Udara dingin menghiasi malam hari ini, Atsumu duduk di halaman belakangnya sambil mengisap rokok miliknya.
Dia memandang ke arah langit, sorot matanya tak bercahaya dan kesunyian adalah teman terbaiknya.
Tiba-tiba dari belakang ada yang memeluk dan mengarahkan wajah Atsumu untuk bertemu dengan wajahnya dan mengecup dahi Atsumu lembut.
Dia mengambil rokok dari tangan Atsumu dan menghisapnya, "Kata mommy kamu sudah kebanyakan ngerokok hari ini."
Atsumu masih diam, dia tak berfikir bahwa kekasihnya datang saat keadaannya sedang begini.
Sakusa mengusap kepala Atsumu untuk menyadarkannya dari lamunan, "Kamu ga perlu nyembunyiin sesuatu dari ku, kamu mau berbagi keluh kesah mu?"
Atsumu diam sambil menatap ke arah depan, Sakusa mematikan rokoknya dan mengubah posisi duduknya agar lebih dekat dengan kekasihnya.
Membawanya ke dalam dekapan hangat di malam yang dingin ini, "Ntah mengapa aku selalu mengkhawatirkan Noya, aku takut dia kenapa-napa."
"Aku selalu takut gagal untuk ngelindungi teman ku, aku selalu takut akan perkataan orang-orang nanti kalau aku gagal," mata yang kosong itu mulai menumpahkan cairan yang terasa membeku selama ini, seakan-akan ada api yang melelehkan dan membuat mata itu terasa penuh akan genangan air.
Tubuh yang kaku itu mulai melemah seraya pelukan semakin dieratkan, hati yang serasa dibekap dan membuat sesak perlahan menenang.
Seraya jiwa yang lelah ini menumpahkan seluruh keluh kesah yang dia tampung selama ini, semuanya seperti bendungan yang pecah karena tekanan dan air yang meluap.
Bendungan yang sudah tak sanggup menahan air yang selama ini dia tampung dan perlahan merapuh hinggah akhirnya pecah.
Semua yang kebohongan yang dia lakukan demi menitupi rapuh nya kini sudah terbongkar.
Mata yang kosong itu berubah menjadi mata yang penuh dengan air yang terus menetes tak hentinya.
Bibir yang biasanya menungkik ke atas tanpa rasa ragu kini bergetar menahan suara yang akan terkesan cengeng.
Sakusa mengelus dan mengusap wajah kekasihnya sambil seraya mendengarkan segala keluh kesahnya.
Akhirnya Atsumu mau mengeluarkan semuanya yang dia tampung sendiri, segala emosi yang terpendam kini semuanya dia tumpahkan.
Atsumu selalu menanggung beban yang di perbuat oleh ayahnya, dia sangat membenci ayahnya melebihi dia membenci dirinya sendiri.
Rasanya saat dia bertemu ayahnya, sikap manusiawinya hilang dan ingin membabi buta membunuh ayahnya.
Orang yang dahulu selalu memukuli adik dan mommy nya yang sangat dia sayangi, orang yang bahkan ingin membunuh keluarganya sendiri.
Saat umurnya 5 tahun Atsumu memiliki dua kucing peliharaan dan saat dia pulang sekolah, kucing nya sudah tergantung di depan rumah dengan luka di leher yang terbuka lebar.
Dan dia melihat lebam di wajah mommy nya yang menangis ke arah Atsumu, "Maafin mommy karena ga bisa jaga kucing kamu dari ayah mu, nak."
Kebenciannya kian memarah saat ayahnya hendak ingin menjual Osamu, untung saat itu Atsumu menikam ayahnya sendiri sehingga Osamu selamat.
Dia sudah terlatih membunuh dan menjadi percobaan pembunuhan sedari dia kecil.
Atsumu dan Osamu memiliki trauma masa kecil hingga sampai saat ini terkadang trauma itu suka muncul.
Kehadiran Sakusa dan Suna sangat membantu kehidupan mereka, mereka berdua membantu si kembar ini untuk sedikit mengurangi trauma.
Jujur ini otak aku kek loading mulu ga berhenti
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love | SakuAtsu
Fanfic. . . . . . . . Jadi tuh ini cerita tentang Atsumu yang mau mengenal apa arti cinta, tapi ga semua tentang cinta²an rata-rata tentang bego²an aja. Menurutku sih ini cerita lebih mengarah kepada semua karakter jadi ga berfokus ke Atsumu aja. Jika pen...