16- present

1.7K 201 57
                                    

gorden yang menjadi penghalang sinar matahari untuk masuk kedalam ruangan kamar rumah sakit itu di buka dengan lebar oleh felix, jendela kaca yang tertutup akhirnya tampak.

sekalipun cuaca dingin dan bersalju, matahari tetap menjadi penghangat meskipun hanya sedikit yang berhasil tembus cahayanya.

salju turun diluar sana seperti hujan yang mengguyur pagi di kota ini. salju-salju yang turun itu bahkan ada yang menempel di dekat tepian jendela.

besok adalah hari natal tetapi felix harus terjebak di rumah sakit karena dirinya harus menemani hyunjin yang sudah di rawat sejak kemarin malam.

bisa saja jika dirinya ingin meninggalkan hyunjin dan merayakan natal bersama keluarganya, tapi felix tak se egois itu membiarkan roommate nya kesepian dihari penting nan sakral ini.

felix alihkan perhatian yang sejak tadi sibuk pandangi salju kini pandangi sosok yang masih tertidur pulas. tangan yang di perban cukup memprihatinkan. di pergelangan kaki pun sedikit membiru bahkan ada goresan luka di sekitar dengkul hyunjin.

felix beranjak, duduk di sofa yang terletak tak jauh dari kasur hyunjin, sambil dirinya menunggu sarapan hyunjin datang, ia pun membuat pesanan pohon natal mini yang akan dirinya jadikan hiasan di kamar ini.

lengkap dengan pesanan cake strawberry agar natal yang berharaga tak terlewatkan begitu saja.

setelah selesai membuat pesanan dan melakukan pembayaran secara online, felix simpan kembali ponselnya lalu mendekat ke arah hyunjin untuk perbaiki selimut yang hampir saja terjatuh.

selimut itu ia rapikan hingga menutupi sebagian dada hyunjin.

"morning" sapa hyunjin dengan suara khas orang bangun tidur.

saat tangan felix bergerak menyelimuti tubuhnya, ternyata hal itu mengganggu tidur sang alpha, perlahan hyunjin membuka mata dan memperhatikan felix yang tengah merawat dirinya.

"udah bangun? mau ke kamar mandi bareng aku nggak?" tanya felix dengan senyum tipis yang sialnya terlihat menggoda dimata sosok yang selalu lapar itu.

entah lah, jika berkaitan dengan felix, hyunjin mudah sekali terpancing, terlalu sederhana jika dikatakan ia terpancing karena senyum tipis sang omega kan?.

"harus banget di kamar mandi? kan disini bisa" ujarnya cepat sambil menepuk sisi kasur yang tersisa.

felix memutar mata malas. rasanya tak ada yang salah dengan pertanyaan yang ia beri, tapi memang pikiran kotor hyunjin tak dapat lagi terselamatkan. pertanyaan baik pun akan melenceng jika di gabungkan dengan imajinasi kotor yang ada didalam pikiran pemuda tinggi itu.

"pikiran kamu kemana, jangan mikir yang aneh-aneh, aku bantuin cuci muka dan sikat gigi"

pergelangan kiri hyunjin felix buat jadi merangkul pundaknya, sedangkan ia merangkul pinggang yang lebih tua beberapa bulan darinya itu.

langkah hyunjin begitu pelan akibat kakinya yang lecet, luka yang menegang itu terasa sakit jika di bawa berjalan.

"pelan-pelan hyun, awas lantainya basah"

akibat perbedaan tinggi badan, hyunjin harus sedikit membungkuk selama berjalan dan merangkul felix menuju kamar mandi.

setelah keduanya berhasil masuk, felix perlahan melepaskan rangkulan, ia mendekati toilet duduk dan membuka penutupnya lalu mempersilahkan hyunjin untuk buang air kecil dengan dirinya berdiri di samping kloset tersebut.

keduanya berhadapan, felix sedikit memiringkan kepalanya karena reaksi wajah hyunjin seolah ingin menertawakan felix. ia rasa dirinya tak melakukan kesalahan apapun, niatnya baik ingin membantu hyunjin bahkan sampai membukakan penutup toilet.

Omega [²] || hyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang