Prolog

50 3 0
                                    

_Happy reading_

" Yora, papa mau bicara sama kamu " ujar seorang pria paruh baya yang kini berusia 40 tahun itu.

Gadis yang dipanggil pun menoleh, lalu beranjak dari duduknya dan langsung berdiri di hadapan papanya.
" Ada apa? "

Pria yang bernama Liam Atmaja itu memegang kedua bahu putrinya itu. " Papa mau menikah lagi, dan itu sudah menjadi keputusan mutlak, kamu tidak boleh membantah "

Liora nampak terkejut, ia langsung melepaskan tangan Liam dari bahunya. " Apa papa bilang, mau menikah lagi? " Tanyanya tak percaya, matanya mulai berkaca-kaca.

" Apa papa tidak memikirkan ini terlebih dahulu, mama baru meninggal satu tahun yang lalu pah, secepat itu papa lupain mama? ". Ia menggeleng tak percaya, satu bulir air mata lolos dari sudut matanya.

Liam menghela nafasnya. " Bukan begitu Yora. Tapi papa butuh pendamping hidup saat ini, lagipula kamu juga pasti membutuhkan sosok ibu kan? "

Liora terkekeh, lalu menghapus airmata di sudut matanya. " Sosok ibu?, Yora nggak butuh, nggak akan ada yang bisa gantiin sosok mama di dunia ini "

Liam mengeram marah, ia mencengkram dagu putrinya. " Sadar Yora, mama kamu sudah meninggal, sudah sepatutnya kamu melupakan dia dan menerima calon mama baru kamu ". Ucapnya dengan penekanan. Ia langsung melepaskan cengkeramannya.

" Terserah. jangan harap Yora bakal menerima wanita gila harta itu sebagai pengganti mama " ucapnya sarkas.

Plak

Liora menoleh kesamping ketika Liam menampar pipi kirinya. Ia lalu menatap wajah papanya yang nampak emosi.

" jaga ucapan kamu Yora, papa tak pernah mengajari kamu berbicara seperti itu ". Dada Liam terlihat naik turun karena emosi.

Liora terkekeh. " Memang benar kan?, setiap wanita yang mendekati papa, pasti cuman mau harta papa saja "

Liam mengepalkan tangannya, ia langsung keluar dan menutup pintu kamar dengan keras.

Brakk

Tubuh Liora merosot ke lantai, ia menangis. Rasanya tidak mungkin papanya melupakan mamanya begitu cepat, padahal terlihat Liam sangat mencintai mamanya. Ia memegangi pipinya yang memerah akibat tamparan papanya. Ini pertama kalinya Liam menampar dirinya, dan rasanya sangat sakit.

*

" Bian " panggil seorang gadis, membuat lelaki yang sedang memainkan bola basketnya pun menoleh.

Gadis itu memberikan satu botol air mineral. " Ini buat kamu, pasti haus kan latihan dari tadi? "

Lelaki itu hanya bergeming, tak menerima botol itu, lalu kembali melanjutkan aktivitas nya.

Gadis itu terlihat kesal karena botolnya tak kunjung di terima. Ia memegangi ujung baju lelaki itu.
" Ihh bian, cepet ini ambil "

Lelaki itu berdecak, lalu menerima botol itu. " Puas Lo? "

Gadis itu tersenyum senang, namun tak bertahan lama, karena botol darinya langsung di lempar ke tong sampah. " Kenapa dibuang? " Tanya nya lirih.

Lelaki menatap datar dirinya. " Udahlah sera, Lo jangan ngejar-ngejar bian lagi, dia nggak suka sama Lo " ujar Alfian.

Elang mengangguk setuju. " Iya ser, mending Lo pacaran sama gue aja, soalnya bian alergi ulat bulu "

Suara tawa terdengar, membuat gadis yang bernama Sera itu mengepalkan tangannya. Ia lalu menatap penuh harap kearah lelaki itu. Namun lelaki itu hanya menatapnya datar.

" Pergi " ucapnya datar.

Sera tersenyum getir, ia kemudian mengangguk. " Oke. Tapi aku nggak akan nyerah, aku akan berusaha buat dapetin hati kamu ". Ia langsung pergi dari lapangan.

" Di liat liat, kasian juga ya si Sera " ucap Bayu, seraya menatap punggung Sera yang semakin jauh.

" Dih, Kasian apaan, orang suka gatel sama cowok lain, ya pantes lah bian risih di deketin terus sama tu cewek " balas Hanzo.

" Udah, lanjut latihan " ujar Fabian, Seorang kapten basket sekaligus salah satu motswanted di Astria High School.

" Oke " jawab mereka serempak.

.........


- Liora Stefany Atmaja

- Fabian Andeska Reitama

- Hanzo Oliver Bramajaya

- Hanna Olivia Bramajaya

- Alfiano Zafran Nugraha

- Bayu Arga Pramudya

- Elang Delvino Hatama

- Alsera Nazla Atmaja

- Geo Regandra Wijaya

- Cila Anastasya Bagaskara

- Dela Roseline Pratama

- Gendis Sabrina Siregar

Hai.., makasih udah kilk cerita ini dan mau baca. Ini cerita kedua arthour. Cerita ini juga sebagai cara arthour untuk melupakan sese-eh, maksudnya menyimpan seseorang di dalam sebuah cerita.

Me and The Basketball Leader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang