hyunjin tak menyangka orang tuanya benar-benar mengirim dirinya tinggal di sebuah asrama.
Terbiasa hidup mewah tentu membuat dirinya agak susah beradaptasi hidup di ruang sempit ini.
Parahnya, asrama ini mengharuskan ia tinggal dengan orang lain...
mobil hyunjin masih terparkir rapi di parkiran, keadaan mesin nya belum hyunjin hidupkan, masih nyaman dengan suasana sepi seperti ini, sesekali matanya melirik felix.
felix akui, suasana yang tengah mengitari mereka sangatlah canggung, ia sedari tadi sudah memasang ancang-ancang, duduk menempel di pintu mobil dengan badan miring menghadap hyunjin, kedua tangan mengepal membuat kepalan tinju yang ia arahkan ke wajah roommate nya tersebut.
jaga-jaga, felix takut hyunjin tiba-tiba menyerangnya. sedangkan hyunjin hanya menatap felix dengan jemari yang mengetuk-ngetuk di setir mobil, menunggu entah sampai kapan felix sanggup bertingkah waspada seperti itu.
"seharusnya kamu berterimakasih karena aku sudah membantu lepas dari manusia itu"
"tak ada yang perlu di ucapkan terima kasih, kamu melakukan semua ini karena sudah punya rencana aneh dibaliknya."
raut penuh telisik, tak ingin lengah sedetik pun, felix sadar betul bahwa dirinya kini dalam bahaya.
hanya berdua bersama alpha yang sudah terang-terangan mengakui akan memakan nya seperti ini, itu jelas membuat felix harus mencari cara supaya dirinya tetap selamat. setidaknya sekali lagi.
"kenapa melihat orang seperti itu? sudah tak sabar bertemu dengan 'adik ku? sabar lah sedikit lix, kita memang mau pulang ke asrama. atau mau di hotel terdekat saja?"
senyum semangat itu mengembang semakin penuh ditambah seringai tak luntur buat felix semakin merinding di buatnya.
"jangan percaya diri hwang hyunjin, siapa juga yang tak sabar, punya kamu tak cukup besar untuk memuaskan aku, jadi stop membanggakan milikmu yang tak seberapa itu, makasih banyak tapi aku sudah punya dildo yang kinerja nya tak kenal lelah, jadi aku tak membutuhkan pertolongan siapapun"
senyum seringai hyunjin luntur, apa katanya tadi?. tak cukup besar dan tak butuh bantuan siapapun?.
"munafik, kau membutuhkan ku fel, kamu terganggu dengan kehadiran ku dan enggan mengakuinya makanya kamu mencari pelampiasan kepada alpha yang tak memiliki kualitas seperti tadi kan?."
felix semakin memasang ancang-ancang, hyunjin melepas seat belt miliknya dan perlahan mendekat padanya.
kepalan tangan masih setia mengudara, siap meninju hyunjin kapan saja.