xviii.

72 17 2
                                    

happy reading!

.

.

.

Beberapa bulan setelahnya

"Hyung, malem ini kita jadi kan keluar?" Colek Jeongwoo yang nyaris berbisik pada Haruto

"Tanya Hyunsuk hyung sama Jihoon sana, gue ngga tau masalah gituan," suruh Haruto "dan btw lo ngga perlu manggil gue dengan sebutan 'hyung' karena kita seumuran!" Protes Haruto

Sebelum menjawab protes nya Haruto, ia lebih dulu berlari ke kelas karna bel telah berbunyi "sorry, udah kebiasaan to!" Serunya tanpa menoleh

"Kebiasaan mata lo, baru kali ini juga!!" Haruto menatap punggung temannya yang perlahan menghilang malas

Tanpa Haruto sadari ternyata ada guru yang sedari tadi berada dibelakangnya. Ditariknya kerah bajunya hingga Haruto berjinjit jinjit "hmmm... Bagus! Bukannya masuk malah teriak teriak kayak kebakaran jenggot aja!"

"Kan saya ngga punya jenggot bu, mana bisa kebakaran lah Bu! Ngaco si ibu mah..." Protes Haruto dengan posisi yang masih sama sepeti tadi

"Iya juga yah," gurunya mengiyakan ucapan Haruto, lalu langsung melepaskan genggamannya di kerah bajunya Haruto tadi

"Berarti disini siapa yang bego? Saya atau ibu?" Setelah bertanya seperti itu, ia langsung berlari meninggalkan gurunya yang masih mematung didekat aula

"Ibu lah yang beー heh Haruto sini kamu! Beraninya ngatain ibu bego...!!"

.

.

.

"Ngapa lo doy? Muka ditekuk mulu udah kayak tisu ke gencet reog, tau kan bentuknya gimana?"

"Heh hyung, asal lo tau aja ya! Mau tu tisu ke gencet reog atau engga pun bentukannya tetep gepeng, masa lo pake nanya bentuknya gimana? Gak habis pikir gue,"

Bukannya nambah baik setelah Junkyu ngomong gitu ke Doyoung, eh malah sebaliknya, jadi nambah buruk. Wajahnya Doyoung jadi nambah ditekuk terus nambah ricek kayak kertas yang di gulung gulung untuk melampiaskan amarah.

Tau kan kayak gimana bentuknya?

"Hehehe... Maafin gue sih dek," Junkyu ngga jelas sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal "jelasin sama gue, kenapa muka lo bisa sampe ditekuk gitu?"

"Anu hyung..."

"Anu paan? Yang jelas kalau ngomong," protes Junkyu

"Nilai matematika gue..."

"Jelek ya? Gue bilangin loh ya, satu... du-"

"Gue kan belum selesai ngomong njing, malah maen diterobos aja udah kayak rel bajai," cerocos Doyoung setelah berhasil membekap mulut Junkyu

"Rel kereta tolol," ralat Junkyu berapi api "jadi gimana sama nilai matematika lo?"

"Matematika gue dapet 90..." Lirih Doyoung

"Lah terus kalau nilai lo 90, apa yang perlu dipermasalahkan lagi coba njing?" Heran Junkyu

"Nah itu masalahnya Hyung! Gua takut Jihoon dan Hyunsuk hyung marah gara gara nilai matematika gue 90."

Ini kayaknya kepala Doyoung minta di jedorin ke tembok beribu kali deh, 90 doy bukan 45! Masa dapet nilai 90, dia ngga seneng? Padahal Junkyu sebagai kakaknya aja pengen banget dapetin nilai segitu. Apakah tugas matematika Doyoung harus diberi nilai 200 biar dia puas? Ya ngga mungkin ada lah!

‎ ‎‎𝒊‎𝒊. ‎ puasa  :  treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang