xxx.﹙epilog﹚

66 14 1
                                    




happy reading!

.

.

.

"To, kenapa lo ganteng sedangkan gue kagak?" Pertanyaan itu lagi. Beberapa kali sudah ia mendapatkan pernyataan seperti itu dari seorang Park Jeongwoo. Dan kayaknya pertanyaannya kali ini bakal Haruto jawab deh...

"Karena lo ditakdirkan jadi jelek! Dan gue ditakdirkan untuk menjadi tampan," jawaban Haruto yang membuat Jeongwoo tertohok

Satu hal yang harus kalian ketahui dari Watanabe Haruto, ia itu dikenal dengan sifatnya yang terlalu jujur dan bahkan karena kejujurannya itu hal yang seharusnya tidak ia ucapkan justru malah ia ucapkan.

Tapi yang lebih parahnya ia mengucapkannya tepat berada disamping orangnya, contohnya saja sekarang ini.

"Emang sejelek itu ya gue dimata lo?" Tanya Jeongwoo. Dari gelagatnya saja ia seperti orang yang sudah malas menghadapi seseorang yang sombong, terutama Haruto

"Gak juga sih..." Haruto melirik kembali Jeongwoo dari ujung kepala hingga ke ujung kaki "tapi tetep, ganteng-an gue."

Plak

"Sakit bego!"

"Suruh siapa lo ngeledek gue mulu? Ini baru pembalasan dari gue dan belum pembalasan dari Allah! Gimana kalau Allah murka dan lo langsung dikutuk jadi babi?!"

Ocehan Jeongwoo justru hanya menjadi angin lalu bagi Haruto. Setelahnya ia mulai tertawa terbahak bahak karena ocehannya yang kalau menurutnya super duper ngelantur!

Please Haruto sampe gak bisa berhenti ketawa gara gara ocehan Jeongwoo tadi. Setiap kata demi kata selalu terngiang di telinganya dan hal itu yang membuatnya tidak bisa berhenti tertawa.

Kayaknya ia harus extra sabar lagi dalam menghadapi Haruto.

.

.

.

"Cie... Udah baikan nih?" Gak ada gledek gak ada hujan, secara spontan Yoonbin mulai merangkul pundak keduanya yang sedang memandangi sunrise di rooftop rumah mereka

"Ngagetin aja lo kutil," sewot Jihoon, tangan Yoonbin yang berada dipundaknya kini telah Jihoon hempaskan dengan cara kasar karena terlalu kesal dengan tingkahnya

"Cih baperan, najis!"

Jihoon tidak mendengarkan ucapan Yoonbin, ia lebih memilih untuk menatap langit lagi sembari merangkul pundak Hyunsuk.

Menurutnya tidak ada yang berubah dari langit senja di negeri ginseng ini, masih tetap indah seperti satu bulan yang lalu sebelum akhirnya dia dengan yang lain memutuskan untuk mengunjungi Indonesia. Lebih tepatnya jauh lebih indah.

"Hyung," panggil Yoonbin lalu mulai memperlihatkan telapak tangannya yang sudah terdapat tiga balon tiup dan mini book "ini."

"Lo kira kita bocah tk apa? Masa mau main kek gituan?" Julid Jihoon. Namun Hyunsuk mengisyaratkan Jihoon untuk mengikuti kemauan Yoonbin dan Jihoon hanya menurut untuk itu

"Jadi kalian berdua tulis harapan kalian di mini book ini, kalau udah kertasnya digulung terus dimasukin ke balon yang kalian udah tiup. Kalau udah, tinggal diterbangi aja," Yoonbin memberi instruksi yang langsung diangguki keduanya

Harapan yang Hyunsuk tulis adalah; bisa bersama selamanya dengan para temannya yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

Meskipun Jihoon tidak melihat punya Hyunsuk, namun isi harapannya hampir eleven─twelve dengan Hyunsuk. Kayaknya mereka punya ikatan batin yang yang sangat kuat.

‎ ‎‎𝒊‎𝒊. ‎ puasa  :  treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang