• 34 •

3.9K 296 35
                                    

TYPO BERTEBARAN!
SPAM KOMEN GAISSSSS!
selamat membaca😁

💚💚

"Belum ada kabar dari Haechan? Ini sudah lebih dari satu bulan Ahra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Belum ada kabar dari Haechan? Ini sudah lebih dari satu bulan Ahra. Chanwoo dan Chanho selalu merengek karena dia belum datang juga," ucap Nyonya Choi.

Ahra yang tengah bersiap ke rumah sakit itu menghela napas, dia lelah selalu diberi pertanyaan tersebut oleh sang Ibu. "Dia bukan Lee Haechan Eomma. Jika dia adalah Haechan Oppa maka dia sudah pulang bersamaku waktu itu," jawabnya.

Wanita itu kemudian memasukkan tabletnya ke dalam tas, lalu berdiri dari duduknya. "Aku akan pergi ke rumah sakit, jika Chanwoo dan Chanho sudah pulang, tolong jangan membahas pria itu di depan mereka," peringat Ahra.

"Ya! Mereka yang selalu merengek meminta Appa mereka, bukan aku yang membahasnya!" kesal Nyonya Choi.

Ahra terkekeh, hendak akan melangkah namun suara teriakan Chanwoo dan Chanwoo yang berlari masuk ke dalam rumah menghentikan langkahnya. "Eomma! Kami pulang bersama Appa!" teriak kedua bocah itu menghampiri Ahra.

Ahra terdiam, "Apa?" tanyanya penuh kebingungan. Namun, seseorang yang tiba-tiba ada di rumah itu berhasil membuat Ahra dan juga Nyonya Choi terkejut.

"Appa menjemput kami ke sekolah!" jawab Chanho.

"Teman-teman Chanho dan Chanwoo akhirnya melihat Appa, mereka tidak akan mengejek kami lagi karena tidak punya Ayah," timpal Chanwoo begitu senang.

Ahra melepaskan pegangan Chanwoo dan Chanho pada tangannya lalu berjalan ke depan, tujuan utamanya tentu pria yang berdiri beberapa meter darinya tersebut. Ahra segera menarik Haechan lebih tepatnya menyeret pria itu keluar dari rumah orang tuanya, lalu menghempaskan kasar tangan Haechan.

"Apa yang kau lakukan di sini! Bukankah sudah kubilang jika kau tidak boleh bertemu Chanho dan Chanwoo?!" bentak Ahra, mata wanita itu memerah memancarkan emosinya yang menggebu-gebu.

"Maaf."

Ahra tersenyum remeh mendengar kata maaf yang terlontar dari pria di hadapanya itu, "Pulanglah ke tempat Nenek tua itu. Chanho dan Chanwoo tidak membutuhkanmu!" sarkas Ahra.

"Halmeoni meninggal dua hari lalu."

ucapan pria itu membuat Ahra terdiam. Wanita itu terdiam namun kemudian dia terkekeh. "Jika dia tidak mati maka kau menetap di sana seterusnya kan? Kau kembali karena wanita tua itu mati."

"Ahra!" bentak Haechan.

"Kenapa?! Itu benar kan!" balas Ahra.

"Eomma, Appa. Kenapa kalian bertengkar?"

My Perfect dr. Husband  》Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang