Beberapa Minggu lagi kampus Felix akan mengadakan kegiatan besar, segala perlombaan akademis di hadirkan disana, Felix di tunjuk menjadi salah satu panitia dikarenakan dirinya memiliki keteguhan dan lumayan pintar.
Selain berkontribusi menyusun soal, dirinya juga ikut andil dalam pembuatan properti agar fakultasnya terbilang kreatif selama perlombaan berlangsung.
Setiap hari dirinya selalu pulang malam dan berangkat pagi hari.
Saat Felix pulang, ia akan mandi, berganti pakaian kemudian langsung tidur saja.
Tak pernah perduli apakah roommate nya ada di dalam kamar mereka atau tidak ada. Dia hanya mengurus urusan nya sendiri.
Hyunjin cukup memperhatikan kalau akhir-akhir ini Felix memang jarang berada di kamar. Saat ia bangun pagi, biasanya ia sudah tidak bertemu Felix, anak itu sudah pergi.
Ketika dirinya pulang di malam hari, kadang Felix sudah tertidur dengan wajah yang mengenaskan karena sangat tampak raut kelelahan disana.
Semingguan ini hyunjin tidak mengusili Felix, meskipun ia tak suka roommate nya tapi hyunjin pun memahami akan batas kapan dirinya bisa mengusili felix dan kapan hal itu tidak perlu.
seperti saat ini, hyunjin duduk di kasur nya, keadaan lampu utama kamar sudah dimatikan menyisakan cahaya dari lampu tidur punya felix.
Sesekali ia melirik ke arah Felix, anak itu tidur begitu nyenyak, mungkin karena lelah dengan kegiatan kampus, Felix tidur jadi mendengkur lumayan keras sampai bisa hyunjin dengar dengan jelas.
Hyunjin sebenarnya tidak terganggu sama sekali, ia pun tau jika sedang sibuk dan kelelahan pastilah ada reaksi dari tubuh, tapi dirinya jadi punya stok untuk mengusili Felix, setelah anak itu tidak sibuk lagi nantinya.
Hyunjin berdiri, kini ia berdiri tepat di dekat batas garis yang ia gambar beberapa Minggu yang lalu.
"Kayaknya kalau aku melewati batas ini sekarang juga, dia nggak akan sadar"
Hyunjin melangkah dengan penuh hati-hati mendekati kasur Felix. Ia arahkan ponsel untuk merekam Felix yang tengah mendengkur itu.
Karena minim nya cahaya, hyunjin harus sedikit menunduk agar wajah Felix terekam jelas di kamera nya. Ia tak mungkin menggunakan flash, bisa saja Felix jadi terbangun dan dirinya akan mendapatkan hukuman karena sudah melewati batas.
Selesai dengan kegiatan merekam Felix, kini hyunjin tak lagi memegang ponselnya. Ponsel sudah ia simpan di saku celana miliknya.
Ia beralih memperhatikan dengan lamat wajah Felix. Entah lah, tidak tau, hyunjin tiba-tiba terdorong oleh rasa penasaran tentang roommate yang berbeda spesies dengan nya ini.
Selimut felix tidak menutup tubuh omega itu dan malah terbuang ke bawah sisi ranjang.
Meskipun cahaya nya remang-remang. Hyunjin dapat melihat betapa jenjangnya kaki Felix karena anak itu hanya mengenakan celana pendek, sangat pendek malah, di atas lutut sampai setengah pahanya terekspos, bahkan celana nya memiliki belahan pula di kedua sisi paha luar.
Kakinya terbilang lebih kecil jika di bandingkan dengan hyunjin, umumnya lelaki juga memiliki otot di kakinya, entah itu di betis atau di paha, tapi jika di perhatikan...... Felix tak punya itu, kakinya benar-benar mirip dengan kaki wanita.
Apa-apaan, bahkan tidak memiliki rambut halus sehelai pun, benar-benar mulus.
"Ini kenapa milih celana yg minim begini sih? Sengaja banget mau godain orang atau bagaimana?"
Hyunjin perhatikan lagi. piyama Felix bahkan terangkat sedikit sampai Belly tanpa lemak nya tampak di permukaan. tidak ada abs, hanya perut mulus saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega [²] || hyunlix
Fanfictionhyunjin tak menyangka orang tuanya benar-benar mengirim dirinya tinggal di sebuah asrama. Terbiasa hidup mewah tentu membuat dirinya agak susah beradaptasi hidup di ruang sempit ini. Parahnya, asrama ini mengharuskan ia tinggal dengan orang lain...