waktu menunjukkan pukul dua belas siang. tak banyak yang felix lakukan selain bermalas-malasan di kasur. ia berbaring dengan selimut menutupi setengah badan, untungnya sekarang adalah hari minggu.
hari ini ia bebas tanpa beban perkuliahan. dirinya tak memiliki tugas apapun yang harus di selesaikan, benar-benar free tanpa gangguan.
felix bahkan mengaktifkan mode off untuk social media yang berhubungan dengan perkuliahan dan teman-teman kuliahnya, alasannya karena takut di ganggu dan dimintai pertolongan untuk menyelesaikan tugas individu milik teman-temannya yang tak lain dan tak bukan adalah jiji dan jeongin.
felix tinggal sendirian di asrama sekarang, sedangkan hyunjin sejak pagi sudah pergi entah kemana. felix tak mau tau, lagi pula itu bukan urusan nya kan.
felix asik menjelajahi sosial media yang tidak berhubungan dengan perkuliahan, membaca fanfiction dan manhwa favorit nya. setelah merasa bosan barulah felix beralih bermain game online. tak ada alasan untuk dirinya meninggalkan kasur.
kriet
seseorang membuka pintu dan itu hyunjin dengan mantel cream sepanjang lutut, pakaian dalam turtleneck berwarna hitam membungkus tubuh kekarnya dengan celana berbahan kain yang sangat cocok untuk hyunjin kenakan.
wangi parfum menguar penuhi ruangan, beraroma maskulin yang enak dan tak menusuk penciuman.
alpha itu masuk ke kamar, perhatikan felix yang masih saja menggunakan pakaian piyama tadi malam. wajah kusam itu, hyunjin bisa menebak bahwa felix belum mencuci mukanya sama sekali.
"belum mandi pagi?"
"pegel, jadi mager mau kemana-mana"
"ke kamar mandi yang hanya beberapa langkah juga malas?"
hyunjin letakkan tas yang ia pakai di atas lemarinya kemudian menanggalkan mantel itu dan di letakkan begitu saja di atas kasur miliknya.
"salah siapa main nya terlalu kasar, aku pegel, pinggul dan hole ku perih, aku nggak bisa kemana pun jadinya"
ya hyunjin tau, dirinya memang bermain kasar setelah habis dari ronde pertama tadi malam, tidak tau..... rasanya semakin cepat menggempur, semakin enak yang dirinya rasakan, itulah alasan mengapa dirinya berakhir hardcore padahal jelas-jelas felix sudah memintanya untuk berhenti.
kegiatan itu bahkan sanggup benar-benar mereka sudahi setelah jam menunjukkan pukul empat dini hari. didalam mobil kemudian berlanjut di asrama, ehem..... dikasur felix.
"udah siang, kamu udah makan atau belum?"
"nanya-nanya terus, ke kamar mandipun aku tak bisa, apakah terlihat indikasi kalau aku akan turun ke bawah untuk membeli makan siang tuan hwang?"
hyunjin berdiri, melipat lengan hingga siku kemudian keluar lagi meninggalkan felix sendirian. entahlah kini tujuan nya kemana, felix tak perduli, ia hanya ingin lanjut bermain game saja.
lima menit kemudian hyunjin kembali dengan sesuatu di tangan, nampaknya batas yang di gambar di lantai sebagai batas wilayah keduanya sudah tak berlalu lagi, hyunjin dengan santai melewati batas lalu menyerahkan bungkusan itu tepat didepan wajah felix.
"nih, isi perut dulu"
felix menelisik bergantian hyunjin dan bungkusan itu. rasanya sangat aneh melihat hyunjin berbuat baik padahal tidak dirinya minta. kemudian felix terima pemberian hyunjin.
"apa ini isinya?" ujar felix sambil membuka bungkusan yang hyunjin beri.
"jam segini mana ada lagi manusia makan bubur, ini sudah memasuki jam makan siang. gimana sih hyun"
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega [²] || hyunlix
Fanfictionhyunjin tak menyangka orang tuanya benar-benar mengirim dirinya tinggal di sebuah asrama. Terbiasa hidup mewah tentu membuat dirinya agak susah beradaptasi hidup di ruang sempit ini. Parahnya, asrama ini mengharuskan ia tinggal dengan orang lain...