Bab 7 chat

13 2 0
                                    

_Happy reading_

Liora mengambil ponselnya yang terletak di samping buku. Ia akan menyudahi belajarnya hari ini, karena sudah cukup larut. Ia mengerutkan keningnya ketika mendapati pesan dari dua nomor tak dikenal.

+6286***
Ra, besok pulang sekolah kita ketemu di ruang OSIS

+6282***
Besok gue jemput

" Ini siapa sih? " Tanyanya pada diri sendiri. Ia langsung menekan nomor yang pertama mengirimkannya pesan.

WhatsApp

+6282***
Online

Today

Besok gue jemput

Siapa?

Ck. Pacar Lo, bian. Besok gue jemput ke rumah, kita berangkat sekolah bareng

Nggak. Gue nggak mau

Nggak ada penolakan, pokoknya gue jemput Lo besok. Jangan lupa save no gue!

Y

.

Liora memutar bola matanya malas.
" Nggak ada penolakan. Emangnya dia tahu rumah gue dimana?, nggak mungkin juga dia tau " ucapnya. Ia langsung menekan nomor ke dua.

WhatsApp

+6286***
Online

Today

Ra, besok pulang sekolah kita ketemu di ruang OSIS

Ini siapa ya?

Ini gue, Geo. Besok kita ketemu di ruang OSIS. Gue mau ngasih formulir buat ekskul Lo

Oke. Kalau boleh tau, ekskul apa ya?

Eits, rahasia

Huft. Oke

.

" Aaa nggak sabar banget buat besok, kira-kira Geo daftarin gue ke ekskul apa ya? " Tanyanya pada sendiri. Ia langsung mematikan ponselnya dan berbaring di kasur untuk tidur.

*

Liora berpamitan pada Salma dan Liam. Setelah itu ia langsung berjalan keluar. Ia memicingkan matanya guna melihat dengan jelas seseorang yang tengah duduk di atas motor di depan halte bus dengan memainkan ponselnya. " Itu siapa ya? " Gumamnya, ia langsung berjalan menuju halte bus.

Orang yang tengah duduk diatas motor itu mendongak saat menyadari ada orang yang datang. Orang itu tersenyum tipis.

Liora terlonjak kaget. " Bi-bian ngapain Lo di sini? " Tanyanya terkejut.

Fabian beranjak dari duduknya, lalu mengacak rambut Liora tanpa izin.
" Ya jemput pacar lah " ucapnya, dengan senyuman tipis.

Liora sempat terdiam beberapa detik, ada rasa aneh yang muncul ketika Fabian mengacak rambutnya. Dengan cepat ia memasang wajah biasa kembali, Ia berdehem pelan seraya merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan. " Gue nggak mau, lagian Lo tau darimana tempat tinggal gue? "

Me and The Basketball Leader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang