betewe guys.
ternyata di chapter 10 lix ama haje udah pernah kissing wkwkwk.author lupa
jadi mari kita anggap kissing yang di maksud lix belum pernah itu adalah kissing ketika keduanya udah taken contract aja ya?. gapapa kan?.
.
.
.
and... gimana cover baru book ini? bagus nggak?.
.
.
.
.
maafkan typo penulisan, kalau ada kesempatan nanti author benerin.
.
.
terimakasih yang sudah selalu memberikan support berupa komen dan tekan bintangnya.
your effort it means a lot for me guys.
.
.
.
yang memilih sider juga gapapa thanks ya udah luangkan waktu buat baca tulisan author yang tidak seberapa ini.
.
.
.
okey lets go.★★★★★
"kamu beneran nggak perlu aku tungguin kak? padahal kalau mau di tungguin aku nggak masalah kok, lagi pula aku kosong, nggak ngebonceng siapapun, kak ji udah pulang duluan tadi pakai taksi"
jeongin ambil alih tas felix yang sedari tadi selalu hampir terjatuh dari bahu omega menawan itu, kedua tangan felix penuh karena harus memeluk laptop dan sebuah banner yang digulung sehingga hal itu membuat dirinya kesusahan membenarkan tali tasnya sendiri.
tas felix jeongin sampirkan di bahu miliknya tanpa banyak ucap dan tetap lanjutkan perjalanan keduanya.
"gapapa, aku bisa kok nanti pulang sendiri." felix menolak halus tawaran yang jeongin beri padanya, ia kasihan jika jeongin harus menunggu hingga dirinya selesai.
berada di ruangan himpunan mahasiswa selalu memakan waktu yang tidak sebentar, bisa saja hingga malam menjelang.
apalagi sekarang masih pukul dua siang, harus berapa lama jeongin menunggu dirinya sampai pulang?.
"aku bakal lama pulang nya karna harus ke ruangan hima dulu, ada projek yang harus aku selesaikan hari ini."
felix dan jeongin berjalan beriringan karna kebetulan arah parkir dan arah ruangan hima itu sejalan. keduanya melangkah dengan alunan langkah yang tak terkesan terburu-buru.
tinggi badan yang timpang membuat keduanya tampak serasi apabila dilihat lebih seksama.
namun beruntung karena semua orang mengenal felix sebagai beta sehingga tak pernah ada yang mencurigai kedekatan keduanya melebihi kedekatan sebagai sahabat belaka.
"jam berapa pun kamu pulang, kalau butuh di jemput telfon aku, tunggu disini dan jangan kemana-mana." ujar jeongin setelah keduanya sampai di parkiran dimana motor jeongin di parkirkan.
felix menerima kembali uluran tas miliknya yang di bawa jeongin dan menyampir rapi di bahu sempitnya.
"iyaaa~, udah sana. hari ini kamu punya jadwal futsal kan? sana pulang, mandi dulu sebelum berangkat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Omega [²] || hyunlix
Fanfictionhyunjin tak menyangka orang tuanya benar-benar mengirim dirinya tinggal di sebuah asrama. Terbiasa hidup mewah tentu membuat dirinya agak susah beradaptasi hidup di ruang sempit ini. Parahnya, asrama ini mengharuskan ia tinggal dengan orang lain...