Hari terbilang masih cukup pagi, jam empat dini hari, Felix harus terganggu tidur nya karena sang roommate sangat berisik.
Felix bangun, duduk di kasur yang terletak dua meter jaraknya dari kasur hyunjin. Geram mendera hati. Hey siapa yang tidak geram.
Hyunjin menggunakan headset di telinga nya tetapi dengan sengaja bernyanyi lumayan kuat.
Jam empat pagi, jam nya orang tidur dia malah bernyanyi sesuka hati.
Felix berdiri dan berjalan ke arahnya. Rampas headset hyunjin hingga terlepas dari telinga.
"Jam berapa sih sekarang? Bisa nggak biarin aku tidur tenang"
Yang di omeli ikut berdiri berhadapan dengan Felix. Hyunjin baru sadar ternyata tubuh roommate nya ini sangat kecil seperti tubuh wanita, juga dia lebih pendek.
Ia merampas kembali headset yang ada di tangan Felix dan kembali memakai nya.
"Nggak nyaman? Yaudah pindah aja sana ke kamar yang lain, mudah kan?"
Hyunjin kembali bernyanyi, sengaja memang untuk buat Felix tak nyaman sekamar dengan dirinya.
****
Felix baringkan kepala nya di atas meja, ia tak cukup tidur tadi malam. Saat ini Felix sedang berada di kantin universitas bersama dua orang teman nya, yang jeongin dan Han Jisung.
"Kenapa lix kok lemes banget?"
Felix yang mendapatkan pertanyaan itu kini membenarkan duduk nya, memasang wajah kesal. Jisung dan jeongin saling pandang, keduanya berasumsi kalau Felix tengah marah kepada mereka berdua.
"aku nggak bisa tidur. Roommate ku nyebelin banget orang nya, oke yang lain-lain aku bisa tahan, tapi bernyanyi di jam empat pagi itu enggak banget"
"Hah?. Lix yang benar aja jam empat pagi"
"Beneran, sumpah ya mana tahan. Nggak bisa pindah kamar juga kan soalnya sistem asrama kita baru bisa pindah kalau udah semester baru. Sedangkan sekarang baru memasuki Minggu pertama perkuliahan, bayangin deh menghabiskan satu semester sama manusia semenyebalkan itu"
"Kak aku nggak tau harus bilang apa supaya kak fe bisa lebih tenang, kalau kakak udah nggak tahan, besok sesekali boleh kok menginap di kamar kita"
"Iya lix, kita nggak masalah kok kalau kamu mau nginap".
"Makasih banyak ya sung, je. Aku beneran nggak tau, kalau nggak ada kalian aku bisa tahan atau enggak"
Ketiga orang itu sedang asik saling curhat. Namun seseorang masuk ke kantin mengalihkan fokus semua yang ada disana.
Hwang hyunjin, bersama empat orang gadis dan dua orang pria tampan, tentu hyunjin juga sangat tampan.
Hyunjin menjadi sorotan selain dia anak komite kampus ini, ia juga memiliki visual yang di atas rata-rata. Alpha dominant pula. Soal kaya jangan di tanya.
Ketujuh orang itu berjalan melewati meja Felix, hyunjin melirik Felix sekilas begitu juga felix yang menatap nya tak suka. kemudian hyunjin lanjut berjalan saja tanpa menyapa sama sekali.
Kedua nya saling bertingkah tak kenal satu sama lain di tempat umum. Cukup beruntung keduanya beda fakultas.
Hyunjin duduk di meja tak jauh dari meja Felix, sialnya keduanya saling berhadapan. Mau menghindari tatap mata, segimana keras nya berusaha tetap tak terhindarkan.
Tetap saja sesekali eye contact walaupun tanpa sengaja.
Lihat ekspresi jelek nya itu, segitu nya benci sama aku? Ucap hyunjin dalam hati setiap kali tak sengaja bertatapan dengan roommate yang sudah satu Minggu ini tinggal dengan nya.
"Guys aku pulang duluan deh, udah nggak ada kelas juga habis ini kan?"
"Nggak ada sih kak, tidur gih sana kamu udah kayak zombie serius"
Felix mengemas barang nya yang ada di meja, bersiap-siap untuk pergi dari sana. Tapi telinga nya tiba-tiba menguping perbincangan hyunjin dan kawan-kawan nya.
"Hyun, kok kamu se enggak suka itu sama male omega?." Tanya salah seorang teman yang duduk bersebelahan dengan hyunjin.
Felix langsung menajamkan telinga. Hey, ternyata hyunjin benci spesies nya. Felix ingin tau alasan nya apa.
Ingat kan? Felix itu male omega.
"Mereka menjijikkan, lemah, dan tak berguna di sisi mana pun. Membuahi tidak bisa. dan malah mengemis minta di isi sama sperma oleh alpha ataupun enigma. Lagian selama ada Luna kenapa harus ada male omega?. kayak banci aja, masih mending lah female alpha masih tinggi derajatnya dari pada male omega. Dan juga.......... Feromon mereka bikin pusing, bikin mau muntah"
"Hahaha jin, kamu akan mendapat masalah kalau ada omega disini"
"Ya biarlah, omega lemah, mana bisa berkelahi selain menyusahkan orang"
Jelas Felix panas mendengar jawaban hyunjin yang merendahkan spesies nya. Siapa juga yang ingin dilahirkan sebagai omega memang nya?.
Felix akui memang spesies nya tak bisa membuahi dan memberi keturunan lewat sperma mereka. Tapi male omega bisa menghasilkan keturunan seperti Luna.
Sialnya, Felix ini spesies langka. Dia adalah extremely male omega, dia tak bisa memberi keturunan seperti male omega lain.
Bukan mandul, tetapi memang begitu, extremely male omega tidak bisa menghasilkan apa-apa selain menjadi pemuas nafsu belaka.
Sedikit ada benarnya, Felix kini merasa insecure oleh jawaban hyunjin barusan.
Mau marah tapi apa konteks nya?. Tak mungkin kan dia datang dan langsung menonjok hyunjin. Yang ada dia akan di serang balik oleh penggemar hyunjin.
Felix buru-buru menyambar tas dan pergi dari sana tanpa berpamitan lagi kepada dua temannya.
"Kak Felix!!!" Panggil jeongin. Tapi tak Felix gubris sama sekali. Hatinya sudah duluan sakit.
Oh namanya Felix. Jelek kayak orang nya.
*****
"You fucking jerk, I'll kill you rommate sialan" Felix lempar dildo yang baru selesai ia gunakan tepat di atas kasur hyunjin yang masih kosong. Hyunjin belum pulang dari kampus. Disini Felix masih sendirian di kamar mereka.
Ucapan hyunjin menyakiti hatinya. Rasanya sangat ingin mencabik hyunjin sampai habis tak bersisa.
Setelah melempar dildo itu, Felix berdiri menuju kasur hyunjin untuk mengambil kembali dildo nya yang bahkan masih bergetar karena memang tidak Felix matikan tombolnya.
Tepat saat tangan sudah memegang dildo dan tubuhnya masih membungkuk di kasur hyunjin. Pintu asrama terbuka. Hyunjin masuk kedalam.
Hyunjin bersumpah kalau pandangan di depan nya adalah pemandangan yang paling menjijikkan yang pernah dirinya lihat. Dagu nya hampir saja lepas.
Sang roommate tidak mengenakan celana, bongkahan sintal nya terlihat basah oleh lubrikan, penis lelaki bernama Felix itu menjuntai begitu saja, kecil dan basah dan........ dia berdiri di depan kasurnya dengan sebuah dildo di tangan.
Hyunjin salah paham. Di dalam benak nya Felix baru selesai memanjakan diri di atas kasurnya.
Sial sial sial aku tau aku ganteng tapi kenapa harus di kasur ku.
"AGHHHHHH MY EYES!!!!! " teriak hyunjin dramatis sambil menutup mata dengan kedua tangannya.
Saat itu juga Hyunjin langsung sadar. Felix bukan alpha. Felix adalah spesies yang paling ia benci.
Felix itu............. Omega. Bersamaan dengan itu feromon Felix menguar. Dia panik sekaligus malu karena tingkah nya yang gegabah.
"PAKE NGGAK ITU CELANA DAN MENJAUH DARI KASUR AKU"
TBC.
Btw tulisan bold miring itu ucapan haje dalam hati ya.
Sekali lagi please jangan di tunggu okey.
Ini akan di up sesuai mood aja
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega [²] || hyunlix
Fanfictionhyunjin tak menyangka orang tuanya benar-benar mengirim dirinya tinggal di sebuah asrama. Terbiasa hidup mewah tentu membuat dirinya agak susah beradaptasi hidup di ruang sempit ini. Parahnya, asrama ini mengharuskan ia tinggal dengan orang lain...