iv.

145 25 5
                                    

happy reading!

.

.

.

Tepat seminggu setelah Haruto berulang tahun, ia baru sempat membuka setumpuk kotakan berbalut kertas kado.

Sebenarnya dirinya tak mempunyai kesibukan yang lain selain sekolah dan nge rusuh, namun lagaknya yang suka sok - sibuk membuatnya nyaris tak bisa membuka kado pemberian temannya.

Mulai dari Junghwan, ia memberi banyak sekali makanan dan minuman. Mulai dari ramyeon, soda, camilan ringan hingga yang berat sekalipun ada. Di sana juga terdapat kartu ucapan yang bertuliskan 'selamat ulangtahun haru hyung' hanya itu.

Kita liat apa yang Jihoon berikan, demi apapun Haruto bukan anak kecil lagi! Masa si julid Jihoon itu memberikan Haruto segunung uang koin mainan beserta permen milkita yang biasa dijual di warung pak Jhonny. Demi sempak item pak Kai, dia bukan anak kecil lagi!

Selanjutnya Hyunsuk, dia memberikan kado yang sangat mengingatkan akan ibunya. Iya memberi light stick, album, photo card, hingga poster BigBang.

Demi apapun pasti Hyunsuk mengeluarkan uang yang jumlahnya sangat tidak sedikit untuk ini, tapi bukan seorang Choi Hyunsuk namanya kalau beli barang murah, pikir Haruto.

"Kadonya impresif semua," gumam Haruto

Padahal baru tiga yang ia buka, tapi dia bilang 'semua' gak jelas banget ini bocah satu.

Sebenarnya dari semua kado yang ada, dia paling penasaran dengan pemberian Jeongwoo. Entah kenapa itu juga.

Kali ini punya si alay, Junkyu, dia memberikan Haruto handphone keluaran terbaru. Benar benar impresif.

Selanjutnya punya Doyoung, dia memberikan Haruto sepatu ber-merk berwarna putih. Sudah tau Haruto itu temannya Jeongwoo, masih aja Doyoung memberikan benda benda berwarna putih padanya.

Karena setiap habis main dengan si item Park Jeong Woo, apapun itu yang yang dikenakan Haruto pasti akan mulus dengan lumpur diakhir. Ya maklum saja, orang mereka mainnya di lumpur tempat kebo mandi.

Ia nyaris tak bisa membuka kado selanjutnya, karena si julid Jihoon sudah memanggilnya untuk segera keluar dari kamar karena sebentar lagi berbuka.

.

.

.

"

Dipanggil panggil budeg banget sih to, udah 100 kali gue manggil," cerocos Jihoon yang sedang asyik memasak

"Maaf hyung, gue lagi bukain kado," ucap Haruto lalu mendudukkan bokongnya di kursi meja makan

"Annyeong Yeorobun Jung─ YAK! DONATNYA MANA!" sewot Junghwan saat tau makanan kesukaannya tak ada di meja makan

"Gak ada wan, lupa beli gue," ucap Hyunsuk yang lagi turun tangan buat menghancurkan es batu

"AAA DEMI APA?!" Junghwan kembali berteriak "gak mau! Junghwan cuma pengen donat!"

"Udah si wan, makan aja apa yang ada, bersyukur. Diluar sana belum tentu ada yang bisa makan," Yedam memberi nasehat

Sudah dibilang, Yedam ini memang paling bijak diantara yang lain, maka dari itu mereka amat sering mendapat nasehat dari Yedam.

"Ya tapi hyung, wawan pengennya donat," melas Junghwan

"Udahlah wan ini aja dulu, lagian makanan yang disini juga belum tentu habis. Belum lagi nanti ditambah donat, apa menjamin makanan di meja ini bakalan habis? Nanti kan kalau gak habis, sayang ke buang─



kan lo tau wan, kalau Allah tuh paling ngga suka sama hambanya yang suka buang buang makanan," mendengar perkataan Yedam, yang lain hanya cengo tak mengerti mengapa Yedam bisa sebijak itu

"Ngga nyangka gue punya Hyung bijak banget," ungkap Jeongwoo sok dramatis

Allahuakbar.... Allahuakbar....

"Yos, pimpin doa," suruh Jihoon yang langsung diangguki oleh sang empu

"Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina," ucap Yoshi sambil membuka kedua telapak tangannya

"Sekarang makan cepet, nanti ngga keburu shalat magribnya," ujar Mashiho

"Eh yos, asa, lo berdua mau kemana? Kok cuma minum air aja?" heran Junkyu.

Pasalnya yang Junkyu liat mereka cuma minum dan tidak menyentuh sama sekali makanan yang ada dihadapan keduanya.

"Shalat. Makan bisa nanti kan?" perkataannya berhasil membuat semua yang berada dimeja makan tertohok dan mereka juga heran, baru kali ini Asahi berbicara dengan kata yang agak panjang. Setelahnya mereka melanjutkan aktivitasnya masing masing

"Ngga malu sama yang muda? Mereka aja mengutamakan ibadah daripada ngelebok," julid Jihoon, padahal sendirinya juga sama

"Julid banget ih," Jaehyuk mulai membuka suaranya

Hyunsuk yang sedang merapihkan piring juga ikut berbicara "mirror dong njing sebelum lo ngomong."

Doyoung yang mendengar hanya menggelengkan kepalanya sambil nge batin "padahal sendirinya juga sama, masih aja ngomongin orang."

.

.

.

Sementara itu Hyunsuk hanya mendengus kesal. Karena semua belanjaan dibeli pakai uang dirinya, tapi tetap saja diakhir dia tetap dijadikan babu oleh teman temannya. Tenang, Hyunsuk kuat kok!

Yang lain mah asyik nonton film horor udah gitu lampunya mereka matiin semua lagi, otomatis Hyunsuk beres beresnya sambil gelap gelap-an. Udah tau Hyunsuk orangnya penakut, masih saja menonton film seperti itu.

Dan yang lebih parahnya lagi mereka sambungkan suaranya ke speaker yang ngebuat suara ngebas gitu membuat Hyunsuk jadi ketakutan setengah mati.

Kalau bukan teman udah Hyunsuk jual kali ke tante tante. Untung Hyunsuk tak sekejam itu, jadi dirinya masih punya sedikit rasa belas kasihan, ya walaupun sedikit.

tbc.

don't skip vote and comment after reading this stories, thank you!

april 15, 2022.

‎ ‎‎𝒊‎𝒊. ‎ puasa  :  treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang