tubuh dua orang anak adam tergeletak begitu saja di atas kasur. terdiam tak bersuara sambil menatap langit-langit kamar di tempat tidur masing-masing.
kasur yang sudah di tinggal selama tiga hari itu terasa cukup dingin menandakan tak ada tanda-tanda kehidupan disana selama hyunjin dan felix pergi.
keduanya hanyut dalam lamunan, jauh menerawang isi pikiran di kepala masing-masing tanpa mau menginterupsi kegiatan satu sama lain.
hari ini keduanya memutuskan untuk kembali ke asrama, sudah cukup tiga hari menghilang dari dunia. absen kuliah, absen kerja, bahkan absen dari telfonan orang tua.
beruntung, baik felix maupun hyunjin memang tak menerima telfon dari kedua orang tua mereka.
orang tua felix percaya, anak nya adalah anak yang baik, belajar dan ambisius, cerdas dan tentu saja berprestasi, sudah pasti felix sibuk mengejar impian nya. karena mindset itu, orang tuanya tak khawatir sama sekali dan memilih tidak mengganggu felix kecuali hari minggu.
sedangkan orang tua hyunjin adalah orang tua super sibuk, bekerja 24/7, jangan untuk quality time, sempat menelfon anak saja dalam setahun bisa di hitung jari. apalagi hyunjin laki-laki dewasa dan papa mama nya sudah bercerai, sebagai seorang anak dari keluarga yang tak lagi harmonis seperti itu, mau hyunjin ada atau tidak bukan suatu yang di prioritaskan kan lagi. orang tua hyunjin tidak akan khawatir sekalipun hyunjin tak berkabar selama setahun kedepan.
"fel" panggil hyunjin tanpa bergerak atau bahkan menoleh ke arah omega yang dirinya panggil, memecah keheningan yang sudah berlangsung beberapa saat.
felix menoleh ke samping, tatap hyunjin tanpa membalas sapaannya, ia diam saja dan menunggu hyunjin untuk melanjutkan ucapan.
"dulu kita pernah buat kesepakatan untuk tidak berhubungan badan dengan siapapun kan?, maksud nya, kamu hanya ngelakuin itu dengan ku, gitu juga sebaliknya" ujar hyunjin yang kini menoleh dan menatap tepat ke mata.
"iya, aku ingat kita pernah bikin kesepakatan seperti itu, kenapa memangnya?"
hyunjin mengubah posisi menjadi duduk dan menghadapkan tubuh serta atensi nya kepada teman sekamar yang saat ini masih berbaring nyaman di kasur miliknya.
"gimana kalau seandainya aku atau kamu tengah menyukai seseorang dan kita berhasil pacari orang tersebut apakah kesepakatan kita ikut berakhir?"
tanpa banyak pikir, felix langsung menganggukkan kepalanya sebagai jawaban 'iya' dari pertanyaan hyunjin.
"otomatis akan berakhir mulai detik itu juga, karna kalau masing-masing sudah memiliki pasangan untuk apa lagi punya fwb?"
mendengar jawaban felix membuat hyunjin terdiam cukup lama sambil melempar pandangan ke arah luar jendela. berat, hyunjin tak mau.
"apa kau sedang menyukai seseorang, hyun?"......
*****
"lix" changbin melajukan langkah kakinya untuk menghampiri junior yang beberapa langkah lebih jauh darinya. setelah sampai, kini changbin menyelaraskan langkah kaki dan berjalan beriringan bersama felix.
"ini hari Sabtu, mengapa kakak ke kampus?" basa basi dari yang lebih muda karena memang seharusnya hari ini kampus mereka libur.
"sengaja, aku tau salah satu junior dari organisasi ku orang nya selalu tepat waktu kalau mengerjakan proyek organisasi, makanya aku kesini"
ucapan changbin jelas ditujukan untuk felix, beberapa kali felix melakukan hal yang sama, mengerjakan pekerjaan nya tepat waktu dan selalu sempurna hasilnya. changbin sudah mengamati semua itu makanya ia berani datang hari ini karena tebakan nya tak akan pernah meleset.
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega [²] || hyunlix
Fanfictionhyunjin tak menyangka orang tuanya benar-benar mengirim dirinya tinggal di sebuah asrama. Terbiasa hidup mewah tentu membuat dirinya agak susah beradaptasi hidup di ruang sempit ini. Parahnya, asrama ini mengharuskan ia tinggal dengan orang lain...