melalui in-ear. Jay, saat ini pasti melihat keadaan Steve yang cukup mengenaskan melalui kamera yang ada di kacamata yang sedang Jake gunakan saat ini.

"He will be fine, right?" Tanya Jay dengan suara parau habis menangis.

"Do not ever doubt him Attle," balas Jake. Kini ia harus menahan kesedihannya. Ia harus menggantikan posisi Steve untuk sementara waktu.

Semua ini terlalu aneh untuk disebut sebagai kebetulan. Pertemuan pertama Steve dengan Ghea yang tiba-tiba di panti asuhan disaat mereka sedang membawa para korban. Pergantian tugas yang lebih sering menjadi individual, informasi yang Jay dapatkan dari Tim Bills yang mana mereka sedang menangani kasus terkait dengan Ghea Palsu. Pelaku yang menyebabkan kematian Ghea hingga saat ini belum tertangkap dan secara kebetulan pula pada saat itu kamera CCTV rusak bahkan mobil yang menabrak Ghea bagaikan hantu karena sama sekali tak ditemukan mobil melewati jalan arah terowongan tersebut.

Seorang perawat masuk ke ruang ICU dan mengatakan bahwa Steve akan dipindah ke ruang rawat inap karena kondisinya sudah stabil. Jake hanya menurut dan mengikuti arahan sang perawat saja.

Saat melewati lorong rumah sakit, Jake merasakan ada seseorang yang mengikuti mereka.

"Attle," panggil Jake.

"Ya?" Sahut Jay.

"Standby," bisik Jake pelan.

Sang perawat menatap Jake bingung, namun Jake langsung mengalihkannya, seakan-akan berbicara pada Steve sambil pura-pura menangis. Tangan Jake yang lihai menaruh alat penyadap di bawah ranjang Steve dan juga ujung baju bagian dalam sang perawat. Entah mengapa Jake merasa ada sesuatu yang aneh pada perawat ini.

Setelah memindahkan Steve di ruang rawat, Jake mengucapkan terimakasih, kemudian perawat tersebut pergi.

"Attle," panggil Jake.

"Ape?" Sahut Jay.

"Gua nempelin alat penyadap di baju perawat, coba kasih ke gua dah sinyalnya,"

"Lo gila?! Gua tahu kita-"

"Gua ngerasa ada yang aneh sama salah satu perawatnya. Pokoknya pantau terus jangan lengah! Gue harus jaga Eve disini, sekalian nyari chanel buat bawa dia ke tempat yang lebih aman,"

"Sia! Jangan gila deh! Sahabat lo lagi sakaratul maut gitu masih aja sih lo?!"

"Justru karena dia lagi sakaratul maut makannya gua mau mindahin dia biar ngga jadi sakaratul maut. Lo tahu mata-mata ayah ada dimana-mana. Gua butuh tempat yang lebih aman buat dia,"

"Terserah! Pokoknya kalo si jangkung ampe kanapa-napa lo yang tanggung jawab!"

"Pasti!"

•••••

Jake POV

Entah ini hanya perasaanku saja atau memang benar adanya, aku merasa bahwa semua yang telah terjadi adalah skenario yang dibuat oleh seseorang -saat ini dugaanku adalah ayah-.

Untuk memancing bahwa dugaanku benar, aku meninggalkan Steve sendiri dikamar, tentunya dengan kamera kecil yang telah ku sembunyikan di dalam. Lalu aku bersembunyi di kamar mandi untuk memantau. Aku juga menelfon Ibu panti Stev untuk meminta bantuannya.

B-SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang