hyunjin duduk dengan tegap, kaki yang tadinya menyilang kini berubah menjadi terbuka.
tangan menyilang tutupi dada, sesekali ia melirik jam di ponsel. sudah pukul tiga dini hari.
"kita sudah mencapai tempat terakhir buss, kalian mau turun dimana anak muda? bapak hanya bisa mengantar sampai ke terminal ini, selanjutnya silahkan cari kendaraan lain atau taksi"
ujar si supir dengan wajar sedikit judes karena dua penumpang tak kunjung turun dari buss yang ia kendarai.
"jika kalian tidak juga turun maka kalian akan tidur di buss ini, terserah kalian saja, bapak mau pulang kerumah"
hyunjin melirik felix, anak itu tidur sangat lelap dengan kepala bersandar di pundak hyunjin yang sialnya sudah kesemutan sampai terasa kebas.
"tunggu pak, teman saya kerasukan"
jawab hyunjin asal, ternyata jawaban itu cukup buat sang supir merinding bukan main, karena rumor nya buss yang hari ini ia kendarai memang ada penunggu nya.
walaupun hanya sekedar rumor tak jelas, tapi penjelasan hyunjin tampak nya berhasil membuat sang supir mulai percaya kemistisan buss ini.
"t-terserah saja, pokoknya bapak permisi"
supir buss itu segera meninggalkan hyunjin dan felix berdua di dalam buss yang sudah dimatikan lampunya itu. keadaan gelap gulita, terminal besar tempat buss-buss kota nangkring pun tampak sangat sepi.
wajar, namanya juga dini hari.
hyunjin celingak celinguk memperhatikan keadaan di luar jendela. berada dimana dirinya dan felix saat ini, tidur dimana mereka malam ini? semua pertanyaan itu kini terlintas di benak hyunjin.
salahnya sendiri dari tadi tak tega membangunkan si jantung hati dengan alibi kasihan, dia capek padahal aslinya hanya ingin berlama-lama berdua. menyesal, hyunjin tau itu sudah terlambat.
"heh kebo, bangun tangan ku kebas!!"
dengan sekuat tenaga hyunjin pukul kening felix sampai bunyi pukulan nya terdengar di telinga.
felix mengaduh, nyawa belum terkumpul tapi ia terpaksa harus mengikuti hyunjin yang sudah duluan turun dari tempat gelap ini.
"sakit banget hyun, apa sih main pukul-pukul aja"
protes felix sambil memperhatikan lokasi mereka saat ini.
"loh ? ini kita dimana? sekarang jam berapa?"
"aku nggak tau ini dimana, tapi kata supir nya ini adalah terminal terakhir buss ini"
"HAH?????? KAMU GILA YA? KOK NGGAK BANGUNIN AKU? SEKARANG GIMANA CARANYA KITA PULANG?"
pukulan di bahu hyunjin terima, tapi hyunjin cuek, soalnya tidak sakit sama sekali.
"ya salah sendiri lah suka tidur kayak kebo, udah di bangunin nggak bangun-bangun"
"mana ada ya, kamu emang sengaja nggak bangunin aku kan? usil banget sih... besok aku ada kelas pagi"
"absen aja untuk satu mata kuliah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega [²] || hyunlix
Fanfictionhyunjin tak menyangka orang tuanya benar-benar mengirim dirinya tinggal di sebuah asrama. Terbiasa hidup mewah tentu membuat dirinya agak susah beradaptasi hidup di ruang sempit ini. Parahnya, asrama ini mengharuskan ia tinggal dengan orang lain...