"tidak kah kau penasaran mengapa aku tiba-tiba menghilang dan tiba-tiba aku disini menemui mu?"
duduk bertopang dagu sambil memandang penuh wajah omega yang sudah dua tahun terakhir tak berkabar dengan nya.
hyunjin tidak berbohong, felix tetap sama, manis, cantik dan mempesona, ada aura dari felix yang membuat hyunjin selalu ingin memanjakan dan meratukan omega ini.
biar saja jika orang mengatai diri nya seperti seekor anjing yang taat pada majikan.
hyunjin tak keberatan sama sekali, bahkan jika felix meminta ia berlutut dan menyembah di kaki nya pun hyunjin sanggup melakukan itu.
mantra dari tatap mata yang melemahkan hyunjin, serta suara sendu memabukkan yang bisa membuat hyunjin meleleh kapan saja layaknya lava panas yang siap bakar apapun yang di lewatinya.
omega di depan nya ini sekuat itu....
sikap baik yang tak di buat-buat dengan ketulusan didalam nya itu ternyata mampu membuat pandangan hyunjin hanya tertuju pada dirinya sendiri.
sampai hyunjin tak lagi dapat melawan perasaan dan rasa benci yang dulu sangat hyunjin agung-agungkan. siapa sangka ia cinta mati pada omega? spesies yang dulu sangat menjijikkan di matanya.
hyunjin sangat ingin mengclaim felix sebagai miliknya sendiri secepat mungkin, tapi ia tak akan memaksa felix, ia akan melakukan nya dengan perlahan sampai felix nyaman dan mau menerima cinta nya tanpa keterpaksaan.
setiap kedua nya berdekatan, debaran di dadanya selalu sama. jika tak memikirkan kecanggungan setelah berpisah tiga tahun lamanya, mungkin hyunjin akan langsung memeluk omega ini sangat erat sampai keduanya sulit untuk bernafas.
dipikir-pikir lagi, dulu hyunjin hanya memperlakukan felix sesuai nafsu nya, hanya sebatas kepuasan semata, tanpa memikirkan bagaimana keadaan felix, apakah ia senang di perlakukan demikian atau tidak, hyunjin tak pernah memanjakan omega ini.
walaupun dulunya ia terlambat sadar bahwa dirinya telah jatuh hati, tapi dirinya masih enggan mengaku saat itu.
setelah ada nya pengakuan malah dirinya di tolak mentah-mentah, cinta nya bertepuk sebelah tangan bahkan sampai detik ini di tahun ketiga dirinya menaruh rasa pada si omega.
.
.
.
.sejak tadi, felix terus menghindari kontak mata pada hyunjin, mungkin rasanya berbeda karena telah menghilang cukup lama dan tiba-tiba muncul kembali. ada batas tak kasat mata berdiri tegap di tengah antara ia dan hyunjin saat ini.
"aku tak se-penasaran itu. kulihat kau cukup bersenang-senang dan muncul dengan sehat seperti ini, tak ada alasan bagi ku untuk penasaran mengapa kau menghilang dan tiba2 kembali lagi"
felix memasukkan suapan terakhir makanan nya kedalam mulut, abaikan hyunjin yang terus lekat pandangi dirinya.
"kau tak merindukan ku kah?" ujar hyunjin setelah memiringkan kepala nya sedikit sambil menopang kembali dagunya.
"padahal aku menghabiskan waktu dua tahun ini tanpa satu hari pun tak memikirkan mu, sedetik pun tak ku lewatkan membayangkan wajah mu, bahkan saat menutup mata ketika aku mau tidur, kau satu-satu nya orang yang muncul di bayanganku"
felix pandangi hyunjin sekilas, hyunjin masih sama, hanya yang ini terlihat lebih matang?. entah lah felix tak tau. tubuhnya makin terbentuk, meskipun hyunjin mengenakan Hoodie tetapi felix dapat melihat dengan jelas perubahan otot dan pertambahan lebar bahu nya.
lihat jari-jarinya, mengapa tangan hyunjin menjadi lebih cantik dan lebih panjang dari biasanya? jari itu adalah jari yang sama dengan jari yang dulu nya sering memberi ia kenikmatan dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega [²] || hyunlix
Fanfictionhyunjin tak menyangka orang tuanya benar-benar mengirim dirinya tinggal di sebuah asrama. Terbiasa hidup mewah tentu membuat dirinya agak susah beradaptasi hidup di ruang sempit ini. Parahnya, asrama ini mengharuskan ia tinggal dengan orang lain...