• 28 •

5.9K 383 147
                                    

Untuk yg gak pernah vote cerita ini, bisa yuk divote dari chapter 1 sampe chapter 27 biar cerita ini bisa nyampe 10 ribu vote.

SPAM KOMEN JANGAN LUPA GUYS!
KALO BANYAK SIDERS KUBUAT SAD ENDING JUGA INI CERITA!

🔞

Haechan kini memasang raut datarnya memandang dua orang yang duduk berhadapan dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan kini memasang raut datarnya memandang dua orang yang duduk berhadapan dengannya. Aura begitu cerewet menceritakan tentang hal-hal lucu dan reaksi Mark adalah tertawa dengan terbahak-bahak dan terdengar begitu receh.

Setelah berkeliling rumah sakit selama dua puluh menit lamanya benar-benar tidak membuat Ahra bosan bersama laki-laki itu. Jika Haechan tahu akan seperti ini, dia sudah mengusir Mark sejak pertama kali lelaki itu datang.

"Mark Oppa sebentar, aku ingin ke toilet." Ahra segera berjalan masuk ke dalam toilet yang ada di dalam ruangan Haechan tersebut.

"Aku tidak menyangka istrimu sangat lucu," komentar Mark membuat Haechan mengeringkan bola matanya. Lelaki keturunan Kanada itu kembali tertawa melihat respon Haechan.

"OPPA!"

Haechan berlari ke kamar mandi ketika mendengar suara teriakan istrinya. "Ada apa?!" Panik Haechan hendak masuk ke dalam namun tangan Ahra menahannya.

"Bukan Dokter yang aku panggil. Di mana Mark Oppa?" tanya wanita itu membuat Haechan melongo.

"Aku di sini," ujar Mark yang kini berada di depan pintu kamar mandi sehingga membuat senyum cerah terbit di wajah Ahra.

"Mark Oppa tolong bantu aku keluar. Lantainya mungkin licin," kata wanita itu dengan suara yang ia buat seimut mungkin bahkan Lee Haechan saja baru kali pertama mendengarnya.

Mark segera masuk ke dalam toilet lalu meraih tangan Ahra menuntun wanita itu berjalan ke luar. Sedangkan Haechan memundurkan dirinya untuk memberikan Ahra jalan. Pria itu benar-benar menjadi suami yang tidak dianggap.

Tiga orang itu kembali duduk di sofa dengan Ahra yang tentunya duduk di samping Mark. "Oppa aku lelah. Aku ingin tidur," ucapnya pada Mark

"Tidurlah," kata Mark.

Ahra pun mengangguk seperti anak anjing kemudian membaringkan tubuhnya dan menjadikan paha Mark sebagai bantal. Haechan pasrah melihat istrinya yang tidur begitu nyaman di paha Mark, dia benar-benar tidak bisa berhuat apa-apa selain pasrah.

"Kau kesal?" tanya Mark sembari terkekeh ketika Ahra benar-benar sudah terlelap. "Aku tidak mungkin merebut wanita yang sudah mengandung anakmu," lanjut Mark melihat ekspresi Haechan.

"Tapi, mungkin jika dulu aku tahu bahwa istrimu selucu ini. Aku datang lebih awak sebelum di hamil," lanjutnya membuat wajah Haechan semakin dia tekuk.

"Aku bercanda bocah!" ujar Mark. "Sebenarnya ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu," sambungnya.

"Apa?" tanya Haechan.

My Perfect dr. Husband  》Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang